CHAPTER 18

74 4 0
                                    

Happy reading!!

**

Davin kini tak istirahat di rumah, melainkan ia istirahat di markas. Takutnya ia mengganggu Khanza tidur.  Ia mendapatkan notifikasi dari WhatsApp yaitu pesan dari salah satu teman nya bahwa ada beberapa masalah yang harus perlu di kerjakan saat ini. Davin melihat wajah Khanza yang sangat lelah itu, dengan kondisi jilbab berantakan dan wajah tenang Khanza semakin Davin lama menatap wajah wanita itu.

Davin langsung menggendongnya untuk di bawa ke dalam kamar nya sendiri, ia meminta salah satu ART di rumah baru nya untuk membawakan belanjaan yang ia dan Khanza beli tadi. Davin merebahkan tubuh Khanza dengan pelan, takut wanita itu terbangun dari mimpinya.

Davin membuka jilbab Khanza perlahan membuat wanita itu terganggu dengan tidur nya, setelah itu Khanza kembali pulas. Mungkin hari ini ia cukup lelah, padahal tadi hanya bermain dan jalan-jalan mencari makan bersama Davin sampai malam hari.

Kedua orang tua mereka sudah pulang sejak saat tadi sore, dan suasana di rumah ini tinggal hanya ART dan beberapa bodyguard di rumah Davin. Mereka memang sudah tahu kalau keluarga mereka sudah pulang karena saat tadi orang tua Davin mengabari nya. Davin melihat wajah milik Khanza terlihat sangat cantik dari Nanda. Mengingat tentang Nanda, sebenarnya Davin sudah mengakhiri hubungan mereka, namun saat di sekolah ia sengaja untuk memamerkan keromantisan nya di depan Khanza. Entah, ia sudah menjadi suami yang sangat bejat, namun Davin ingin melihat seberapa kesal nya seorang Khanza.

Sebelum ia ke markas, Davin tidak mengganti pakaian nya, biasanya ia selalu mandi malam itu pun kalau memang lagi ingat. Davin bahkan jarang mandi, laki-laki seperti Davin sangat menghemat air padahal air di mension milik Davin sangat banyak air. Entah lah.

Sebelum ke markas, ia menulis sebuah surat yang ia tulis di kertas lembaran milik Khanza yang berada di meja belajar nya itu. Ia menulis nya dan ia taruh di tempat bawah makanan yang tadi Davin beli sebelum pulang ke rumah. Davin saat ini sedang menahan untuk tidak melakukan hal aneh kepada Khanza. Jenjang leher yang begitu mulus dan putih yang tertutup jilbab. Rambut yang sangat hitam yang selalu di jaga membuat Davin takjub dengan adanya wanita seperti Khanza. Davin berusaha untuk melepaskan lengan nya dari tangan Khanza.

Davin merasa bersalah ketika ia membentak wanita cantik seperti Khanza, yang memiliki hati lemah lembut.

Setelah menulis sebuah surat di kertas lembaran, ia melirik Khanza yang terlihat sangat pulas tidur nya. Ia tersenyum. Bahkan ini pertama kalinya seorang Davin tersenyum kepada seorang wanita selain Nanda dan bunda nya. Untung saja Khanza tidur dan tidak melihat senyuman milik Davin. Mungkin setan yang berada di kamar tamu milik Khanza sangat tertawa melihat Davin tersenyum pertama kali nya pada seorang wanita selain Nanda dan bunda nya.

“Gue izin keluar dulu, ya? Semoga bangun-bangun lo nggak marah ketika lihat rambut lo sudah tidak tertutup dengan jilbab.”

“Assalamualaikum.”

**

Davin sudah berada di markas besar milik geng Tiger Revo. Saat Davin memasuki markas ia sudah di sambut begitu oleh anggota yang lain. Di sana mereka sudah berkumpul secara bersamaan, kemungkinan hanya Davin yang datang terlambat.

“Tumben lo telat,” celetuk salah satu anggota Tiger Revo bernama Ray.

“Nunggu izin dari baginda ratu.” Baginda ratu sebenarnya yang di maksud Davin ialah Khanza. Namun mereka mengira nya adalah bunda Vira. Mereka memang belum mengetahui kalau Davin sudah menikah dengan seorang siswi yang memiliki sifat alim dan berbeda dari mantan Davin yang lain.

HIJRAH, CINTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang