10

1.9K 147 0
                                    

Ainsley atau lebih tepatnya kesya.

sedang melamun di bawah pohon.

ia menatap bunga bunga yang juga berada dekat sana.

ia melamunkan tentang duniannya yang dulu.

tak ada lagi orang yang menjodoh jodohkannya lagi dengan pria pria karna dirinya jones.

ainsley terkekeh mengingat wajah sahabatnya yang keukeh ingin melihat dirinya mempunyai kekasih,

jangan di tanya mengapa sahabatnya itu ingin sekali melihat kesya mempunyai kekasih.

karna yah... padahal kesya itu cantik, lebih cantik dari dirinya tapi tak pernah mendapatkan seorang kekasih, itu membuat temannya geram.

yah memang tak jelas, emang begitu lah temannya, tak ingin senang sendiri, kalau ia senang kesya juga harus senang,

walaupun kesya senang senang aja dengan kesendiriannya itu

walaupun sahabatnya itu selalu membuatnya kesal, tp ia beruntung bisa mempunyai teman sepertinya, yang menyayanginya dengan tulus.

ainsley menghapus jejak air matanya yang tiba tiba saja jatuh.

"jadi kangen tu bontot" kekehnya.

"coba kita di pertemukan lagi ya tot, gw pasti bahagia banget ketemu lo lagi wkwk" tawannya miris.

ia sekarang sudah mendapatkan kebahagian dengan keluarga barunya ini, tapi tidak dengan seorang teman.

ia membutuhkan teman, bukan para pelayan ataupun pangawal yang selalu berada di sampingnya.

ia ingin mempunyai sahabat yang seperti sahabatnya dulu, tapi seperti tidak ada yah..

ainsley terhanyut dalam lamunanya dengan sesekali terkekeh sesekali menangis.

***


"ibu, ibu akan kemana?" tanya ainsley.

duchess yang melihat ainsley menghampirinya berjongkok, menyusaikan tinggi dirinya dengan ainsley.

"ibu akan ke istana, bertemu ratu, kau ingin ikut??" tanya duchess.

"hm...." ainsley mengetuk ngetuk dagunya berfirkir.

"apakah ratu memperboleh kan aku ikut??" tanya nya.

duchess berdiri kembali,dan tersenyum ke arah ainsley.

"tentu saja, ratu selalu ingin bertemu dengan mu sayang, jadi apakah kau ingin ikut??" tanya duchess.

ainsley mengangguk antusias.

setelah kejadian itu ia tak pernah lagi ke istana, dan ini lah saatnya ia bisa kembali masuk ke dalam istana yang sangattt besar dann indah itu.

"kalau ingin ikut, bersiap lah, ibu akan menunggu mu" ujar duchess.

ainsley mengangguk lalu menarik pelayan pribadinya dengan berlari menuju kamar nya.

"ayo ana cepat!!" teriak ainsley antusias.

"hati hati nona" ucap ana khawatir.

ainsley tak perduli, ia terus menarik ana.

"ayo ana dandani aku" ucapnya.

ana menggeleng melihat kelakuan nonanya.

ia lalu mengambil gaun untuk nonanya.

dan blabalbalba.

"apakah aku sudah cantik ana?" tanya ainsley membolak balikan dirinya pada ana.

"ya tentu saja nona tetap sangattt cantikk" jawab ana, membuat ainsley tersenyum.

ainsley mengambil sesuatu di tempat pernak pernik miliknya.

ia mengambil sebuah jepitan rambut yang sangat indah.

"ana, sepertinya ini lebih cocok untuk mu, warnanya cocok untuk bola mata mu yang berwarna coklat" ucap ainsley memberikan jepitan berwarna coklat itu.

"ah... apakah ini untuk ku? bukannya ini jepit rambut sangat mahal nona?, terimakasi nona ini sangat cantik, tetapi... aku tak bisa menerimanya" ucap ana ingin memberikan kembali kepada ainsley, tapi ainsley menolaknya.

ainsley menyilangkan tangannya di depan dada.  "tet tottt, barang yang sudah ku berikan , dan sudah kau pegang, itu akan menjadi milikmu ana, aku tak ingin mendengar penolakan" tolak ainsley.

"tapi non-" ucapan ana terhenti kala ainsley memotongnya.

"sudahlah ana, kita akan telat nanti, ibu sudah menunggu kita, anggap saja itu sebagai rasa terimakasi dan sayang dari ku karna selalu menjaga ku" ucap ainsley.

"terimakasi nona, aku akan menjaganya" kata ana, ainsley mengangguk.

"ayo kita pergi"

ainsley kembali lagi menarik ana dengan berlari.

"hati hati nona" jarit ana khwatir.

"hahaha" ainsley malah tertawa senang.

ana tersenyum saja, ia beruntung bisa bertemu dengan nona seperti nonanyanya ini, ia pasti akan selalu menjaga nonanya. nonanya nomer 1.

itu prinsip hidupnya sekarang.

"ya tuhan ainsley jangan berlari" peringat duchess khwatir.

ainsley cengengesan saja.

"ayo ibu kita pergi" ucap ainsley tak sabaran

duchess mengganti raut wajahnya.

"baiklah ayo, lain kali jangan di ulangi lagi ya?" tanya duchess

"iya ibu" jawab ainsley.

lalu mereka menaiki kereta kuda, dengan di dampingi para prajurit menjaga mereka, jadi jaga jaga kalau ada musuh menyerang.

AINSLEY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang