Hari sudah mulai gelap, aku masih belum beranjak dari kasurku. Dari sejak kinan mengatakan itu, aku bahkan tidak berani menatap wajahnya. Dia hanya bersikap seperti tidak terjadi apa apa.
"Arghhhhhh" aku berteriak didalam bantal agar bisa melupakan moment itu.
Aku lupa apa yang kubaca tadi siang. Tidak ada yang kupikirkan selain moment itu.
"Sayangg, makan malam dulu" teriak bunda setelah mengetok pintu kamarku.
Teriakan bunda menyadarkanku dari lamunan. Aku melepas bantal yang menutupi wajahku "iya bund, bentar" jawabku.
Mendengar jawabanku, bunda kembali kebawah.
"Huft" aku menghembuskan nafas dan bangun dari rasa bersalahku. Aku duduk ditepi kasur lalu menatap payudaraku "kenapa kalian yang lebih dulu menciumnya" ucapku menyesal.
--
Aku turun tangga dengan wajah yang lesu. Biarlah jika bunda mengkhawatirkan itu. Aku hanya perlu bercerita apa adanya.
Aku mencium bau yang sedap, ternyata berasal dari dapur. Terlihat bunda sedang sibuk dengan masakannya.
*Srrkk* Suara kursi yang kutarik agar memberinya jarak dngan meja. Disusul suara *dugh* Aku menjatuhkan pantatku di atas kursi.
"Apa yang terjadi? Kamu gagal menciumnya lagi?" Tanya bunda tanpa melihatku. Bagaimana dia bisa tahu aku sedang tidak baik baik saja?
Aku menyandarkan kepalaku ditanganku "Hentikan itu bunda, kinan adalah perempuan normal. Aku tidak akan bisa memilikinya" menjawab bunda tanpa rasa semangat.Bunda membalikkan badannya sambil membawa panci ditangannya. "Kalau begitu kenapa dia berdandan hanya untuk pergi denganmu?" Berjalan menuju meja makan.
"Dia memang suka berdandan" jawabku yang tidak ingin berharap lebih.
"Yayaya bunda hanya melihat dari kaca mata bunda, lalu apa yang membuatmu seperti ini?" Tanya bunda sambil memberiku piring dengan nasi diatasnya.
Aku menerima piring yang diberikan bunda "Aku lupa memakai bra saat pergi bersamanya, dan dia menyadari itu" jawabku merasa malu.
Bunda yang sedang membersihkan sendok dan garpunya pun tertawa setelah mendengar penjelasanku "hahaha, bagaimana dia menyadarinya? Sebenarnya apa yang kalian lakukan disana?" Tanya bunda yang sedang berpikiran jorok tentangku dan kinan.
"Hentikan pikiran itu bunda, itu hanya sebuah accident" jawabku sambil mengambil ayam bumbu balado didalam panci.
Bunda mengunyah makanan dimulutnya "Hmm" merespon puas dengan jawabanku.
"Itu adalah kebiasaan burukmu, pakailah meskipun menyebalkan" melanjutkan pembicaraan setelah selesai mengunyah.
Aku tidak merespon kalimat ibu dan tetap melanjutkan makan.
Setelah keheningan sejenak "Jika tidak, payudaramu akan menjadi seperti milik bunda" ucap bunda yang berusaha menakut-nakutiku.
Aku tersedak mendengar itu, dan mengambil segelas air untuk diminum. Tidak ingin melanjutkan pembicaraan, aku hanya diam dan melanjutkan makan.
--
Aku sudah gosok gigi, sekarang waktunya untuk tidur. Itu keinginanku saat ini agar tidak dihantui rasa malu lagi. Keluar dari kamar mandi aku menuju tangga.
Bunda sedang menonton tv. Matanya beralih setelah melihatku keluar dari kamar mandi. "Tidurlah, agar bunda tidak susah membangunkanmu besok" tegurnya, kembali menonton.
"Iya," jawabku sambil menaiki anak tangga. "Kalau saja bisa" tambahku dengan suara yang lebih pelan.
--
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Peran (GirlxGirl)
Poesía18+ (GirlxGirl) [On Going] First publish (14-12-2022) Original story by @sadartsy. Deskripsi: Sudah 2 tahun lebih aku menyimpan rasa pada kinan sahabatku, kini aku ingin mencoba mengungkapkan perasaanku kepada kinan. Tapi sebelum aku bisa mengungkap...