CHAPTER 24

54 2 0
                                    

Helloowww sekian lama ditinggal updated!! WKWKWK sorry

Gapapa ga ada yang baca yang penting mau lanjut cerita ini😭 aku gemes banget baca ulang cerita mereka, kek pengen ada niatan buat lanjutin!! Gemes bangett pokoknya 😭 konflik mereka setahun belum selesai, jadi aku mau selesaikan dulu yaaa:)

Lopyu semuanya!!😻❤️

Happy reading!!

**

Setelah di malam kejadian itu mereka tampak sekali asing, Khanza dan Davin tidak lagi mengobrol satu sama lain karena Davin balik ke sifat seperti biasa yaitu acuh pada Khanza.

Benar-benar dibuat plot twist banget oleh sifat suami nya, mereka berangkat sekolah saja tidak satu kendaraan. Khanza lebih memilih untuk berangkat dengan taksi yang lewat di depan rumah nya. Tadinya, supir di rumah Davin menyuruh Khanza berangkat dengan nya, namun Khanza tidak mau takut merepotkan orang lain.

Setiba sampai disekolah, Khanza melangkahkan kaki nya menuju kelas. Ia sudah disambut oleh teman-temannya yang memang sudah menunggu diri nya. Kebetulan Khanza hari ini telat karena macet dijalan yang dekat sekolah, dan terpaksa ia harus jalan kaki.

Meskipun ia niat nya untuk bersekolah namun tetap saja pikiran nya pada suami nya, yang sifat nya kadang aneh. Harusnya dengan kasus kejadian suaminya tidur berdua bersama Nanda—mantan kekasih suami nya, Davin harus meminta maaf. Namun, saat pagi ia tidak melihat keberadaan Davin. Beberapa Art pun tidak mengetahui keberadaan Davin.

Kepergian Davin tanpa sepengetahuan orang rumah sehingga Khanza khawatir. Telepon pun tidak diangkat oleh Davin karena pria itu tidak membawa handphone, handphone nya ada di kamar Khanza yang semalam mereka tidur berdua. Khanza menolak sebenarnya tidur berdua dengan suaminya, karena ia mikir apakah ini suami nya yang bersifat manja? Tapi, saat pagi ia tidak melihat keberadaan suami nya.

Padahal Khanza setiap pagi selalu bangun karena melaksanakan shalat tahajud, namun hanya semalam ia tidak shalat tahajud karena kepulasan dan juga kepala nya sedikit pusing. Tapi, Alhamdulillah nya kepala nya sudah sembuh dari pusing. Shalat Subuh tidak melihat keberadaan Davin sehingga saat mengambil air wudhu tadi pagi ia sempat menanyakan beberapa art dirumah mereka, namun ternyata mereka tidak melihat keberadaan Davin.

Ia pun kembali ke kelas Davin karena disana memang ada teman Khanza yang satu kelas dengan Davin. Ia pun menanyakan keberadaan Davin, namun teman Khanza menjawab bahwa Davin tidak masuk sekolah membuat kawan-kawan nya pun terheran-heran. Khanza memiliki teman satu kelas dengan Davin yaitu bernama Salwa. Salwa memang sudah mengetahui bahwa mereka sudah menikah, Salwa pun tahu. Sudah terbiasa bila kasus perjodohan disekolah ini. Namun, ada yang memilih untuk berhenti. Tapi, berbeda dengan Khanza yang masih ingin bersekolah kembali walaupun disekolah swasta tidak di sekolah kalangan pesantren.

"Memang nya kalian tidak berangkat berdua?" tanya Salwa pada Khanza. Khanza pun menggeleng kepalanya. "Nggak, justru saat tadi pagi aku tidak melihat dimana kak Davin. Makanya aku tanya ke kak Salwa, aku kira kak Davin sudah berangkat." Jawab Khanza.

"Tadi juga teman-teman nya bingung pada nanya Davin. Di markas yang biasa mereka kumpul juga nggak ada," jelas Salwa.

Dimana suami nya pergi? Mengapa harus tidak mengabarkan terlebih dahulu.

"Sudah di telepon?" tanya Salwa.

"Sudah, handphone nya ada dikamar aku, kak."

Mengenai mereka pisah ranjang memang Salwa sudah mengetahui. Makanya tidak heran Salwa bersikap biasa aja. Namun, yang paling heran nya mengapa Davin meninggalkan handphone nya di kamar Khanza? Bukan kah Davin sangat malas untuk masuk ke kamar Khanza? Apalagi kamar nya yang di cat berwarna biru muda serta dihiasi langit-langit yang membuat Davin sangat muak.

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang