CHAPTER 16

50 3 0
                                    

Siang ini mereka memang libur sekolah karena hari Minggu, dan hari ini pun pernikahan mereka sudah lima hari lamanya dan mereka hari ini akan pindah rumah yaitu ke rumah baru yang Davin beli dengan mertua nya dan juga Papa nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang ini mereka memang libur sekolah karena hari Minggu, dan hari ini pun pernikahan mereka sudah lima hari lamanya dan mereka hari ini akan pindah rumah yaitu ke rumah baru yang Davin beli dengan mertua nya dan juga Papa nya. Sebenarnya rumah ini adalah hadiah dari Pak Fatir dengan nama mantu nya yaitu Khanza Zafeera Az-zahra.

Mereka akan ke rumah baru Khanza dan juga Davin untuk tasyakuran rumah baru mereka. Mereka berdua hanya mengundang tetangga, keluarga, dan juga anak yatim. Acara ini tidak begitu mewah, mereka hanya perlu meminta doa nya agar rumah ini selalu menjadi rumah yang selalu di ridhai oleh swt.

Hari ini, Khanza memakai pakaian gamis berwarna hitam dengan jilbab berwarna coklat susu, Davin menggunakan pakaian kokoh berwarna coklat susu dan celana warna hitam. Mereka pakai pakaian couple yaitu di suruh oleh bunda Vira. Bunda Vira sudah menyiapkan pakaian couple mereka dari jauh-jauh hari. Bunda Vira pun menggunakan pakaian berwarna merah marun dan suami nya pun sama pakai pakaian yang couple.

Acara yasinan di buka oleh seorang kyai di pondok pesantren Davin. Beliau adalah kyai Husna, beliau guru Davin di pondok pesantren ‘Tahfidzul Quran Al-Husna’ Khanza memang belum mengetahui kalau suami nya pernah pondok pesantren. Karena yang Khanza tahu beliau adalah guru dari adik nya Davin. Padahal beda. Davin dan adik nya di tempatkan di pondok pesantren yang berbeda.

Selesai yasinan, di lanjut dengan sambutan dari tuan rumah yaitu Khanza. Tadinya, akan di buka oleh Davin namun pria itu tidak mau. Khanza yang paham pun langsung mengambil mikrofon dari tangan mertuanya, sebelum itu ia berucap. “Biar Khanza aja, Bun.”

Vira mengangguk kepalanya. Ia tidak berani untuk marah karena Davin belum terbiasa dalam hal itu.

“Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,” ucap Khanza membuka sambutannya.

“Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh!” sahut para jamaah yang ada di rumah Khanza.

Alhamdulillahirabbil alamin, wabihi nasta’in, wa’ala Alihi wasahbihi ajma’in. Mama ba’du. Yang saya hormati kepada kyai Husna yang sudah hadir dalam acara tasyakuran rumah baru kami, yang saya hormati kepada keluarga, jamaah yang mudah-mudahan selalu ada dalam lindungan Allah swt.”

“Yang saya cintai kepada anak-anak yatim, yang mudah-mudahan semoga kalian menjadi anak-anak yang sholeh dan Sholehah, aamiin ya Allah ya rabbal alamin. 

Puja serta puji syukur kepada Allah swt. Yang telah memberikan kita nikmat sehingga kita bisa berkumpul di tempat yang insya Allah di muliakan oleh Allah Swt. Shalawat serta salam marilah sama-sama kita curahkan kepada nabi Muhammad Saw.”

“Berdirinya saya kali ini, yaitu tidak panjang lebar. Saya sebagai tuan rumah ingin mengucapkan ribuan terimakasih kepada jamaah serta keluarga dan anak-anak yatim yang sudah meluangkan waktunya untuk hadir di tempat acara tasyakuran rumah kami.”

“Kami, meminta doa kepada kalian agar rumah kami mendapatkan syafaat serta ridha dari Allah swt. Aamiin ya rabbal alamin...,”

Setelah acara sambutan yang di bawakan Khanza selesai, di lanjut dengan acara santunan anak yatim-piatu. Khanza yang melihat dua puluh anak yatim itu melihat nya sendu. Di usia mereka yang masih berusia anak-anak harus kehilangan seorang ayah dan juga harus kehilangan seorang ibu selama-lamanya. Dan, untuk kalian yang masih mempunyai kedua orang tua jangan sia-sia kan mereka, karena orang tua tidak selamanya menemani hidup kita di masa depan.

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang