Malam ini adalah malam terakhir Khanza makan malam bersama dua keluarga nya, di kediaman rumah pak Fathir ini sedang makan bersama dalam dua keluarga. Ada keluarga Khanza serta keluarga Davin. Jarang sekali memang mereka melakukan makan bersama seperti ini, apalagi ada suara anak kecil yang ricuh sedang bermain.
Khanza dan Davin yang tak sengaja keluar kamar bersama membuat mereka tersenyum menggoda nya. Khanza masih bingung, tetapi berbeda dengan Davin yang tak peduli dengan mereka-mereka. Khanza duduk di samping Bu Tyas, sedangkan suami nya duduk di samping papa nya.
“Maaf, Khanza telat,” cicit Khanza merasa bersalah.
“Nggak apa-apa, nak. Kita tahu kok, pasutri baru ini pasti capek.” Ucap Bunda Vira.
“Vir, capek apaan tuh?” goda salah satu adik Vira. Siapa lagi kalau bukan Tante Sinta.
“Nggak boleh gitu, Sin. Kasihan mereka tertekan,”
Mereka pun melanjutkan makan nya, setelah melakukan makan bersama Khanza berniat untuk membantu mencuci piring, namun tangan nya langsung di cegah oleh bunda Vira. Khanza yang di perlakukan seperti itu hanya bingung.
“Sudah, biar pembantu sini aja yang mencuci nya, nak. Kamu temani suami kamu,” kata bunda Vira. “Memang nya, nggak apa-apa, Bun? Kan, tadi, Khanza nggak bantu kalian. Jadi Khanza berniat untuk mencuci piring aja.” Kata Khanza merasa tak enak hati kepada mertua nya.
Lagi-lagi bunda Vira hanya tersenyum melihat mantu nya. “Nggak apa-apa dong, sayang. Kan, di sini banyak asisten lain nya. Sekarang kamu temani suami kamu di luar deh, dia kek nya butuh minuman.” Ujar bunda Vira menyuruh mantu nya.
“Tapi, bun, Khanza tidak tahu minuman apa yang di butuh kan oleh kak Davin.” Memang benar Khanza tidak tahu apa yang di sukai oleh Davin, bahkan Khanza tidak tahu seluk beluk Davin, tidak salah kan, seorang mantu bertanya kepada mertua nya?
“Dia di bawa es coffee saja sudah mau, nak. Nanti bunda tanya ke mbak-mbak yang lain, ya?” Khanza hanya mengangguk kepala nya. Setelah menunggu mertua nya memanggil, Khanza hanya bisa melakukan membersihkan lantai sekalipun membantu mbak-mbak yang lain. Awalnya mbak-mbak yang lain menyuruh Khanza untuk duduk saja, namun Khanza tidak enak hati kepada pembantu-pembantu yang ada di rumah mertua nya ini.
Setelah rapi semua, Khanza melihat bunda Vira membawa es coffe untuk putra nya, bunda Vira menyuruh Khanza untuk yang mengasih kan nya dengan alasan agar mereka saling dekat. Khanza pun menuruti lalu keluar, melihat suami nya yang duduk dengan santai sambil menghisap rokok nya. Khanza sekarang mulai mengetahui bahwa suami nya ini menyukai rokok walaupun Khanza tidak suka dengan pria yang rokok. Namun, nanti Khanza akan mengasih tahu baik-baik saja.
“Nih, kak.” Khanza menyodorkan sebuah gelas yang berisi es coffe pada suami nya yang sedang duduk asik. Davin menoleh dengan melihat Khanza yang membawa minuman kesukaan nya. Dari mana wanita itu tahu tentang minuman nya? Davin pun mengambil tanpa mengucap terimakasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIJRAH, CINTA
Teen FictionKhanza Zafeera Az-Zahra, yang memiliki sifat berbeda dari yang lain yaitu pendiam, di saat teman-teman nya memiliki sifat bar-bar berbeda dengan Khanza yang memiliki sifat pendiam, bukan alumni pesantren namun seorang santri yang pondok pesantren ny...