[31] . Lest's Break Up [Revisi]

20K 2.3K 60
                                    

"Eugh! " terdengar lengguhan dari seorang gadis yang kini terbaring nyaman di kasurnya.

"Bangun dek! " Alvin dan Alvi mencoba membangunkan Agnia yang tidur pulas.

"Apa an sih? " Agnia merentangkan kedua tangannya hingga mengenai Alvin dan Alvi.

Agnia sangat malas untuk bangun dan pergi ke sekolah, dia masih ingin bermalas malasan di kasur.

"Bangun dek! " pinta Alvi sambil menepis tangan Agnia secara halus dan perlahan.

Jika tidak harus ke sekolah pun Alvin maupun Alvi tidak akan tega membangunkan Agnia.

"Orang masih pagi juga! " rengek Agnia yang masih setia memejamkan matanya.

"Udah mau jam tujuh, kamu mau telat? " tanya Alvin, mencoba membujuk Agnia supaya mau bangun dari tidur.

Seketika Agnia duduk dengan mata yang terbuka lebar, jika terlambat pasti dia akan berurusan dengan Kania dan itu akan menyudutkan pihaknya dan berakhir dengan hukuman berat.

Agnia berlari sempoyongan masuk ke dalam kamar mandi, kali ini Agnia tidak ingin telat dan di ledek oleh Kania lagi seperti yang sering terjadi.

"TUNGGU DI LUAR YA BANG, AGNIA MAU MANDI DULU!! " teriak Agnia dari dalam kamar mandi.

Alvin dan Alvi menarik nafas kasar lalu keluar dari kamar Agnia, seharusnya sedari tadi gadis itu bangun.

Setelah selesai mandi Agnia langsung saja Agnia pergi keruang makan untuk sarapan bersama.

"Pagi Mah!" sapa Agnia sambil mengecup sebelah pipi Nathalia.

Wanita itu mengecup kening Agnia lalu melemparkan senyum yang menghangatkan hati Agnia hingga tanpa di sadari dia ikut mengembangkan senyum manis.

Agnia beralih mengecup pipi Alvin dan Alvi yang di balas si kembar dengan elusan di puncak kepala.

"Kamu berangat sama Abang aja, jangan naik motor." ucap Nathalia dengan suara lembut membuat Agnia mengangguk pasrah, tidak mungkin dia bisa melawan wanita yang mampu memberikannya kasih sayang seorang ibu dengan baik.

"Siap Mamah!" ucap Agnia sambil mengambil posisi hormat dan terkekeh kecil.

"Agnia di sekolah pacaran mulu Mah!" adu Alvi melirik ke arah Agnia yang sedang melotot garang ke arahnya.

"Oh ya? Sama siapa?" tanya Nathalia penasaran, kali ini dia akan menjadi ibu yang baik bagi ketiga anaknya walaupun Agnia hanya jiwa yang tersesat ke tubuh anaknya sekalipun.

Sebagai Ibu yang baik, Nathalia harus tau semua tentang anaknya dan harus mendukung apapun itu tapi tetap memberi arahan yang benar. Sudah cukup dia terpuruk karena masalalunya dan sekarang dia harus bangkit.

"Si Adnan Mah." jawab Alvin dengan senyum tipis.

"Cieee ... anak Mamah udah bisa pacaran." goda Nathalia membuat wajah Agnia merah padam karena malu.

"Mah!" rengek Agnia berharap berhenti di goda, wajahnya sungguh panas.

Mungkin jika temannya yang memergoki pacaran itu tidak apa-apa namun jika orang tua itu rasanya berbeda, sedikit memalukan.

Agnia memasang wajah masam saat Alvi malah semakin memojokkannya sedangkan Alvin malah ikut tertawa kecil.

Obrolan santai mereka terhenti saat Nathalia bertanya sambil menatap jam dinding.

"Kalian gak sekolah? Ini udah telat."

