Jika memang belum mencintai, setidaknya menghargai bagaimana perasaan orang yang sedang berusaha berjuang.
*Stykrmllh*
**
Istirahat pun tiba, Serly dan Ica pun mengajak Khanza untuk ke kantin. Khanza yang memang lagi lapar pun mengangguk dan mengikuti nya. Sebelum ke kantin, Khanza merapikan beberapa buku-buku nya yang tadi berserakan di meja tempat duduknya.
Serly menggandeng tangan kanan Khanza dan begitu pun dengan Ica yang menggandeng tangan kiri Khanza. Posisi Khanza ada di tengah-tengah mereka, Khanza yang di perlakukan seperti ini merasa diri nya memiliki teman yang benar-benar baik, posisi Khanza seperti ini seperti seorang ratu yang di gandeng.
Mereka bergandengan tak luput dari perhatian siswa-siswi di sekolah SMA ANGKASA ini. Mereka tidak peduli dengan tatapan mata siswa-siswi yang menatap nya. Pandangan Khanza tertuju kepada seorang laki-laki yang ia kenal, dia adalah Davin —suami nya. Davin yang sedang berdua dengan seorang perempuan yang Khanza tidak mengenal nya. Perempuan itu memeluk Davin dengan pelukan erat. Dan, Davin yang ingin mendorong ia tahan karena Davin melirik Khanza yang sedang dengan teman nya.
Davin melirik Khanza, tak sengaja mereka saling tatapan hanya lima detik. Davin langsung memeluk perempuan itu yang tak lain adalah Nanda—mantan kekasihnya. Davin belum menyatakan putus karena ia masih ada rasa sayang kepada perempuan itu.
Khanza yang melihat itu hanya bisa menundukkan kepalanya, rasa sakit di hati nya yaitu melihat suami nya yang telah berpelukan dengan perempuan lain. Khanza tahu suami nya belum mencintai nya, namun yang di inginkan Khanza bukan seperti ini. Ia ingin suami nya bisa mengerti perasaan nya. Ingin nangis, namun ini bukan waktu untuk menangis karena ia tidak mau kedua teman nya melihat Khanza menangis hanya karena seorang laki-laki.
Saat ini Khanza sudah ada di kantin dengan Serly dan juga Ica. Ica yang memesan makanan dan Serly yang sedang mencari tempat untuk duduk di kantin. Saat Serly sudah menemukan tempat untuk mereka makan, Serly mengajak Khanza untuk duduk di tempat yang mereka cari. Lagi-lagi, Khanza melihat laki-laki tadi dengan perempuan tadi yang sedang bergandengan tangan. Mereka di sambut oleh beberapa sorakan fans mereka di sekolah SMA ANGKASA ini.
Khanza yang melihat itu hanya bisa menahan sabar nya di dalam hati. “Ya Allah, berikan hamba kesabaran. Dan juga berikan suami hamba hidayah.”
“Khanza! Lihat sana!” Khanza di kejutkan dengan Serly yang tiba-tiba menggoyangkan lengan Khanza. Serly menunjukkan ke arah dua pasangan yang di bilang mereka adalah pacar.
“Iya, kenapa?” sahut Khanza dengan senyuman manis.
“Itu loh! Kak Nanda sama kak Davin, serasi banget mereka!” kata Serly dengan heboh. Khanza hanya tersenyum membalas ucapan Serly. Memang bila di lihat mereka sangat cocok, namun Serly belum mengetahui kalau Khanza lah yang menjadi istri nya dari laki-laki yang di maksud.
Khanza melihat Davin yang semakin dekat dengan perempuan itu, perempuan itu adalah Nanda kata Serly perempuan itu adalah kelas 12 hanya saja berbeda kelas dengan Davin. Pasangan itu ternyata duduk di dekat meja yang Khanza tempati.
Lagi-lagi Khanza masih menahan rasa sedih nya. Ia akui bahwa Khanza sangat cemburu. Siapa yang tak cemburu melihat orang yang kita sayangi berdua dengan perempuan lain? Perempuan nya itu di bilang pacar nya. Khanza adalah wanita yang asing memasuki hubungan mereka, Khanza sadar kalau memang suami nya belum mencintai nya tapi yang Khanza inginkan tidak seperti ini.
Pernikahan mereka memang tanpa ada rasa suka, namun bukan kah setiap ijab qobul terucap di depan orang-orang dan di depan orang tua itu adalah tanggung jawab yang besar. Rasa suka itu datang nya bisa kapan aja kalau memang salah satu dari mereka bisa meluluhkan hati salah satu nya.
“Widih! Kak Nanda Davin duduk di sini, ya?” tanya Ica yang tiba-tiba datang di belakang mereka. Ica datang dengan membawa makanan mereka. Untung saja Ica datang untuk mencairkan suasana yang sangat hening. Khanza aja tidak tahu ingin berbicara apa, karena bagi nya tidak penting apalagi berbicara yang tidak ada guna nya.
“Iya, dong. Ca.”
Nanda memang sudah tahu siapa Ica dan juga Serly, karena kedua wanita itu fans nya Nanda. Siapa yang tidak kenal dengan Nanda? Wanita yang prestasi nya selalu tinggi, wanita yang memiliki bakat fashion, yang memiliki body bagus, yang memiliki bakat menyanyi, dan tentu cantik. Namun, siswa-siswi SMA ANGKASA ini belum mengetahui kalau Nanda adalah simpanan dari om-om yang tak lain adalah teman Papa nya Davin. Davin mengetahui bahwa pacar nya seperti itu, namun Davin tak mau mengambil pusing, is yakin itu bohongan.
“Eh, ini murid baru, ya?” tanya Nanda melihat ke arah Khanza.
Khanza pun mengangguk kepalanya. “Iya, kak.”
Nanda menatap wajah Khanza ada tatapan yang ia tak suka. Entah dari apa, tapi Nanda tidak suka melihat Khanza. Khanza menggunakan jilbab syar’i berwarna putih, dan juga wajah nya yang sangat bersih dan wajah nya terlihat adem.
“Ini nama nya Khanza, dia teman baru kita.”
Nanda hanya ber-oh ria saja. Berbeda dengan Davin yang ingin kabur dari tempat duduk di bangku dengan pacar nya. Ia merasa risih karena Nanda bukan menjauhi nya malah mendekati Davin dengan segala peluk, memegang paha nya, dll. Davin melihat wanita yang sedari tadi hanya menundukkan kepalanya tanpa melihat wajah Davin. Padahal, mereka sudah sah namun kenapa Khanza tidak berani menatap Davin?
Davin tak betah duduk di sini, karena ia tidak terbiasa. Biasanya ia selalu duduk nongkrong dengan teman-temannya di belakang sekolah sambil menyesap rokok. Davin mendekati Nanda karena ingin memanas-manasi Khanza agar wanita itu risih. Namun, Davin melihat nya wanita itu hanya berkomat-kamit membaca zikir dengan tasbih digital di jari manis nya.
Selesai makan, Khanza izin untuk ke toilet karena sedari tadi ia ingin menangis, hal yang paling lega yaitu ketika menangis di saat tempat sepi. Tadinya Serly akan mengantar Khanza namun Khanza menolak, ia hanya meminta di mana lokasi toilet wanita.
Setelah berjalan dari toilet, tiba-tiba badan Khanza di tabrak oleh seorang pria yang Khanza tak mengenali nya. Khanza jatuh, namun ingin di tolong Khanza langsung menghempaskan tangan nya secara lembut. Ia tidak mau bersentuhan dengan seorang laki-laki yang bukan jadi mahram nya.
“Kenapa nggak mau di tolong? Gue kan niat nya baik.” Kata pria itu menatap ke arah Khanza.
“Niat kamu memang baik, tapi lebih baik jangan bersentuhan! Kita ini bukan mahram.” Sahut Khanza cuek.
“Kenapa gitu? Lo mau di mahramin sama gue?” goda pria itu. Lagi-lagi Khanza hanya menggeleng kepalanya dengan rasa takut.
“Saya duluan, maaf!”
**
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAH, CINTA
Teen FictionKhanza Zafeera Az-Zahra, yang memiliki sifat berbeda dari yang lain yaitu pendiam, di saat teman-teman nya memiliki sifat bar-bar berbeda dengan Khanza yang memiliki sifat pendiam, bukan alumni pesantren namun seorang santri yang pondok pesantren ny...