Malam ini takkan pernah ku lupa,
malam dimana kita dipayungi langit gelap,
Diterangi cahaya-cahaya masa lalu.Malam itu aku menemukan lebih banyak keindahan dalam matamu,
Dan cinta yang tak pernah kamu restui berpendar dalam temaram rindu.Lidah yang saling terikat,
Memaksa kita saling mengecap rasa,
Mengabaikan sorai, menyatukan irama jantung kita.Dan ketika bibir kita usai bersentuhan,
Semesta pun tahu,
Hidupku, takkan pernah lagi sama.@sadartsy
--
Dalam cahaya matahari yang melukis di kulit ku, terasa begitu hangat. Bunga bunga terlihat seperti wanita wanita yang sedang menari, masing masing dalam gaun yang luar biasa indah dari pada sekedar ciptaan manusia. Mereka menari-nari dengan gemulainya, dipimpin oleh angin sebagai koreografer nya. Mereka adalah kehidupan bagi jiwa di pagi yang cerah ini di tengah tengah terpaan angin musim hujan. Dan aku bertanya-tanya berapa banyak keberuntungan yang terpakai untuk tetap hidup setelah menciumnya malam itu dan menyaksikan cerahnya pagi ini. Ketika aroma harum mereka mulai menyebar dalam kamarku disaat aku membuka jendela mengingatkanku kepada aroma tubuhnya malam itu.
Alarm dalam handphone ku kembali berdering, mengalihkan pandangan ku dari bunga-bunga milik tetanggaku. Aku menurunkan kakiku ke lantai, merasakan dinginnya lantai dan berdiri untuk segera ke kamar mandi. Disaat aku hendak membuka pintu kamarku, terdengar suara langkah kaki yang menaiki tangga.
Aku membuka pintu, melihat bunda tepat di depan pintu kamarku. Dia melihatku dari bawah sampai atas seakan itu hal yang biasa dia lakukan.
"Good morning" ucapku dengan tatapan polosku.
Bunda melangkah mendekatiku "Good morning baby" balasnya sebelum ia memeluk ku serta menciumi wajahku dan membuatku risih.
"Bund, aku bukan lagi anak kecil" aku melepaskan pelukkan nya dan mencoba melewatinya untuk menuju kamar mandi.
"Bunda kangen sama kamu" bunda tersenyum bahagia membuat hatiku terasa hangat.
Aku mengigit pipiku untuk menyembunyikan senyumku, "biasanya juga bunda ga nyariin" ucapku melewati bunda dan segera menuju kamar mandi.
Bunda mengikuti langkahku "Bunda punya oleh-oleh buat kamu" jelasnya seolah itu bisa membuatku semangat.
"Apa?" Tanyaku tanpa menoleh ke arahnya berpura-pura seakan aku tertarik akan hal itu.
"Ada deh, nanti pas kamu pulang sekolah aja" jawabnya dengan sangat bersemangat.
Aku menghentikan langkahku tepat sebelum aku masuk kamar mandi, memberinya tatapan kosong ku lalu segera masuk ke kamar mandi seakan tidak tertarik dengan oleh-oleh itu.
--
Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk yang menyelimuti ku, badanku menggigil ketika aku berjalan menuju kamarku. Segera membuka pintu kamarku, menutup gorden jendelaku lalu melepas handuk ditubuhku.
Aku menghadap cermin disaat aku memakai rokku, aku melihat badanku yang semakin kurus. Mengambil seragam dari lemariku memakainya sambil melihat bayangan wajahku dicermin. Dan ketika tatapanku berhenti di bibirku, ingatan itu kembali hadir. Ingatan dimana bibirku menikmati setiap sentuhan dari bibir kinan, membuat aroma bunga milik tetanggaku menjadi aroma tubuh kinan malam itu.
Aku menggelengkan kepala seakan mencoba membuang ingatan itu, mengambil jaket jeans dan ranselku lalu bergegas untuk sarapan bersama bunda.
"Cepetan bund" ucapku disaat aku menunggu roti tawar yang sedang bunda olesi selai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Peran (GirlxGirl)
Poetry18+ (GirlxGirl) [On Going] First publish (14-12-2022) Original story by @sadartsy. Deskripsi: Sudah 2 tahun lebih aku menyimpan rasa pada kinan sahabatku, kini aku ingin mencoba mengungkapkan perasaanku kepada kinan. Tapi sebelum aku bisa mengungkap...