CHAPTER 4

77 22 31
                                    

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.., haii! Gimana kabar nya? Tetap suka terus, ya? Jangan bosan-bosan untuk baca cerita ini😊🙏. Terimakasih sudah meluangkan waktu nya untuk baca cerita ku yang tidak jelas ini.

Oh ya, cerita ini murni hasil dari pikiran ku sendiri tidak ada unsur PLAGIAT. Sama sekali aku nggak plagiat cerita orang lain.

Tinggalkan cerita ini kalau membuat kalian lupa waktu untuk shalat! Ingat, baca cerita ini bagi-bagi waktu untuk meluangkan kewajiban dan meluangkan untuk membaca cerita.

HAPPY READING!!

~••~

Davin tersadar dari pingsan nya. Ia melihat ketika sudah berada di rumah dan tertidur di sofa ruang tamu. Bukan kah tadi diri nya menabrak seorang perempuan memakai jilbab? Namun, di mana wanita itu? Kepala Davin pusing akibat terkena jalanan dan kaca spion motor besar nya.

Mengingat motor besar itu, di mana motor diri nya? Apa jangan-jangan di bawa oleh wanita tadi? Davin bangun dari sofa, kepala nya sangat pusing. Ia memegang pelipis nya. Sungguh, ini akibat alkohol yang meracuni nya. Ini akibat di bego oleh percintaan. Mengapa diri nya sebego ini? Padahal Davin banyak di sukai oleh perempuan lain, namun ketika sudah di pertemukan dengan perempuan malah diri nya di bego kan oleh percintaan.

“DAVIN! SUDAH BUNDA BILANG, KALAU KAMU ITU JANGAN MEMINUM ALKOHOL ITU, NAK!” suara nyaring dari seorang bunda nya mampu membuat telinga Davin merasa sakit. Padahal ibu nya masih berada di tangga kenapa suara teriak nya membuat binatang-binatang yang ada di rumah nya terkejut? Seperti semut dan cicak.

Dari mana bunda nya tahu? Kalau seperti ini ia yakin sudah kena omelan, bunda dan papa nya selalu melarang Davin untuk meminum alkohol namun Davin keras kepala yang ke club diam-diam tanpa sepengetahuan orang tua nya.

“Bunda, dari mana bunda tahu?”

“Jujur sama bunda, nak. Kamu ada masalah apa lagi? Bukan kah papa kamu sudah menuruti kemauan kamu? Kenapa kamu bisa meminum alkohol itu? Tolong kasih tahu bunda!” pertanyaan dari sang bunda bertubi-tubi membuat kepala Davin semakin pusing.

Davin menggeleng kepalanya. Ia tak mau bunda nya tahu tentang masalah percintaan nya dengan Nanda, sudah pasti kalau di kasih tahu akan kena omelan. Karena orang tua Davin tak merestui diri nya berpacaran. Namun, Davin tetap lah Davin yang sangat keras kepala dan malah berpacaran dengan siswi satu kelas dengan nya.

Cih, pacar? Apa bisa seorang perempuan yang sudah berselingkuh malah di sebut pacar?

“Nggak.” Satu kata membuat bunda nya melongo. Alasan apa ini? Sangat tak jelas memang. Namun bagaimana pun putra nya ini sebelas dua belas dengan suami nya.

“Bunda yakin, kamu sedang berbohong. Iya kan?!”

Davin menggeleng kepala nya. Berusaha untuk meyakinkan bahwa diri nya tidak sedang berbohong padahal ia sedang menutupi masalah ini. Karena bagaimana pun bunda nya tak merestui hubungan antara Nanda.

“Kamu sedang ada masalah apa lagi, nak? Sekolah? Keluarga? Atau dari pertemanan kamu?” pertanyaan bunda Davin sangat bertubi-tubi membuat Davin pusing ingin membalas yang mana. Memang benar, Davin tak memiliki masalah di keluarga apalagi di pertemanan tetapi hanya di percintaan.

Keluarga? Keluarga nya sudah lengkap, namun kasih sayang nya belum terlalu sempurna menurut Davin. Pertemanan? Teman nya sangat solidaritas. Apa yang kurang? Percintaan? Iya. Percintaan yang membuat Davin semakin bodoh.

**

Davin pun bingung, siapa yang membawa diri nya ke rumah? Padahal tadi yang ia lihat yaitu menabrak seorang perempuan yang memakai jilbab syar’i dan wanita itu terlihat seperti terluka, tapi Davin tak melihat secara langsung karena pandangan nya tiba-tiba gelap dan pingsan di sana.