Baik Agnia, Alvin maupun Alvi sontak ikut melihat jam dinding. Mata ketiganya terbelalak kaget saat melihat sudah jam 08.12, yang artinya mereka sudah sangat terlambat.

Ketiganya langsung menyalimi tangan Nathalia secara bergantian lalu langsung berlari tergopoh gopoh menuju garasi.

***

Di sini lah Agnia, Alvin dan Alvi berada. Ketiganya sedang melakukan posisi hormat ke arah bendera yang berkibar di atas.

Sinar matahari yang terik membuat ketiganya semakin kesal.

Matahari bersinar, ku gendong tas merah ku di pundak

Lagu itu menemani ketiganya berdiri dengan guru bk yang sedang nengawasi mereka, jika menyangkut masalah Agnia memang Kania langsung yang turun tangan tidak melibatkan ketua osis karena kemauan guru itu sendiri.

Lengkap sudah penderitaan ketiganya, sudah lelah karena berdiri, kepanasan dan juga malu karena lagu anak anak yang terus di putar berulang kali. Bahkan wajah Alvin memerah sampai ke telinga karena panas dan juga malu.

Setelah bel istirahat berbunyi barulah ketiganya bisa bernapas bebas dan langsung ke kelas masing-masing untuk meletakkan tas.

Agnia berjalan ke arah kursinya yang berada di sebelah Adnan dengan senyum lebar namun langsung luntur saat melihat kursi miliknya di duduki seseorang.

"Itu kan ..., " gumam Agnia sambil mengingat orang itu.

"Asha?" lanjutnya.

Agnia tidak mungkin salah mengenali, orang itu adalah Asha. Orang yang pernah membully Agnia dulu, mengapa sekarang dia terlihat dekat dengan Adnan? Ada hubungan apa mereka.

Tubuh Agnia terasa kaku bahkan dia tidak mampu untuk sekedar membuka mulut dan meneriaki mereka berdua.

Cup!

Tangan Agnia terkepal melihat Asha dengan lancang mencium pipi kanan Adnan, dengan kemarahan itu Agnia mampu pergi namun tidak sengaja dia menabrak seseorang saat baru di ambang pintu kelas.


Semua orang menoleh begitu juga Adnan yang tadinya menatap tajam Asha kini menoleh ke arah Agnia dengan wajah terkejut apalagi melihat tatapan benci Agnia kepadanya. Dia yakin gadis itu melihat Asha mencium pipinya dengan lancang saat dirinya sibuk memainkan handphone yang padahal untuk menghubungi Agnia.

"Agnia! " panggil Adnan berlari menyusul Agnia.

Agnia menoleh lalu langsung berlari pergi, tidak mungkin dia melampiaskan amarahnya pada laki-laki itu. Adnan pun terus mengejar sambil meneriakkan namanya.

"Agnia! " Adnan menarik tangan Agnia untuk menatap ke arahnya. Mata gadis itu berkilat tajam membuat dada Adnan semakin sesak.

Agnia menarik nafas kasar lalu menatap Adnan dengan tatapan tajam, gadis itu berusaha untuk menahan emosinya sekarang.

"Tadi salah paham, dia yang lancang." ucap Adnan mencoba menjelaskan.

"Sekarang aku tanya, jika aku yang ada di posisi kamu, apa kamu akan marah? Apa kamu bisa untuk terima gitu aja? Gak masalah orang lain nyentuh aku?" tanya Agnia membuat Adnan terdiam dengan mulut terkantup rapat, lidah laki laki itu terasa kelu untuk menjawab.

Agnia menarik nafas panjang lalu menatap Adnan datar, amarah kini mengusai dirinya dan wajah laki-laki di depannya malah memeprkeruh keadaan. Wajah Adnan adalah alasan kemarahannya kali ini.

"Let's break up." ucapnya datar.

***

~ b y k h d j h ~

Selasa, 27 Desember 2022
Post ulang, Rabu
13 September 2023

Agnia [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang