Adelina's Orphan Home

433 83 18
                                    

Jangan lupa follow sadartsy ya guys, biar dapet notifikasi update chapter terbaru.

Selamat membaca...

**

Isi kepalaku seperti perahu
Terombang ambing dalam ruang dan waktu
Lepas kendali, kini pikiranku melayang ditarik rindu
Hingga berlabuh pada kenangan masa lalu

Namamu begitu erat melekat
Sering kali mengundang rindu yang begitu pekat.
Ku coba untuk bangkit dalam waktu yang singkat,
Tapi selalu gagal ketika ku kembali mengingat.

Kini engkau kembali dengan sangat mudah
Membawa perasaan yang membuatku merasa bersalah
Haruskah ku berbalik arah?
Disaat diriku sudah jauh melangkah.

sadartsy

--

Sama seperti semalam, sedih masih akrab merangkul hingga tubuhku merasakan hangatnya sinar matahari. Air mata yang mengalir tadi malam membuatku sedikit sulit membuka mataku. Sedang terangnya pagi memaksa untuk segera membuka mata dan menyambut hari baru. Jendela kamarku terlihat terang dengan gorden yang sudah terbuka. Cahaya matahari pagi sudah lebih dulu memasuki kamarku, menerangi wajahku hingga membuat mataku terasa sedikit perih saat melihatnya. Ku coba mengangkat tangan dan membuka telapak tanganku untuk menutupi mata dari cahaya itu. Aku kembali mencoba membuka mataku perlahan, mencari keberadaan seseorang yang harusnya berada di sampingku. Tangan kiriku mencoba meraba raba bagian kiri kasurku, berharap menemukan kehangatan dari tubuh seseorang. Tapi apa yang ku lihat?, yang ku lihat hanya sisa bayangmu yang melekat pada bantalku, dan wangi aroma tubuhmu yang masih melekat pada selimutku. Kini kembali ku merasa sepi tanpa mu, tapi apakah aku benar benar layak untuk memintamu kembali. Kamu meninggalkanku bersama rasa bersalah tanpa akhir, yang memang sangat pantas untuk ku terima.

Aku mencoba bangkit dari tidurku, menegakkan badanku lalu mengusap wajahku dengan ke dua tanganku. Sambil menikmati pemandangan dari jendela kamarku, aku mencoba mengumpulkan kembali nyawa yang belum terkumpul sepenuhnya. Sesekali ku membersihkan bekas air mata di ujung mataku, berharap dapat sekaligus membersihkan semua kesedihanku. Terlihat jalanan rumahku sudah ramai di lalui tetanggaku yang tengah berolah raga di depan rumah mereka masing masing. Aku lalu membuka jendelaku berharap dapat menghirup aroma segar tanpa polusi kendaraan bermotor.

*Tok, tok, tok* terdengar suara ketukan pada pintu kamarku disertai suara pintu kamarku yang terbuka beberapa detik setelahnya.

"Noyaaa" panggil bunda dengan sedikit berteriak sambil membuka pintu kamarku. Ia lalu melihatku yang juga tengah melihatnya dengan bingung. Tercipta keheningan dalam beberapa detik ketika kami menatapi wajah kami satu sama lain.

Aku kembali mengucek ucek mataku untuk menghilangkan kotoran pada mataku. "Hmm" jawabku untuk menjawab panggilan bunda yang tepat berdiri di depan pintu kamarku.

Bunda lalu berjalan memasuki kamarku sambil tersenyum tipis padaku. "Baru bangun ya cantik?" Tanya bunda dengan nada yang sedikit menggoda di tengah langkahnya mendekatiku. sesampainya ia di samping kasurku, bunda lalu duduk sambil memelukku dan menarik badanku agat mendekat pada tubuhnya.

"Aaaagh bundaa" teriak ku dengan manjanya, meskipun aku sedikit risih dengan pelukan nya. aku lalu menyandarkan punggungku padanya sambil berusaha sedikit melepaskan pelukan nya. Bunda terlihat tidak perduli dengan itu, ia malah menarik kepalaku untuk dapat menciumi wajah dan leherku dengan brutalnya. "Iiiishh" ucapku lagi sambil menarik wajahku menjauh darinya.

"Kanya tumben langsung pulang subuh tadi?" Tanya bunda setelah melepaskan pelukan nya.

Aku lalu kembali melihat keluar jendelaku, menghindari tatapan langsung darinya. "Emm... Ga tau aku, aku aja baru bangun" jawabku dengan santainya seakan tidak tejadi apa apa.

Sesuai Peran (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang