Haven terus menatap Irfan selama perjalanan hingga sampai di rumah. Tak sekalipun Haven melepaskan pengawasannya. Itu semua karena tergoda dengan ucapan Irfan. Haven ingin tidak percaya, tetapi ingin percaya.
"Tidur, besok lagi ngliatin gue," minta Irfan saat keluar dari kamar mandi.
"Ila. Mau Ila."
Irfan melempar handuk ke sofa. Tangannya menggaruk kepala. "Kalo lo nggak rewel, besok bisa ketemu Qilla," balasnya.
Haven merengut. Ia merebahkan tubuh di kasur. Jika saja dirinya sedang dalam bentuk normal, ia akan mencekik Irfan agar tak main-main dengan ucapannya.
"Mau Ila ...."
Haven bergumam sembari menatap langit-langit kamar. Matanya mulai terasa berat. Semoga besok dirinya bisa bertemu Aqilla.
🌱🌱🌱
Sebuah boneka mungil yang lusuh diletakkan di meja. Lilin-lilin dinyalakan mengitari boneka. Sepasang tangan berkeriput menggosok daun kering, lalu melemparnya ke boneka.
Terdengar suara wanita tua yang tertawa. Suaranya yang serak mengisi seluruh ritual. Pada akhirnya ia selesai setelah mencabut ranting-ranting dari boneka.
"Kamu akan kembali ke bentuk awal."
🌱🌱🌱
"Haven, aku suka kamu. Ayo kita pacaran."
"Ayo."
"Haven! Aku nggak bisa hidup tanpa kamu!"
"Oke, aku akan temenin kamu."
"Haven, kenapa kamu jalan sama cewek lain? Bukannya kita pacaran?"
"Pacaran? Kayaknya cuma lo yang anggap status itu."
"Haven jahat! Kamu nyakiti perasaan aku! Kamu bakal terima balasannya!"
Haven melihat Mika melemparkan bubuk hitam. Sebuah cahaya muncul. Sangat terang dan menyilaukan mata. Ketika membuka mata, Haven melihat jari-jarinya mengecil begitu juga dengan tubuhnya.
"Gue kenapa?!"
"Itu balasan buat Pangeran Haven."
Haven mendongak. Mika berdiri dengan wajah angkuh. Haven berdiri ingin menangkap gadis itu. Namun, kakinya tersandung sehingga jatuh.
"Karma ini bakal bertahan selamanya!"
Haven berteriak, "Nggak!"
Di saat itulah Haven bangun. Ia duduk, lalu meraup wajah. Rupanya itu tadi hanyalah Mimpi. Mimpi yang sangat nyata karena berisi ingatan-ingatannya.
"Ngagetin aja," lirih Haven.
Beberapa saat kemudian, Haven merasa ada yang aneh. "Eh? Gue bisa ngomong?" monolognya.
Haven meraba wajah. Lalu, ia melihat tangannya yang berubah ukuran. Haven menepuk pipinya. Setelah merasa sakit, ia yakin dirinya sedang tidak bermimpi.
"Gue balik normal!" seru Haven.
Irfan terganggu dengan suara Haven. Ia membuka mata, lalu terdiam menemukan seorang laki-laki berada di sebelahnya. Irfan duduk. "Lo siapa?" tanyanya dengan pandangan yang masih buram.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince's Curse
Teen FictionHati-hati dengan hati wanita. Karena jika menyakitinya, kamu bisa jadi bayi. * * * Diberkati dengan paras rupawan serta tubuh proporsional, Haven sangat memanfaatkan kelebihannya. Remaja jangkung itu memikat banyak perempuan kemudian mencampakkan me...