It's a Dare

702 103 2
                                    

"oh shit, no, no way!" Ucapku disaat aku melihat pakaian yang ditunjukkan kanya dengan tangannya.

Aku baru saja keluar dari kamar mandi, dengan handuk yang menutupi dada hingga pahaku. Kanya menungguku selagi ia menyiapkan pakaian yang dia bawa untuk ku, dengan senyumnya dia menunjukkan rok mini berwarna putih dan kemeja putih lengan pendeknya.

"Coba lah, aku yakin kamu menyukainya" mintanya disaat matanya tidak berhenti memandangi belahan payudaraku.

"Kamu tahu aku tidak suka memakai rok, kanya" aku tanpa sadar menaikkan volume suaraku.

Kanya terbungkuk lemas, kepalanya menunduk "aku tahu, tapi aku menyukainya" ucapnya pelan dengan wajah cemberut.

"Kamu tidak bisa membuatku selalu menurutimu, aku sudah menurutimu tadi" gumamku disaat aku berjalan melewatinya menuju kamar.

Kanya mendapatkan tanganku, lalu ia menarik ku membuat handuk yang menutupi tubuhku jatuh terbuka. Aku mencoba menangkap handukku dan segera menutupi badanku.

"Come on noya, please!" Mintanya dengan wajah memelas.

"No" jawabku setelah lepas dari genggaman nya lalu melanjutkan langkahku.

"Kamu berhutang 1 malam dengan ku" kanya mencoba mengikuti ku dari belakang.

"Kamu tidak bisa menggunakan itu untuk membuatku menurutimu" protesku.

Aku memasuki kamar lalu menutup pintu kamar, tapi kanya berhasil menahan pintu itu dengan badannya meskipun pintu yang ku dorong menyakiti lengannya.

"Noya" kanya memanggilku setelah ia mengusap bagian lengannya yang sakit.

"I'm sorry aku tid-" belum selesai aku berbicara. Berjalan mendekatiku, aku mencoba melangkah mundur tapi setiap aku membuat jarak dia segera menghapusnya.

"Pakailah" perintahnya dengan suara yang sangat lembut tapi tatapannya tidak pernah gagal membuatku tunduk.

"Fine!" Aku menerima itu meskipun sedikit kesal.

"I love you" ucap kanya sebelum membungkam mulutku dengan lembut bibirnya.

Aku memejamkan mata mencoba membuang emosi yang tersisa. Tanganku mencoba menahan bahunya, tapi ia memelukku erat membuat badanku semakin mendekatinya.

Disaat tangannya mulai melepaskan handuk di badanku, "kan-" aku mencoba memanggil namanya ditengah ciuman kami.

Dia mendengarku, melepaskan bibirnya meskipun handukku sudah meninggalkan badanku. Tatapannya berhenti di area sensitifku "kanya" panggilku untuk menyadarkannya dari tatapan mesumnya itu.

"Hm?" Jawabnya mengalihkan pandangannya dari tubuhku, lalu duduk di kasur.

"Kamu tidak bisa menciumiku kapanpun kamu mau" gumamku dengan wajah cemberut meskipun hal itu yang membuatku menyukainya.

"Bibirmu yang mengundangku" belanya dengan mata yang tidak sedetikpun berpaling dari badanku.

Aku segera memakai pakaian dalamku dan menggunakan baju yang ia siapkan untukku.

"Benar kataku, kamu terlihat sangat cantik" ucapnya memujiku yang sudah menggunakan pakaian darinya.

"Aku tidak suka terlihat cantik. look at this, oh my god bagaimana caraku untuk duduk?" Keluhku sambil menunjuk rok mini yang sedang ku gunakan.

"Rapatkan kakimu jika kamu menggunakan rok mini" perintahnya sambil menarik rok mini ku untuk sedikit menurunkan nya.

"Aku bahkan lebih suka menggunakan sarung" ucapku yang tidak bisa berhenti mengeluh.

Sesuai Peran (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang