Kanya Kalista Derana

1.2K 129 23
                                    

"cinta adalah kekuatan liar. Ketika kita mengendalikannya, itu menghancurkan kita. Ketika kita memenjarakannya, itu memperbudak kita. Ketika kita mencoba memahaminya, itu membuat kita merasa tersesat dan bingung."

Paulo Coelho, dari buku yang berjudul "The Zahir: The Novel of Obsession"

--

Aku terbangun, aku melihat cahaya yang begitu terang menusuk mataku ketika aku membukanya. Aku mengangkat tanganku menghalangi cahaya itu menerangi mataku. Namun mataku masih belum siap untuk melihat. Seketika aku mencium aroma yang sangat familiar seakan menenggelamkan ku untuk menikmatinya sambil terpejam. Aku tersenyum tanpa ingin tahu siapa sumber aroma itu, karena aku sudah tau pemilik aroma itu adalah orang yang selalu ku pikirkan setiap saat.

"Berhentilah tersenyum seperti orang bodoh" ucapnya, seperti mewujudkan apa yang kuinginkan, kupikirkan, hadir saat ini.

Aku tersadar bahwa orang yang kuinginkan, kupikirkan, kini ada didepanku. Segera membuka mataku seperti benar-benar ingin melihat bagaimana mimpiku terwujud.

Aku melihat seorang wanita yang sedang berdiri didepan kaca hanya menggunakan rok dan bra, tidak begitu jelas karena cahaya yang masih begitu terang untuk mataku. Hingga membuatku susah membedakan dia antara manusia atau bidadari yang kehilangan sayapnya. Dia sedang mengikat rambutnya sambil melihat ke arah cermin yang memantulkan bayangannya dari kepala hingga kaki. Aku segera memfokuskan pandanganku, memaksa mataku menerima cahaya matahari agar tidak melewatkan moment ini.

Dia lalu bergerak menghadapkan badannya sehingga aku dapat melihat bagian depan tubuhnya. Sekarang aku melihat jelas kecantikan wajahnya, kemulusan kulit yang membungkus tubuhnya, dan keindahan matanya yang menatapku seolah ingin segera menerima responku.

"Udah?, Udah puas ngeliatin badanku?" Tanyanya dengan nada yang jutek. "Mandi sana udah jam setengah 7 nih" mintanya agar aku segera mandi.

"Hehehe" jawabku yang bingung harus berkata apa. Aku lalu beranjak dari kasur dan mencoba mendekatinya "good morning" ucapku sambil tersenyum mengharapkan senyuman balasan darinya.

Namun bukan ucapan selamat pagi yang ku terima. "Oh shitt,, no, noya stop it!" Ucapnya dengan raut wajah yang bagaikan melihat seekor singa yang siap menerkam.

Aku menatap matanya dengan begitu dalam berusaha menyatukan pikiran kita. Sambil berjalan mendekatinya kuturunkan pandanganku kearah bibir itu ingin segera mendaratkan bibirku kesana.

Kinan perlahan melangkah mundur dan terus menatapku dengan wajah takutnya. Melihat wajah takutnya yang begitu menggemaskan, alih-alih mengurungkan niat itu malah menjadi semakin bergairah.

"Please, stop noya" mintanya. kini tidak ada langkah mundur, tembok seakan membantuku mendekatinya.

"Mulutmu mungkin bisa menolaknya, tapi tubuhmu menginginkanku" ucapku dengan wajahku yang tepat berada didepannya membuat hidung kami menabrak satu sama lain.

Kinan memegang bahuku seolah membiarkan tanganku meraba setiap sela tubuhnya. Dia bahkan tidak berani menatapku, membuang pandangannya kelantai.

Aku menciumi lehernya hingga tulang selangka yang membuat area lehernya begitu indah. Aroma ini, aroma inilah yang membuatku ingin lagi dan lagi menciumnya. Sungguh ini membuatku begitu candu, aku tidak ingin melepasnya.

Aku menarik badannya membuat jarak pada tubuh kami hilang dan menyatu. Tidak ingin melihatku, dia memejamkan matanya. Aku tau dia juga menikmatinya tapi mungkin ini terlalu cepat baginya. Aku menaikkan roknya tanganku menyelinap dalam celana dalamnya membuatku merasakan kenyal bokongnya.

"Emh" ucapnya lirih seperti tak bisa menahan nikmat yang diarasakan. Wajahnya memerah, tangannya segera menutup mulutnya, mungkin dia malu telah mengeluarkan suara itu.

Sesuai Peran (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang