CHAPTER 26

61 2 0
                                    

Selamat datang!!

Happy reading manteman!❤️📚

Vote dulu dong, mwehehehehe

**

Khanza bersyukur bila suaminya sudah mulai luluh, ia berterima kasih kepada sang pencipta yang telah meluluhkan hati sang suaminya yang saat ini sangat berbeda bagi Khanza.

Mereka pun membersihkan tubuh mereka masing-masing secara gantian, waktu sudah menjelang ashar pun tiba. Davin mulai untuk mengimami shalat fardhu ashar bersama Khanza sebagai istrinya. Ini kali pertama Davin menjadi seorang imam shalat setelah lamanya tidak mengimami shalat fardhu bersama teman pesantren nya. Kali ini adalah berbeda, sebab yang menjadi seorang makmum ialah Khanza—istrinya.

"Za, iqamah ya?" pinta Davin. Khanza langsung mengangguk kepalanya dan memulai Iqamah shalat fardhu.

Ini adalah pertama kalinya Khanza di imami oleh seorang laki-laki. Apalagi Khanza yang tidak pernah di imami oleh seorang laki-laki yang dekat, pasti sangat canggung. Biasanya di imami oleh kyai itu pun di pesantren. Namun, jikalau dirumah biasanya ia yang mengimami ibu nya. Terkadang pula secara gantian.

Mereka pun melaksanakan shalat ashar bersama. Mengapa mereka tidak melaksanakan shalat ashar di pesantren? Karena Khanza setiap ashar jarang shalat di pesantren itu pun karena dirinya jikalau dirumah selalu membantu ibu nya. Namun, sekarang ia berbeda dengan status nya yang sudah menjadi seorang istri. Karena harus bisa menjadi wanita yang terus mandiri ketika menjadi seorang istri.

Setelah shalat mereka pun melaksanakan zikiran bersama dan juga doa yang mereka ucapkan masing-masing sesuai doa mereka.

**

"Za, jangan masak!" teriak Davin. Teriakan sang suami mampu membuat Khanza berhenti membuka kulkasnya. Karena dirinya memang sedari tadi saat dari pesantren dan balik sekolah belum masak, karena itu pun ia terus ke pikiran sama suaminya.

Khanza menoleh ke arah Davin yang menghampiri nya. "Gue mau ajak lo makan di luar. Pengen kencan sekali-kali sama istri," ucap Davin membuat Khanza tersipu malu.

"Yakin nih? Apa nggak ketemu mantan 'kan di tempat restauran semacam yang lain gitu. Soalnya banyak tuh kasus. Embel-embel pengen makan diluar, eh malah ketemu cewek lain." Sindir Khanza. Bagi nya ia takut jikalau Davin bertemu sang mantan kekasih.

Davin langsung memeluk leher Khanza. "Za, lo nggak percaya banget sama gue? Kita baru tadi lho baikan. Masa ia marah lagi, bosan gue!"

"Kalau bosan, kenapa masih bertahan?" tantang Khanza.

Sial, gue masuk dalam jebakan nya!! Begitulah isi batin seorang Davin Samudera Angkasa.

Davin langsung melepaskan pelukannya, dan memegang kedua pipi Khanza tak lupa juga menatapnya secara lama. Namun, kondisi seperti ini mampu membuat Khanza susah untuk bernafas. Bayangkan saja di tatap oleh pria yang terlihat galak, apakah kalian tidak takut?

Davin langsung mencium kening Khanza dengan lama, kesempatan ini adalah kesempatan yang sangat ditunggu bagi Davin. Sudah lama dirinya tidak mencium kening sang istri. "Za, dengar dulu. Kita baru aja baikan, masa lo mau marah lagi? Apa memang tidak capek? Lo nggak percaya dengan suami lo yang tampan ini?"

Dih, narsis!

Khanza tetap masih menutupi kedua matanya, di cium kening, ditatap lama itu mampu membuat kondisi jantung nya tidak stabil.

Tidak ada jawaban sama sekali yang dikeluarkan oleh Khanza, Davin pun melihat gemas pada wanita itu. Sial! Kenapa ia baru sadar mempunyai seorang istri yang sangat cantik, baik, Sholehah, Agam nya baik, dan berbeda dengan nya? Ini antara bersyukur atau beruntung?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang