"Belajarlah sesuatu tentang kami... memaksakan cinta buat saya adalah sesuatu yang hina. Saya tidak akan begitu saja menerima seseorang yang jelas-jelas mencintai laki-laki"
Ucap joyce atau biasa di panggil jo, dalam novel berjudul "Dicintai Jo" karangan Alberthiene Endah tahun 2005.
Air mengalir gemercik dari atap rumahku, menciptakan suara syahdu yang semakin membawaku larut ke dalam alur cerita dari buku yang sedang ku baca. Sesekali hujan membawa angin masuk dari sela sela ventilasi, terasa dingin semakin menyelimuti tubuhku, membekukan waktu. Hujan tak kunjung berhenti dari tadi siang, seakan pesan belum selesai tersampaikan. Kini ku tutup buku yang belum selesai ku baca, semakin lama semakin terasa nyata membuatku bingung siapa pemeran utama nya. Setiap duka yang ku baca selalu terserap sempurna hingga terasa begitu nyata. Sedang setiap suka yang ku baca hanya terlewat begitu saja, seperti kemenangan palsu pada struktur cerita.
"Hufttt" hembusan nafasku setelah aku sudah menutup rapat buku di tanganku.
*Drrt drrrt* suara getar handphoneku yang entah berada dimana.
Ku letakan buku yang sudah kututup di atas dadaku. Aku lalu mencari sumber suara itu, kedua tanganku meraba sebelah kanan dan kiri tubuhku di atas selimut. Mataku melihat lampu tidur yang begitu temaram, cahaya yang hanya cukup terang untuk sekedar membaca buku. Namun tanganku tidak juga menemukan handphoneku, kepalaku lalu menunduk agar mataku bisa melihat dan ikut mencari keberadaan handphoneku.
*Drrt drrrt* suara getar handphoneku yang kembali menerima pesan.
Aku masih belum menemukan handphoneku, membuatku harus bangun dari baring ku untuk mencari handphoneku dengan serius. Ku Letakkan buku disamping bantalku, lalu ku buka selimut yang dari tadi menjaga suhu tubuhku. Dengan sekejap udara dingin mengulum seluruh kulitku. Ku temukan handphoneku dibawah bokongku, bagaimana pantatku tidak merasakan getaran handphoneku yang ada di bawahnya.
Langsung ku ambil handphoneku di sana setelah mengangkat sebagian bokongku. Terasa hangat handphone itu saat tanganku menyentuhnya.
Notification,
[Kanya Kalista Derana]
"Hi Babe" 19:33.
"What do you doing?" 19:35
----
Aku lalu membuka sandi handphoneku setelah membaca notifikasi itu, selagi aku menghadapkan badanku ke pintu kamar sehingga badanku membelakangi tembok dan jendela kamarku. Aku memutarkan bola mataku hingga melihat ekor mata, sambil berfikir balasan apa yang akan ku kirim. Punggungku Bersandar di tembok, kakiku kulipat di depan perutku agar tubuhku tetap terasa hangat.
"Nothing, tadi cuma baca buku sekarang udah selesai" aku 19:38.
Aku lalu meletakkan handphone ku di sampingku setelah selesai mengirim pesan balasanku. Ku pejamkan mataku, merilekskan tubuhku sambil menikmati suara hujan yang kembali terdengar begitu deras.
*Drrt drrrt* handphoneku bergetar lagi setelah beberapa detik berlalu. Aku lalu menggerakkan tanganku untuk mengambil handphone ku tanpa membuka mata. Menyandarkan handphone dan tangan di atas pahaku, lalu membuka mata untuk melihat balasan kanya.
Notification,
[Azka Wakil Kelas]
"Hi" 19:40.
"Aku tidak bisa berhenti memikirkan mu" 19.40
----
Tapi bukan pesan dari kanya yang ku lihat, melainkan pesan azka. Mataku seketika terbuka lebar membaca notifikasi itu, tentu saja, selama ini kami hanya akan berbalas pesan jika itu tentang kelas dan tugas tugas saja. Aku lalu mengedipkan mataku, bertingkah bodoh berharap sebelumnya aku hanya salah membaca pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Peran (GirlxGirl)
Puisi18+ (GirlxGirl) [On Going] First publish (14-12-2022) Original story by @sadartsy. Deskripsi: Sudah 2 tahun lebih aku menyimpan rasa pada kinan sahabatku, kini aku ingin mencoba mengungkapkan perasaanku kepada kinan. Tapi sebelum aku bisa mengungkap...