CHAPTER 15

62 3 0
                                    

Assalamualaikum, masya Allah, apa kabar semuanya? Semoga baik-baik aja ya💘💗

Saat ini Khanza berada di kamar milik Davin, kamar yang di cat berwarna hitam dan coklat karena pria itu lebih menyukai gelap dari pada Khanza yang menyukai terang-terang. Setelah mereka berdua menikah, Khanza tak berani tidur dengan Davin karena pria itu lah yang menyuruh. Walaupun mereka satu kamar tetapi Khanza yang akan tidur di lantai dan Davin tidur yang berada di kasur.

Sungguh, ini adalah patut tidak di tiru oleh suami istri. Mungkin ini memang sangat dosa namun bagaimana pun Davin belum bisa menerima kehadiran Khanza sebagai istrinya. Ia masih tak percaya kalau Khanza menjadi istri nya dan Davin menjadi seorang suami.

Menjadi seorang suami tidak lah mudah, ia harus bisa bertanggung jawab dari segi apa pun itu. Ketika istri berbuat kesalahan bisa juga suami yang kena dosa nya. Khanza sedang menulis materi pelajaran karena tadi ia tak sempat meneruskan materi tersebut karena bel pulang yang membuat Khanza menunda menulis.

Davin menghampiri Khanza yang sedang menulis itu, apalagi wanita itu sangat fokus hingga tidak melihat diri nya. Davin mendekati perempuan itu dengan membawa secangkir air putih hangat untuk Khanza. Walau pun sikap nya galak, ketus, tetapi di balik itu semua Davin memiliki sifat yang sangat peduli. Kepedulian nya Davin membuat orang lain memanfaatkan nya.

“Supaya nggak ngantuk.” Kata Davin dengan cuek.

Khanza sempat menoleh ke arah suami nya dengan tatapan bertanya-tanya, entah lah kenapa suaminya ini menjadi perhatian. Khanza langsung menerima dan tersenyum pada Davin. “Terimakasih, maaf merepotkan.”

“Memang!” ketus Davin.

**

Selesai mengerjakan tugas, Khanza membuka ponsel nya. Sudah lama ia tidak membuka ponsel karena Khanza lebih memilih sibuk sendiri seperti mengurusi suami, belajar, dan terus belajar dan tidak ada waktu membuka handphone.

Ia membuka aplikasi WhatsApp yang ternyata sudah sangat ramai sekali, sudah dua hari ia tak kunjung membuka handphone tersebut padahal handphone nya selalu ada dan setia di samping Khanza. Khanza melihat pesan-pesan yang di kirim oleh sahabatnya dari sekolah lama nya.

Sasya, Nabila dan Tiara mereka adalah sahabat Khanza dari sekolah lama nya. Khanza sangat merindukan mereka, mereka lah yang membuat Khanza menjadi seorang yang tak terlalu pendiam juga.

Girls💘

Sasya;

@Khanza assalamualaikum, Bu ustadzah.

Bagaimana kabar nya di sekolah baru?

Nabila;

Iya, bagaimana di sekolah baru? Nggak mengecewakan kan? Kalau kamu ada cerita sini gapapa cerita aja sama kita-kita.

Sasya;

@Khanza kamu sibuk, ya? Kapan ada waktu buat kita?

Kangen ibu ustadzah satu ini🥺

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang