Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. Tapi pak alvian baru saja menutup pelajarannya. Kantin mungkin sudah dipenuhi anak kelas 3. Disekolahku ada peraturan tidak tertulis. Peraturan pertama, kelas 3 adalah raja, artinya mereka bebas melakukan apa saja. Peraturan kedua, anak kelas 2 boleh jajan dikantin tapi makanan dibawa ke kelas. Peraturan ke 3, anak kelas 1 ga boleh jajan dikantin. Tapi semua itu ga ada artinya kalo kamu punya pacar kelas 3, atau punya kakak kelas 3.
Aku memasukkan buku kedalam laci meja. "Tai bgt lo mik" ucapku menyalahkan miko atas hukuman yang ku terima.
Kinan melihatku, lalu menghadap ke belakang untuk melihat miko dan radi. "Kalian knpa si?" Ucap kinan yang bingung apa yg terjadi.
"Kok gue sih, radi noh ngelawak. hahaha jempol kaki anjg" ucap miko menunjuk radi sambil tertawa terbahak bahak.
"Hahahaha" radi tertawa seakan tidak menyesali perbuatannya.
Setelah tertawa radi melihat kearah kinan yang sedang bingung. "Makanya baca grup kin" radi menjawab pertanyaan kinan.
Melihat miko yang masi tertawa terbahak-bahak membuatku kesal. Aku mengambil kertas yang sedari tadi kucoret-coret untuk membuang kebosanan lalu kugenggam dan memasukkanya ke mulut miko.
"Hahaha-geh, huekk huekkk" miko mengeluarkan kertas dari mulutnya. "Bangsat noyaa!" Memaki ku.
Aku dan radi kembali tertawa membuat kelas jadi sangat berisik. Sedangkan kinan melihat miko dengan wajah yang jijik.
Kinan lalu mengeluarkan snack dari dalam tasnya, entah kenapa dia membawa snack ke sekolah. Tapi itu membantu kami yang malas kekantin untuk menahan lapar.
"Oh iya" ucap kinan seolah mengingat sesuatu. Ia lalu membuka tasnya dan mengeluarkan 1 buku. Ternyata itu buku yang ia pinjam diperpustakaan.
"Ngapain lu baca ginian kin?" Tanya miko dengan polosnya.
Aku tidak peduli dengan pembicaraan ini karena aku sudah lebih duluan dikasi tau kinan. Aku hanya menatap wajah kinan sambil mengunyah snack.
Radi penasaran dengan apa yang kinan lakukan dengan buku itu, tapi dia hanya menyimak apa yang kinan jelaskan.
"Ihh bukan miko, aku pinjem buku ini buat referensi cerita untuk pertunjukn teater nanti. Menurutku ini cerita yang terkenal, semua orang tau, dan pesan moralnya juga bagus. Giman menurut kalian?" kinan menjelaskan kepada miko dan radi.
"Hmm aku ga begitu mngerti tapi aku setuju" ucap miko yang tidak tertarik dengan ucapan kinan.
Kinan menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya "Astaga percuma deh jelasin ke kamu" kinan melihat miko.
Aku tertawa melihat hal itu. Wajah kesal kinan terlihat sangat lucu. "Sabar sabar" ucapku sambil mengelus punggung kinan.
"Tapi kin, bukannya cerita ini terlalu panjang ya? Pertunjukan teater kan cuma dikasih 20 menit setiap kelas" radi terlihat peduli dengan apa yang kinan kerjakan.
Miko bersandar ditembok lalu membuka hpnya untuk bermain game. Sedang aku hanya melihat kinan berbicara serius.
Mereka berdua lalu membahasnya dengan sangat serius. Aku hanya mendengarkan tanpa memberi pendapat. Melihat obrolan mereka berdua aku menyadari satu hal. Tatapan radi ketika melihat kinan, dan sifatnya yang akhir-akhir ini selalu membantu kinan dengan meminjamkan buku miliknya ketika kinan lupa membawa buku, atau saat mengajari kinan bermain voley waktu pelajaran olah raga. Membuatku yakin jika radi menyimpan rasa ada kinan. Semoga tebakanku salah ya rad.
--
Bu indah duduk setelah menjelaskan apa yang ia tulis dipapan "Ada yang ingin bertanya?" Ucapnya memastikan semua muridnya mengerti.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai Peran (GirlxGirl)
Poetry18+ (GirlxGirl) [On Going] First publish (14-12-2022) Original story by @sadartsy. Deskripsi: Sudah 2 tahun lebih aku menyimpan rasa pada kinan sahabatku, kini aku ingin mencoba mengungkapkan perasaanku kepada kinan. Tapi sebelum aku bisa mengungkap...