Bab 45

1.4K 43 0
                                    

Kejadian candle light dinner di restoran tempoh hari itu, masih segar di fikiran Qaisara .

Qaisara selalu tersenyum setiap kali mengingati hal itu . Hal itu merupakan titik di mana Aayan mula menyatakan 3 perkataan yang selama ini Qaisara tunggu untuk keluar dari mulut lelaki itu.

Sejak kejadian itu , Aayan makin manja dengannya . Kalau boleh 24 jam dia mahu berada di samping isterinya itu.

Seperti sekarang ,  Qaisara sedang memasak makanan untuk mereka berdua. Sedang dia memasak , ada tangan yang merangkul pinggangnya  dari belakang .

Qaisara yakin itu adalah tangan Aayan .

"Husband nak apa ? Saya tengah masak ini "

"Masak jelah . Husband tak kacau pun " kata Aayan masih memeluk pinggang isterinya itu.

"Ikut husband lah" kata Qaisara sebelum menyambung memasak.

Beberapa minit kemudian

"Jom ,  saya dah siap masak " kata Qaisara .

Aayan yang masih memeluk pinggang isterinya itu hanya mengikuti langkah wanita itu hingga ke meja makan.

"Husband duduk sini " Qaisara melepaskan pelukan itu dengan perlahan .

"Saya duduk sini " kata Qaisara lalu duduk .

"Jom makan " kata Qaisara lalu mencedukkan nasi goreng itu dan diletakkan ke atas pinggan.

"Baca bismillah dulu " kata dia lagi.

Aayan menadah  tangan untuk berdoa.
Lalu , dia menyuap nasi goreng itu ke dalam mulutnya.

"Ya Allah . Sedapnya wife masak " puji Aayan

Qaisara malu apabila dipuji begitu.

"Kalau sedap , husband kena habiskan tau "

Aayan hanya mengangguk sambil tersenyum.

Sedang dia melihat Aayan makan , Qaisara melihat jari Aayan . Qaisara senyum bahagia.

Dia melihat Aayan sudah memakai cincin perkahwinan mereka. Selama ini , Aayan tidak pernah memakai cincin itu . Tapi , hari ini baru dia melihat Aayan memakainya kembali.

Hal sekecil ini sahaja mampu membuatkan Qaisara bahagia .

"Kenapa wife senyum tengok jari husband? " Tanya Aayan . Dari tadi dia memperhatikan isterinya itu.

"Tak . Selama ini kan husband tak pernah pakai cincin kahwin kita , tapi hari ini husband dah pakai . Itu yang saya senyum itu "

Aayan melihat jarinya .

"Husband nak semua orang tahu yang husband ini milik wife seorang je " katanya bangga sambil menunjukkan cincin yang ada di jarinya.

Qaisara tergelak .
"Jangan tanggalkan lagi ye cincin itu " kata Qaisara.

"Tak akan. Husband akan pakai cincin ini sampai bila-bila" kata nya yakin.

Qaisara mengangguk. Lalu , dia menyambung menyuap nasi goreng ke dalam mulutnya.

"Wife" panggil Aayan

"Hm"

"Husband kena pergi outstation lagi dua hari . Wife tahu kan?"

"Haah , saya tahu . Saya kan P.A husband"

"Wife nak ikut husband tak?"

"Saya  memang nak ikut , tapi saya sibuk sikit minggu husband pergi outstation itu" kata Qaisara

"Nanti kalau husband rindu wife macam mana?" Kata Aayan muncung

"Kalau husband rindukan saya , sebut nama  saya dalam doa husband. Doa semoga Allah lindungi saya sepanjang husband di sana. Saya pun akan buat begitu"

"Kalau husband masih rindukan saya , husband call lah saya selalu " kata Qaisara

"Hari-hari husband call wife nanti " kata Aayan.

"Kalau nanti saya nak keluar dengan Husna dan Adeena boleh kan?"

"Boleh , tapi hati-hati tau . Suruh diorang yang ambil wife. "

Qaisara mengangguk.

Lagi dua hari sebelum Aayan bertolak , mereka menghabiskan masa berdua di rumah sahaja . Mereka menonton tv bersama , mereka melakukan kerja bersama -sama . Tapi , kebanyakannya Aayan yang melakukan kerja rumah . Qaisara ingin membantu, tapi Aayan tak mengizinkannya . Aayan menyuruh Qaisara untuk berehat.

Tapi , Qaisara degil. Dia naik ke atas dan mengemaskan baju-baju Aayan yang akan dibawa ke sana nanti. Dia memasukkan satu per satu baju Aayan ke dalam beg .

Qaisara pasti dia akan dimarahi oleh Aayan . Tapi dia tidak peduli . Dia mahu membantu suaminya itu.

Malam itu, selepas selesai makan malam , Qaisara sedang duduk di luar sambil melihat pemandangan kolam di depannya.

Suara Aayan dari atas memanggil Qaisara . Qaisara hanya membuat tak tahu. Dia tahu apa yang Aayan hendak kata kepadanya .

"Wife " panggil Aayan sambil menuruni tangga dan mencari keberadaan isterinya itu .

Lalu , dia melihat Qaisara berada di luar . Dia menghampiri isterinya dan duduk di sebelah isterinya .

"Kenapa wife kemaskan barang -barang husband?" Tanya Aayan

"Because I'm your wife"

"But"

"Husband, saya nak tolong awak je . Hari ini , semua benda husband buat tau . Biar saya yang kemas baju husband okay "

Aayan hanya diam .

"Husband marah saya ke?"

"Husband tak marah. Cuma husband tak mahu wife penat"

"Husband, sikit je pun "

"Thank you wife for everything" dia memeluk Qaisara.

"You are welcome , husband" Qaisara membalas pelukannya itu.

"What are you doing here? Sejuk lah wife kat sini . Masuk jom. Nanti wife sakit susah tahu " ajak Aayan

"Tak nak . Saya nak duduk sini dengan husband. Lusa kan husband dah pergi outstation seminggu tau. Biarlah saya duduk sini dengan husband "

"Kita boleh duduk dalam wife . I don't want you to be sick "

"No . I will be okay "

"Fine " pasrah Aayan

"Wife tengok apa?" Tanya Aayan

"Moon " ringkas Qaisara

"Moon?"

"Husband, If you miss me, look at the moon because I will always see the moon the way you see it. I will miss you husband" kata Qaisara secara tiba - tiba

" I will miss you too , my wife " kata Aayan lalu mencium dahi isterinya.

Luka Yang KurinduWhere stories live. Discover now