Triple Date

569 84 4
                                    

Hujan akhirnya berhenti setelah mengguyur seluruh sudut kota selama satu jam lebih. Awan awan mulai pergi perlahan lahan memperlihatkan sinar matahari yang sejak tadi pagi bersembunyi di baliknya. Udara panas mulai terasa, menguapkan tetesan air yang tersisa di daun daun dan kelopak bunga. kupu kupu mulai berterbangan, menari-nari di tengah udara menunjukan keindahan sayapnya. Tapi panas sinar matahari yang tepat di atas kepala ku seakan tidak mengizinkanku untuk berada di taman lebih lama.

Suara bising kendaraan bermotor kembali terdengar, memperlihatkan kenyataan yang terjadi. Berhentinya hujan membuat jalanan kembali penuh dan sesak, ditambah asap polusi yang saling bercampur menghilangkan keindahan kota tadi pagi. Roda mobil kanya berputar di atas aspal tengah kota, aku mengemudikan nya dengan pelan karena jalanan yang terlalu ramai. Sedang kanya di sampingku yang masih tidak setuju dengan keputusanku untuk kembali pulang dan beristirahat.

Sampai akhirnya aku harus menghentikan laju mobil kanya karena lampu merah. Aku menyala kan sen kanan untuk menuju jalan pulang. Kanya yang tengah cemberut melihat ke arah jendela menyadari suara yang dihasilkan ketika aku menghidupkan lampu sen, lalu segera melihatku dengan tatapan tajamnya.

"Apaan si hidupin sen!" Protes kanya disaat tangan nya menarik jaketku. Kanya masih bersikeras untuk tetap melanjutkan perjalanan menuju mall. "Luruss!" Ucapnya disaat ia mulai menaikan volume suaranya.

"Kanya" aku memanggilnya dengan sangat lembut untuk meredamkan emosi nya disaat mata ku menatap lampu lalu lintas. "Kamu baru saja mengeluh karena kelelahan, kita pulang aja terus istirahat" jelas ku sambil sesekali melihatnya.

"Aku ga mau pulang, aku mau jalan jalan sama kamu" gumamnya seperti anak kecil yang meminta orang tuanya untuk dibelikan mainan.

Aku menghembuskan nafasku, "kamu ga cape?" Tanya ku yang masih berusaha menghasut kanya untuk pulang.

"Udah ngga" jawabnya dengan wajah yang masih cemberut.

Lalu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, aku lalu memainkan persneling untuk memasukkan gigi satu dan melepas kopling secara perlahan. Aku memutuskan untuk mengikuti kemauan kanya, karena aku yakin akan sangat sulit untuk membujuknya jika dia sudah marah. Kanya lalu tersenyum ketika aku mencoba meliriknya, mengundangku untuk ikut tersenyum setelah melihat nya.

Aku dan kanya akhirnya memutuskan untuk pergi ke suatu mall di tengah kota. Kanya bilang ia ingin membeli sesuatu di sana, tapi menurutku dia hanya mencari cari alasan untuk bersama ku lebih lama. Mood kanya cukup baik siang ini setelah aku memutuskan untuk menuruti nya dan menemani nya berbelanja. Aku menghentikan mobil kanya ketika aku mendapatkan tempat untuk parkir, basemen mall ini memang cukup sulit untuk mendapatkan tempat parkir apa lagi ini adalah weekend.

Tidak ingin menghabiskan waktu lama di basemen ini aku dan kanya lalu segera melepaskan seatbelt dan keluar dari mobil. Tapi tidak dengan kanya, dia hanya terdiam menatapi dashboard mobilnya setelah ia melepaskan seatbelt. Sekarang apa lagi?, Bukan nya aku sudah menuruti kemauan nya? Aku sungguh tidak mengerti dengan nya.

"What?" Aku bingung dan bertanya tanya tentang apa yang terjadi disaat aku baru saja menurunkan kaki ku dari mobil. Aku menatapinya sambil memegang gagang pintu mobil yang masih terbuka.

Kanya hanya terdiam selagi ia memutar mutarkan bola matanya yang menolak untuk melihatku seperti sedang memberi ku kode untuk melakukan sesuatu. Aku masih tidak mengerti ada apa dengan nya, aku melihat di bagian dalam mobil untuk mencoba mengerti apa yang ia sedang lakukan sampai akhirnya kanya menatapku dengan tatapan cemberutnya tanpa mengatakan apapun.

"Kita sudah sampai, ada apa denganmu?" Tanya ku.

Kanya lalu mengalihkan tatapan nya dan melihat ke kiri dimana pintu mobilnya yg belum terbuka. Aku langsung mengerti apa yang dia maksud. Oh god, dia benar benar menunggu ku melakukan nya.

Sesuai Peran (GirlxGirl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang