Past Travel

417 74 48
                                    

Jangan lupa follow sadartsy ya guys, biar dapet notifikasi update chapter terbaru.

Selamat membaca...

**

"Sam!. kemana aja?, aku cariin juga" teriak seseorang memotong ucapan samantha dari ujung ruangan yang menjorok jauh ke dalam taman bermain.

Aku dan samantha lalu menoleh ke arah sumber suara itu. Kulihat kinan menggunakan dress bercorak bunga, berjalan keluar dari ruangan yang terlihat seperti kelas. Rambut barunya yang terlihat sedikit lebih pendek dan bergelombang membuatku sedikit susah mengenalinya. Tapi untung saja matanya tidak pernah berubah, selalu saja dapat membuatku membeku di hadapannya. Dan wangi parfumnya yang kembali meyakinkanku bahwa wanita di depanku adalah yang selama ini ku pikirkan pada bangun dan tidurku. Aku dan kinan lalu saling menatap satu sama lain, hingga akhirnya samantha mengganggu perhatiannya.

Samantha dengan sigap berjalan mendekati kinan disaat kinan juga berjalan ke arahku. "Maaf nyonya, saya sedang mengantarkan nona noya kepada anda" ucap samantha sambil menunjukku disaat badannya sedikit menunduk.

Kinan melipat kedua tangannya, dan memutarkan kedua bola matanya mendengar jawaban samantha. "Bukan kah sudah ku bilang padamu untuk tidak memanggilku 'nyonya' sam" ucap kinan kepada samanta, layaknya bos kepada karyawannya. "Angkat kepalamu" timpalnya lagi.

"Maaf kin-kinan" jawab samantha dengan ragu saat ia mulai menegakkan badannya.

Setelah melihat samantha dengan wajah kesalnya, kinan lalu melihatku dengan wajah yang tidak berubah. Tubuhku lalu melemas seketika di depannya, seakan tatapannya dapat melumpuhkan fungsi otot ototku. Kinan mengalihkan tatapannya lalu berbalik untuk melangkah pergi. Hening lalu menghampiri kami, hanya langkah kakinya yang dapat terdengar selain detak jantungku sendiri. Tubuhnya sudah pergi meninggalkanku beberapa langka, tapi wangi parfumnya masih saja membuatku terdiam.

Aku lalu melihat samantha yang sedang menunggu di sampingku, tersenyum disaat aku sungguh merasa malu didepannya. "Kin, kinan" panggilku yang hanya bisa melihat punggungnya. "Tunggu, ada yang mau ku omongin" ucapku sedikit mempercepat langkahku untuk mengejarnya. Melihatku sudah melangkah, samanta lalu ikut melangkah mengejar kinan.

"Ikutin aku" ucap kinan tanpa melihatku, mempersilahkan ku untuk mengikutinya.

Kami lalu berjalan, berbaris melewati jalan setapak yang hanya selebar rentangan tanganku. Kinan yang berjalan di depanku sungguh sangat mengundang mataku untuk melihat lekuk tubuhnya, berlenggak lenggok di depanku.

Kinan lalu menghentikan langkahnya saat mataku terfokus melihat keindahan kakinya, membuatku hampir menabrak tubuhnya jika reflek ku tidak begitu cepat. Kinan lalu berbalik melihatku, menatap ku tajam menusuk mataku. Aku mengernyitkan dahiku bingung, apa yang ia inginkan?. Aku lalu melangkah mundur untuk sedikit menjauh dari tubuhnya.

"Sudah kuduga, jaga matamu" ucap kinan sambil menunjuk mataku. Jari telunjuknya begitu dekat dengan mataku membuatku harus menarik kepalaku, takut jika ia mencolok bola mataku. Tanpa memperdulikan reaksiku, kinan lalu membalikkan badannya untuk kembali melanjutkan langkahnya.

"Hey,, apa maksudmu?" Tanyaku tersinggung. Aku mengernyitkan dahiku lalu mengangkat bahu dengan kedua tanganku seperti menahan nampan. "Kamu terlalu berlebihan menilai ku" timpal ku membela diriku sendiri.

Sesampainya di depan bangunan kelas, suara berisik anak anak mulai terdengar dari dalam bangunan itu. Aku dapat melihat beberapa anak anak berlari lari di depan papan tulis. Di tengah kebisingan itu, tiba tiba terdengar suara tangisan dari salah satu anak kecil dalam kelas. Anak itu lalu menyadari kedatangan kami, ia langsung  berlari menangis menuju kinan. Seiring kerasnya suara tangisan anak itu, seketika kelas menjadi hening. Semua anak di dalam kelas itu lalu terdiam menghentikan semua kegiatannya.

Sesuai Peran (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang