CHAPTER 5

73 17 19
                                    

Haii, aku minta tolong. Ucapkan happy birthday ke salah satu toko utama ku nama nya Rifky Razendra Erlangga 🎉.

Di cerita sebelah.

HAPPY READING!!

*
*
*

~••~

“Davin, papa tanya kamu, kamu pacaran sama siapa, nak?” kini pak Fathir membuka suara pada sang putra nya.

“Nanda.” Jawab Davin singkat.

“Apa?!” teriak mereka berdua yaitu Bunda Vira dengan suami nya. Mereka memang tidak menyetujui putra nya berpacaran dengan wanita seperti itu. Walaupun terlihat pendiam tapi mereka tahu sifat seluk beluk nya wanita itu. Mereka tahu betul keluarga nya yang memang sifat nya sama.

Bunda Vira yang tadinya berada di pelukan sang suami, ia berdiri lalu menarik telinga putra nya hingga membuat sang empunya meringis. “Sudah bunda bilang, nak. Kamu jangan pacaran sama cewek seperti itu!”

“Bunda kenapa selalu melarang aku pacaran dengan Nanda? Nanda yang tidak kalian pikirkan!” emosi Davin. Mengapa diri nya menjadi membela Nanda? Karena ia tidak mau Mantan kekasihnya di cap jelek oleh keluarganya sendiri walaupun sifat nya memang seperti itu.

“Davin! Papa dan bunda melarang kamu berpacaran dengan dia karena dia itu tidak baik! Dia selalu membuat ulah, Nak! Bahkan pakaian yang ia kenakan tidak kamu pikirkan ketika di sekolah! Kamu sudah lihat postingan yang baru saja di post oleh Nanda? Itu dia selera nya teman Papa!” mendengar ucapan dari Sang Papa sangat terkejut bukan? Ternyata cowok yang memakai pakaian seperti CEO teman nya papa sendiri? Dan, Nanda lebih menyukai bapak-bapak di bandingkan anak remaja ini?

Pak Fathir tahu betul wajah Nanda, sikap Nanda, dan gerak-gerik Nanda di setiap ada perkumpulan antara perusahaan dengan perusahaan yang lain. Wanita itu selalu datang setiap ada perkumpulan, wanita itu selalu datang dengan laki-laki teman nya Pak Fahri yang berusia 40 tahunan. Bisa di bilang Nanda lebih suka duit dari pada orang nya dan ia mengasih tubuh nya pada seorang pria yang bukan siapa-siapa nya.

“Mungkin itu paman nya,” bela Davin.

“Mana ada, Davin! Om Yutha itu tidak memiliki seorang ponakan! Ponakan dia masih berusia 7 tahun! Hanya memiliki anak yang berusia 18 tahun.” Lagi-lagi suara Pak Fathir membuat seisi rumah kepo mendengar nya.

“Papa capek menasihati kamu, Sebenarnya ini ada dua pilihan. Pilih di razia motor serta ATM kamu, atau— perjodohan?”

Davin yang mendengar itu terkejut. “What?! Perjodohan?! Papa gila, ya?! Zaman sekarang sudah zaman modern, Pa! Papa lagi butuh mantu, iya? Nanti juga Davin akan mendapatkan seorang mantu untuk Papa!”

“Dengan cara ini, papa dan mama yakin, kamu bisa menjadi lebih baik lagi.”  Ujar sang Papa dengan lembut.

“Atau— kamu akan kami masukkan ke dalam pesantren, apa mau?” pilihan terakhir hanya ini yang di ucapkan oleh Pak Fathir pada putra nya. Karena wanita pilihan mereka ia yakin akan bisa membimbing anaknya lebih baik lagi. Kalau Davin di bawa ke pondok pesantren yang memang sudah di tentukan sudah pasti Davin akan menolaknya secara mentah-mentah. Pria itu sudah muak dengan yang nama nya pesantren.

Davin menatap kedua nya dengan tatapan tak percaya, ia menggelengkan kepalanya. Hal terkonyol yang di buat oleh orang tua Davin yaitu perjodohan. Sebenarnya bisa aja Davin menjadi seorang yang lebih alim kalau tidak ada yang mengganggunya. Ya, siapa lagi kalau bukan teman-teman nya yang mengajak kesesatan.

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang