Semilir angin bertiup membawa pesan,
Mengugurkan daun, menghapus jejak, melupakan waktuBagaimana bisa kamu memberikan perasaan?
Disaat kamu tahu sulit bagi kita untuk menyatuKini cintamu semakin membelenggu,
mengekang rindu, memberimu canduTapi bagaimana denganku?,
Tidak ada rindu, hanya sedikit rasa nafsuAdakah kesimpulan yang terbentuk dari kesalahan,
Dimana penyesalan selalu menghantui pada jalan menuju pulang.Adakah harapan yang masih sempat tersisa kan,
Ketika peluang hanya akan menjadi terulang.--
Daun daun kering yang bergerak tertiup angin menciptakan suara yang mengganggu pikiranku. Telapak tanganku berusaha menutup telinga, meredam suara untuk membiarkan otakku berfikir. Mataku berulang kali membaca soal ujian, entah apa yang membuatku susah untuk berkonsentrasi.
Aku dapat mendengar suara bisikan dari beberapa murid, berinteraksi satu sama lain ketika tatapan ms. Elena kembali kepada handphonenya. Aku masih berusaha fokus pada soal di tanganku, menerjemahkan soal bahasa inggris agar mendapatkan suatu jawaban. Sesekali aku melihat radi yang sedang fokus mengerjakan soalnya di depanku. Setelah itu aku mencoba melihat miko yang sedang menunduk untuk menyembunyikan wajahnya dari ms. Elena menggunakan lembaran soalnya. Mata miko bergerak mencari sesuatu pada setiap meja di sekitarnya, berharap ia mendapatkan jawaban dengan itu.
Sampai akhirnya mata miko tertuju padaku, melihatku dengan penuh harapan di dalam matanya. Aku mencoba memenuhi harapan di dalam matanya, bertanya apa yang sedang ia butuhkan. Aku lalu mengangkat daguku dan alisku seperti ingin mengatakan "ada apa?". Miko dengan sigap melihat lembar jawabannya, mencari soal nomor berapa yang belum ia jawab. Aku lalu kembali melihat soalku, berpura pura untuk terlihat biasa saja ketika ms. Elena kembali melihat suasana kelas untuk memastikan keadaan tetap terkendali. Semua murid kembali dengan lembar soalnya masing masing ketika mereka tahu ms. Elena sedang memperhatikan kami satu persatu.
Tatapan ms. Elena lalu tertuju pada wajah miko yang tertutup lembaran soal di depan nya. Aku lalu menggeser pandanganku pada miko yang masih belum sadar bahwa ms. Elena sedang memperhatikan nya. Miko kembali menatapku dengan tatapan penuh harapan nya, melepas tangan kanannya nya dari lembaran soal yang menutupi wajahnya dari tatapan ms. Elena.
"Dua puluh tujuh, dua puluh delapan" miko menggerakkan bibirnya disaat ia melihatku menatapnya, berusaha mengatakan itu tanpa bersuara. Sambil tangannya memberi isyarat dengan jari jarinya.
Sisi kanan lembaran soal milik miko lalu melayu disaat miko melepaskan pegangan nya, membuat ms. Elena kini dapat melihatnya dengan jelas. Miko masih menatapi ku menanti jawaban yang akan ku beri disaat ia belum sadar ms. Elena sedang memperhatikannya. Aku dengan cepat membuang wajahku, menunduk kembali berpura pura untuk mengisi lembar jawabanku agar ms. Elena tidak mencurigai ku. Aku dapat merasakan tatapan ms. Elena yang sedang memperhatikan ku setelah ia melihat ke arah miko memandang.
"Miko, is there anything you want to ask?" Tanya ms. Elena mencuri semua perhatian murid yang sedang mengerjakan soal ujian.
Miko lalu terkejut dan menatap ms. Elena dengan wajah pucatnya, "not-nothing ma'am" jawab miko sambil merapihkan cara duduknya.
Semua perhatian menuju miko membuat suasana semakin tegang. Aku sesekali melirik melihat miko merasa bersalah kepada nya.
"can you do it yourself?" Ms. Elena bertanya secara tegas sebelum ia kembali melihat setiap murid. Setiap murid lalu kembali fokus kepada soal ujiannya masing masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Peran (GirlxGirl)
Thơ ca18+ (GirlxGirl) [On Going] First publish (14-12-2022) Original story by @sadartsy. Deskripsi: Sudah 2 tahun lebih aku menyimpan rasa pada kinan sahabatku, kini aku ingin mencoba mengungkapkan perasaanku kepada kinan. Tapi sebelum aku bisa mengungkap...