“Gara-gara cewek itu, gue jadi bego!”  yang di maksud Davin yaitu Nanda. Dulu, Davin sangat bucin sekali pada Nanda, karena wanita itu selalu ada ketika Davin sedang ada masalah, namun akhir-akhir ini ketika Davin mengalami musibah yang cukup membuat Davin ingin menyerah, wanita itu tidak ada bahkan di tidak memberikan kabar.

Davin pun bingung, ia memikirkan Nanda dan satu lagi memikirkan wanita yang di tabrak oleh nya, karena diri nya merasa bersalah sudah menabrak perempuan yang tak tahu masalah nya.

“Dari pada gue mikir perempuan ga jelas, mending gue buka Instagram, deh.” 

Saat Davin membuka Instagram, ia terkejut melihat fostingan kekasih nya, ah ralat bukan kekasih nya tetapi mantan kekasih nya. Nanda, yang dulu selalu di kenal dengan cewek yang tidak banyak gaya, tapi sekarang gaya nya melebihi ibu-ibu pejabat. Perempuan itu memposting foto nya dengan pakaian kurang bahan di tambah lagi dengan seorang pria yang memakai jas berwarna hitam seperti terlihat seorang CEO tapi Davin tak mengetahui wajahnya, karena di blur oleh Nanda sendiri agar tidak ada yang tahu siapa cowok itu.

Seorang laki-laki yang ada di fostingan Nanda yaitu duduk di paha Nanda sambil berpelukan erat kedua tangan nya memegang bahu Nanda yang tidak tertutup dengan pakaian.

“Geli gue lama-lama! Di bayar berapa lo sama pria kek gitu?”

“Jalang mah jalang aja!”

**

“DAVIN!” panggil sang bunda di tangga lantai bawah.

“Iya, bunda?!” sahut Davin langsung menuju ke bunda nya. Davin tipe cowok yang sebenarnya garang namun ketika bertemu orang yang dia sukai, di sayangi, di cintai akan manja dengan orang itu. Seperti dengan bunda nya. Di mata bunda nya Davin seperti seorang anak kecil, tapi di mata ayah nya seperti seorang anak kecil yang ingin meminta sesuatu.

“Ayo ke ruang makan, Ada perlu bunda dan papa ingin bicarakan.” Bunda Davin menyuru putra nya untuk segera ke tempat meja makan yang berada di lantai bawah. Davin yang mendengar pun terkejut, kalau papa nya sudah pulang, sudah pasti dirinya terkena omelan oleh keduanya. Bisa-bisa nanti motor dan semua fasilitas nya di ambil.

Menurut Davin itu tidak penting, tapi yang lebih di takuti lagi bagaimana uang-uang yang ada di ATM di situ juga? Sudah pasti Davin tidak bisa jajan dan tidak bisa ikut nongki di warung belakang sekolah.

Setiba sampai di meja makan, Davin melihat sorot mata dari sang Papa seperti ada rasa benci, kesal, dan mengancamnya. Kalian bisa bayangkan seseram apa wajah nya Papa Davin sekarang ini.

Mereka pun melanjutkan makan nya meskipun wajah Davin tetap menunduk karena takut dengan tatapan tajam sang Papa. Makan pun jadi tidak enak untuk menelan nya, seperti nya singa susah bangun dari kandangnya.

Setelah makan malam selesai, bunda Davin bernama Delvira Rismayanti yang kini telah menyusun piring-piring setelah mereka makan tadi, lalu mencuci nya. Meskipun di sini ada seorang ART tetapi Bu Vira ini tetap melakukan kegiatan yang ada di dalam rumah tangga seperti biasa.

Di tempat meja makan, hanya Davin dan Pak Fathir. Dua pria yang dibilang seorang anak dengan seorang papa yang memang akur tetapi tidak seperti biasanya. Kali ini rumah menjadi saksi bisu mereka berdua. Davin merasa hawa nya sangat berbeda, feeling nya pun mengatakan bahwa ia akan di ancam oleh sang Papa.

Pak Fathir melihat putra nya yang sibuk dengan memegang ponselnya di atas meja makan. Pak Fathir pun langsung mengambil handphone putra nya itu dan di masukkan ke dalam saku baju nya. Davin tentu terkejut melihat perlakuan sang Papa yang tiba-tiba mengambil handphone nya.

Siap-siap deh,” batin Davin.

“Davin, papa tanya kamu, dan kamu harus jawab jujur, bisa?!” suara sang papa sebenarnya tidak terlalu keras tetapi itu seperti membentak.

Davin mengangguk kepalanya.

“Papa dapat kabar dari bunda kamu, bahwa kamu tadi minum alkohol, apa itu benar?!” lagi-lagi Davin hanya mengangguk kepalanya sebagai jawaban. “Kenapa kamu meminum minuman alkohol kek gitu, nak?! Kamu tahu ‘kan, kalau meminum minuman kek gitu hukumnya haram!”

“Kamu pasti tahu kan kalau haram itu artinya apa? Apalagi kamu sudah kelas 12, Nak! Kelas 12 di usia kamu yang sudah 18 tahun bukan terlihat masih anak-anak, Nak! Di usia kamu saat ini harusnya mikir! Bagaimana tidak merusak masa depan kamu nanti.”

“Papa tanya, alasan nya kenapa? Kamu lagi ada masalah sama Papa atau bunda? Atau— masalah sama pertemanan kamu? Bukan kah pertemanan kamu tidak ada yang meminum minuman kek gitu?” pak Fathir sangat tahu betul pertemanan putra nya ini. Walaupun geng motor tapi bukan sembarang geng motor yang suka memabukkan dan suka membunuh orang.

“Ga ada.” Jawab Davin secara singkat.

Davin meminum minuman alkohol itu semenjak pacaran dengan Nanda, wanita itu selalu menyuru Davin untuk meminum minuman seperti itu tanpa sepengetahuan teman-teman Davin sendiri. Kalaupun mereka tahu, sudah pasti mereka akan marah besar pada Davin.

“Masalah percintaan?” tanya sang bunda yang tiba-tiba muncul di belakang suami nya. Davin terkejut mendengar ucapan dari bunda nya. Bisa-bisa kalau ia jujur akan di razia semuanya.

“Kalau diam, berarti itu jawaban nya.” Kata Pak Fathir.

“Kamu punya pacar? Pacaran sama siapa?”

1 detik

2 detik

3 detik

Tak ada sahutan dari Davin membuat mereka menatapnya lebih tajam lagi.

Brak!

Suara gebrakan meja dari Bunda Vira membuat yang ada di meja makan terkejut. “BUNDA TANYA, KAMU PACARAN SAMA SIAPA SAMPAI KAMU SEPERTI INI?!”

“Setahu bunda, bunda dapat kabar dari teman kamu si rambut kribo itu, kamu kalau pacaran tidak seperti ini. Bahkan bunda selama di luar negeri, selama sibuk dengan pekerjaan Papa kamu, bunda selalu nanya kabar kamu lewat teman-teman kamu. Mereka jawab kamu pacaran tidak seperti orang lain, yang berpelukan, mabuk-mabukan, dan ciuman. Tapi, kamu melanggar peraturan dari bunda dan Papa, Nak!” yang di maksud rambut kribo oleh bunda Davin yaitu Rasya. Si admin lambe turah.

“Tapi—Davin tidak ciuman hanya pelukan ketika Davin punya masalah, Bunda.” Jawab Davin secara jujur.

“Kamu punya masalah apa lagi? Kata teman-teman kamu, kamu selalu bahagia terus, nggak ada masalah, bahkan bunda selalu menyuru mereka agar menghibur kamu ketika kamu punya masalah saat bunda dan Papa di luar negeri. Tetapi, apa yang kamu lakukan?! Ingat, Davin! Kamu itu hanya terobsesi dengan seorang perempuan!”

“Sayang, tenang kan dulu. Istighfar, jangan sampai setan tertawa melihat kamu marah seperti ini,” pak Fathir menenangkan istri nya dengan cara mengusap bahu sang istri.

“Dia kalau seperti ini terus, nanti bagaimana masa depan nya, Mas? Kamu mau punya anak yang nakal? Bahkan, bunda merasa tidak bisa membimbing putra bunda dengan baik, bunda kecewa.” Delvira memeluk suami nya, ia menangis di bidang dada sang suami.

“Mas juga kecewa, mas juga salah, mas tahu apa yang kamu rasakan. Tenang kan dulu, istighfar, jangan mudah terhasut oleh setan,” ucap pak Fathir dengan lembut pada sang istri.

“Davin, papa tanya kamu, kamu pacaran sama siapa, nak?” kini pak Fathir membuka suara pada sang putra nya.

“Nanda.” Jawab Davin singkat.
**

 **

Kalian baca cerita ini jam berapa?

Siang atau malam?

Yuk di komen🙆.

Salam hangat dari ku❤️💐.

Tangerang, 20 Desember 2022

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang