Kusimpan rasa yang tak sengaja kuambil darimu,
Kubungkus rapat-rapat dengan sebuah fakta, bahwa bukan aku yang kau harapkan
Tapi hujan tetap datang meskipun mata sudah basah duluan
Dan fajar tetap hadir walaupun aku belum selesai dengan malam,
Bukan salahmu bukan salah perasaanku,
Hanya saja semesta mengerjaiku lagi.@sadartsy
--
Apa yang harus kulakukan?
Bagaimana aku harus bersikap?
Apakah kita tetap akan seperti biasanya?Udara dingin yang masuk dari sela-sela ventilasi seakan membekukan jarum jam membuat waktu terasa berjalan lebih lama. Suara dering handphoneku menyatu seirama dengan suara jangkrik menjadikannya soundtrack untukku melewati malam ini. Semua ingatan tentang radi dan kinan seolah tayang didalam pikiranku, menghancurkanku dari dalam. Aku ingin segera tidur dan bangun mengingat semua ini hanya mimpi belaka.
Aku bahkan tidak berani melihat handphoneku. Kuambil bantal untuk menutupi wajahku, agar aku sendiri tidak tahu bahwa aku menangis. Entah apa yang membuatku tidak dapat berfikir positif. Mungkin karena kecemburuanku terlalu besar.
--
Pergi ke sekolah pagi ini menjadi hal yang menyebalkan sebab satu-satunya alasan yang membuat ku bersemangat berubah menjadi ingatan yang lebih baik tidak pernah ku tahu. Bunda menyadari hal itu, melihat mataku yang sembab dan kurang tidur serta kamarku yang berantakan.
"Mau izin ga masuk sekolah aja?" Bunda menawarkan solusi yang baik. Ia berdiri melihatku yang sedang terduduk dikasur.
Aku berfikir untuk menerima itu sebelum aku sadar bahwa malam ini akan ada kerja kelompok bersama kinan. "Ngga bund, aku tetep masuk sekolah" ucapku setelah berfikir percuma saja ga masuk sekolah.
"Hmm yauda kalo gitu cepetan mandi, bunda udah buatin sarapan" ucap bunda lalu menutup pintu kamarku.
Aku terdiam sejenak melihat jam dinding di atas pintu kamarku. Sekarang sudah pukul 06:20, aku segera keluar dari kamar dan mengambil handuk sebelum menuju kamar mandi.
--
Aku baru saja menyelesaikan sarapanku, kulihat jam ditanganku telah menunjukkan pukul 06:35. Mengambil jaket dan ransel yang sudah kusiapkan di sofa ruang tamu lalu memasang sepatu. Aku melihat bunda yang sedang membaca koran diruang tamu.
Melihatku yang ingin segera berangkat, bunda berdiri menghampiriku. "Kaya habis diputusin aja" ucap bunda setelah mematikkan rokok ditangannya.
Aku memutarkan mataku menandakan tidak suka degan topik yang bunda ucapkan "aku berangkat dulu ya bund" sambil memakai jaket jeansku.
Bunda menciumku lalu membiarkan ku pergi "hati-hati nak" ucapnya setelah melihatku menghidupkan motor.
--
Sekolah masih terlihat begitu sepi, mungkin karena ini masih terlalu pagi. Jam pelajaran pertama dimulai pada pukul 07:30, sedangkan sekarang masih pukul 06:57. Aku melewati lapangan untuk segera menuju kelas. Terlihat beberapa murid sedang berkumpul didepan kelas masing-masing entah apa yang mereka bicarakan.
Aku baru saja memasuki kelas, terlihat beberapa bangku masi kosong termasuk bangku kinan, miko, dan radi. Aku sedikit lega untuk tidak langsung bertemu mereka. Setidaknya aku bisa memasang earphone dan mendengarkan lagu sebelum bel berbunyi.
Aku meletakkan tasku diatas meja, lalu duduk menikmati pemandangan diluar jendela. Dari jendela kelas kami aku bisa melihat sebagian sudut kantin, jaraknya tidak terlalu jauh. Aku menyandarkan kepalaku diatas telapak tangan dengan lengan dan sikuku yang menopangnya dari bawah. Sambil mendengarkan lagu dari earphoneku, aku melamun melihat keluar jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Peran (GirlxGirl)
Poetry18+ (GirlxGirl) [On Going] First publish (14-12-2022) Original story by @sadartsy. Deskripsi: Sudah 2 tahun lebih aku menyimpan rasa pada kinan sahabatku, kini aku ingin mencoba mengungkapkan perasaanku kepada kinan. Tapi sebelum aku bisa mengungkap...