CHAPTER 19

61 5 0
                                    

HAPPY READING 💗🙌

Gimana Ramadhan udah mau berakhir nih, semoga kalian sehat selalu, aamiin.

NOTE: MAAF KALAU ALUR NYA ACAK-ACAKAN!!


Khanza di sekolah SMA ANGKASA sudah satu bulan lamanya menjadi murid baru di sekolah itu, dan pernikahan nya sudah memasuki lebih dari satu bulan. Hubungan mereka baik-baik saja, namun yang paling aneh menurut Khanza yaitu Davin tidak berdua dengan Nanda. Entah, mereka memang sudah mengakhiri atau belum. Hubungan Khanza dengan Nanda pun menjadi asing, wanita itu tak nampak lagi di hadapan nya. Khanza pun tak tahu ia memiliki salah apa dengan wanita itu, padahal pertemuan mereka sangat baik dan terlihat Khanza mudah mengenal orang baru.

Hari ini karena adalah hari Sabtu, kemungkinan karena tanggal merah dan Khanza akan berniat untuk ke pondok pesantren. Sudah lama ia tak berkunjung, Khanza dengan alasan liburan bersama keluarga pada teman-teman nya, ia tidak mau mereka mengetahui kalau Khanza sudah menikah.

Pimpinan pondok pesantren memang sudah mengetahui kalau Khanza sudah menikah karena saat Khanza menikah dengan Davin, pihak keluarga mengundang kyai Faisal untuk menghadiri acara pernikahan Khanza dan Davin, saat tasyakuran rumah baru pun Khanza mengundang pimpinan pondok pesantren. Keluarga pondok pesantren kemungkinan sahabat dekat Pak Fathir — papa Davin. Awalnya memang kyai Faisal terkejut karena anak dari sahabat nya menikah dengan salah satu santri di pondok pesantren nya. Tapi, kyai Faisal pun turut senang santri nya bisa mendahului teman-teman nya yang lain.

Khanza melihat Davin yang masih tertidur pulas di kasur pun ia hanya menghela nafasnya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 09:00 dan itu sudah sangat siang, namun lagi-lagi Davin masih tertidur dengan bantal yang menutupi wajah nya.  Mereka memang belum satu kamar karena Davin tidak mau Khanza satu kamar dengan nya.

Mengapa Khanza ke kamar Davin? Karena saat tadi sarapan pria itu tidak ada di meja makan. Ia pikir Davin akan ke markas, namun ia teringat bahwa Davin sudah lama tidak ke markas karena teman-teman nya sedang sibuk belajar untuk menjalani ujian akhir semester dan ujian kelulusan. Tapi, ada pula yang malas ke markas dengan beberapa alasan. Namun, jika memang waktu nya kumpul mereka sangat kumpul tidak ada yang tak hadir.

Tak biasanya Davin masih tertidur sampai lama nya. Ia melihat ada stik game, berarti itu Davin bergadang semalaman dan bisa belum bangun pun sampai sudah jam 09:00. Khanza langsung membereskan semua yang berantakan di bawah kasur milik suami nya.

Setelah semua sudah bersih, ia pun membangun kan suami nya dengan hati-hati. Takutnya bangun-bangun sudah marah-marah dan itu tidak baik bagi telinga Khanza apalagi bagi telinga tetangga yang melihat nya.

Khanza membangun kan nya dengan menepuk pipi kanan Davin dengan lumayan keras. “Kak, ayo bangun!” ucap Khanza dengan lembut.

Tak ada sahutan, Khanza hanya bisa sabar. Ia sudah terbiasa dengan hal ini saat di pondok pesantren. Walau pun Khanza pesantren pulang pergi namun ia pernah menginap di pondok pesantren dan ia sudah terbiasa membangun teman-teman nya saat waktu subuh mendatang.

“Kak! Mau sampai kapan? Udah siang.” Kata Khanza dengan sengaja mengeraskan suara nya.

Davin hanya berdehem belum sadar kalau Khanza di samping nya. Ia langsung menarik Khanza dengan memeluk wanita itu seperti bantal guling. Dengan kedua kaki di tumpukan di atas ke perut Khanza dan kedua tangan memeluk punggung Khanza.

“KAK!” teriak Khanza terkejut. Bagaimana tidak terkejut! Davin benar-benar membuat Khanza tak bernafas akibat ulahnya. Khanza berusaha melepaskan nya, namun hasilnya nihil. Tenaga Davin lebih besar dari pada tenaga nya. Khanza hanya bisa menangis pasrah. Sungguh ia tidak bisa bernafas seperti ini. Kondisi jantung nya pun berdetak karena menahan salah tingkah.

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang