Naomi

771 108 2
                                        

Kedip matamu seakan memberitahu ragu di dalam hatimu,

Tapi malam itu bintang-bintang memayungi malam kita

bahkan benda-benda luar angkasa seakan melukis ditengah gelap malam

Tidakkah kamu merasa, semesta dan segala isinya menyatukan kita.

Meskipun hanya malam ini saja,

Meskipun ditengah sorak sorai yang mengelilingi kita.

Apakah kamu merasakan apa yang sedang ku rasakan?

@sadartsy

--

-FLASHBACK-

Point Of View by Kinan Adelina.

"Hay larry, lama tak berjumpa!" Sapa kivan kepada salah satu laki-laki yang duduk didepan rumahnya. Sambil berjalan menggenggam tanganku menuju rumahnya.

"Boss, aku akhirnya bisa melihatmu lagi" jawab laki-laki itu sambil menunduk melirik kearahku.

"Tentu saja, aku tidak akan membiarkanmu disana dengan waktu yang lama" jelas kivan sambil menepuk punggung laki-laki itu.

Laki-laki itu mulai berani menatapku sepenuhnya, kivan melihat hal itu lalu "dia pacarku, katakan pada semua laki-laki ditempat ini untuk tidak mengganggunya" ucap kivan sambil menggenggam rahang laki-laki itu.

"Ba-baik boss, aku akan menjaganya" ucap laki-laki itu dengan gugupnya setelah kivan melepaskannya.

Aku mencoba mengajak noya untuk menemaniku dipesta yang membuatku takut ini, tapi kivan berusaha untuk menghentikanku. Aku selalu menolak ajakan kivan untuk naik ke kamarnya, kurasa aku tidak ingin melakukan itu saat ini. Tidakkah ia bisa mengajakku disituasi yang tepat?.

--

Suara lagu electronic dance musik menguasai ruangan ini, menutupi suara sengau muda mudi yang sedang bercinta. Pemandangan semi porno dapat kamu temui di setiap sudut ruangan ini. Seorang pelayan selalu mengisi gelasku lagi setelah aku meminumnya. Aneh sekali dalam keramaian aku merasa sangat kesepian.

Aku beranjak dari sofaku, mencoba bertanya pada pelayan itu.
"Permisi, bisakah aku tahu kemana perginya kivan?" Tanyaku kepada seorang pelayan.

"Maaf nona, tuan kivan tidak memberitahukan hal itu kepada saya" ucapnya sambil menundukkan badannya.

"Kalau begitu bisakah kamu memanggilnya untukku" mintaku kepada pelayan itu.

"Maaf nona, saya hanya diperintahkan untuk menjaga nona untuk menunggunya disini" ucap pelayan itu dengan tenangnya.

Aku sedikit kecewa atas perlakuannya, lalu kembali duduk disofa mewah itu. Apa yang sedang kivan lakukan?, Kenapa dia membuatku menunggu ditempat yang membuatku bosan ini?.

"Nona bisa mengatakan pada saya jika nona membutuhkan sesuatu" ucap pelayan itu lagi ketika melihat wajahku cemas.

"Aku harus ke toilet, bisakah kamu memberi tahuku dimana letakknya?" Tanyaku sambil memegangi perutku untuk menyempurnakan aktingku.

"Saya akan mengantarkan anda ke toilet" jawab pelayan itu sambil melangkah kedepan.

"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri" ucapku yang tidak ingin terus di awasi olehnya. Aku mencari alasan untuknya dapat pergi dariku "bisakah kamu menyiapkan beberapa cemilan untukku saat aku kembali dari toilet" perintahku kepada pelayan itu untuk meninggalkanku sendiri.

"Baiklah, saya akan menyiapkannya sebelum nona kembali" ucap pelayan itu sebelum meninggalkanku.

Aku segera pergi dari sana untuk mencari keberadaan kivan, berbaur dengan banyak orang dipesta itu. Aku menggunakan masker untuk menutupi wajahku setelah melihat beberapa wajah yang ku kenali dipesta itu.

Sesuai Peran (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang