Art Exhibitions

1K 53 52
                                    

Jangan lupa follow ya guys, biar dapet notifikasi update chapter terbaru.

Selamat membaca...

**

"rela"

Ini bukan tentang bagaimana aku melupakan
Juga bukan dendam dan kebencian
Ini hanya perihal cinta yang terdalam
Kepada ia sang penghibur malam.

Rasa sakit selalu membuat kita sadar
Bahwa di dunia kita semua sejajar
Alam semesta pun tahu
Di mama tempat kita menuju

Kini janji kita hanya sekedar gurauan,
Dan harapan yang tak pernah terwujudkan
Lantas kenapa kau masih ragu?
Jika perpisahan adalah jalan terbaik antara aku dan kamu.

sadartsy

--

"Makasih" tambahnya sebelum ia pergi dari hadapanku. Kinan lalu melangkah membelakangi ku, seperti tanpa perduli dengan perasaanku. Kivan yang melihat kinan menghampirinya, ia lalu membalikan badanya dan pergi dari pintu kelasku bersama-sama.

Lagi lagi kinan memilih laki laki itu, meskipun ia sudah berkali kali melihat penghianatan dari kivan pacarnya. Aku lalu menunduk termenung melihat buku tulis ku, buku tulis yang tercoret nama kinan di sampulnya. Apa yang harus ku lakukan? Kinan dan kivan sudah dijodohkan oleh orang tuanya. Dan kinan juga tidak terlihat bahwa ia menentang perjodohan itu. Tidak mungkin bagiku untuk menghancurkan semua itu, siapa lah aku di mata orang tuanya?. Dan yang paling penting dari semua itu, aku adalah wanita dan kinan juga wanita.

"See?" Ucap azka dengan tiba-tiba. Matanya masih melihat buku itu, bahkan saat ia sedang berbicara denganku.

Aku menoleh melihatnya, bingung dengan apa yang dikatakannya "Apa?".

Azka menghembuskan nafasnya, terlihat kesal. Lalu menatapku dengan tatapan datarnya ketika ia menutup buku yang sedang ia baca. "Kamu melihatnya sendiri bukan? Kamu tidak akan memilikinya. Terlebih kamu adalah seorang wanita, dan kinan bukan seorang lesbian. Cinta telah membutakan mu, membuatmu terobsesi padanya bahkan membutakan mu dari orang orang yang mencinta-"

"Berhentilah berbicara sesuatu yang kamu tidak mengerti" saut radi yang duduk dibelakang azka, memotong perkataannya. "Azka, kamu tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Lebih baik kamu kembali ke dunia bukumu" ucap radi yang ternyata mendengar perbincangan kami.

Azka membalikkan kepalanya, menaruh tatapannya kepada radi. Tak begitu lama mereka saling menatap, azka lalu menarik wajahnya kembali sembari memutar kedua bola matanya. Sedang aku hanya termenung, terngiang oleh perkataan azka.

"Ahh laper, kantin yuk" teriak miko membuat tatapan semua murid dikelas tertuju padanya.

"Traktir lah mik" timpal seorang teman sekelas ku, aku tidak begitu perduli siapa yang berbicara.

"Lo tuh ga diajak!" Jawab miko dengan kejamnya, membuat suasana kelas menjadi ricuh karena menertawakan teman sekelas ku itu.

Radi ikut tertawa mendengar itu, ia memilih untuk tidak menggangguku, dan membiarkanku sendiri. Radi adalah salah satu orang yang sangat memahami ku, meskipun aku tahu jika ia juga setuju dengan ucapan azka.

Miko mendorong kursinya kebelakang, lalu berdiri dari kursinya. "Noy, rad, gas lah kantin" ucap miko lagi mengajak ku dan radi.

Sesuai Peran (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang