Tap.. Tap.. Tap..
Suara sepatu pantofel yang bersentuhan dengan lantai marmer di sebuah rumah membuat Jeon Haewon yang tadinya menyiapkan sarapan kini menoleh ke sumber suara.
Benar saja, ia melihat putra satu-satunya itu sudah siap dengan setelan kerjanya.
Kim Seokjin memang selalu sangat tampan!
Seokjin menuruni anak tangga pada rumah berdesain minimalis itu. Di sebelah kiri anak tangga adalah ruang keluarga yang terdapat sebuah televisi layar datar berukuran lima puluh inci dan satu set sofa mewah. Di sebelah kanan anak tangga ada sebuah meja makan besar berbahan kayu dan dapur bersih.
Namun pagi ini, Haewon memilih untuk menikmati sarapan bersama putranya di luar yang berhadapan langsung dengan kolam renang.
Semalam Seokjin menginap di rumah orang tuanya atas permintaan ibunya. Karena Seokjin adalah anak mama, jadi Seokjin pun mengiyakan permintaan ibunya itu.
Jika berurusan dengan ibunya, Seokjin tak akan pernah bisa menolak permintaan ibunya itu.
"Good morning, my worldwide handsome.." Ucap Haweon yang kemudian sang putra memberi sebuah kecupan pada pipi ibunya itu.
"Eomma.. Jangan memanggilku seperti itu jika di hadapan orang." Protes Seokjin. "Aku malu."
Haewon terkekeh. Sejak kecil, memang Haewon memiliki panggilan sayang untuk putranya itu. Bahkan panggilan itu masih saja ia ucapkan untuk Seokjin hingga saat ini. Meski Seokjin sering kali protes, namun Haewon masih saja mengulanginya.
"Ayo, kita sarapan dulu." Ucap Haewon yang kemudian ia menyiapkan sarapan untuk Seokjin.
"Dimana Appa?"
"Semalam ayahmu mendapat telepon dari Yoongi. Katanya kantor cabang di China ada yang bermasalah." Jawab Haewon. "Jadi pagi-pagi tadi ayahmu sudah berangkat."
"Biasanya untuk urusan kantor cabang luar negeri, Appa selalu menugaskannya padaku. Tapi kenapa dia berangkat sendiri?" Sahut Seokjin setelah meneguk kopinya.
"Karena nanti malam kau ada janji, sayang?"
Seokjin mengernyitkan dahinya. "Memangnya aku ada janji apa nanti malam? Menemani Eomma?"
Haewon menggeleng. "Kau akan malam dengan Kim Jisoo nanti. Jadi ayahmu berangkat ke China sendiri."
Seokjin sontak meletakkan sendoknya agak kasar. "Oh, ayolah, Eomma.. Apa kalian masih saja merencanakan perjodohan konyol itu?"
"Temui saja dia dulu, sayang." Sahut Haewon. "Setelah bertemu baru kau bisa memutuskan akan menerimanya atau tidak."
"Tapi--"
"Eomma sudah memesankan meja di restoran milik teman Eomma. Jadi jangan terlambat datang jam tujuh malam nanti, okay." Haewon hendak kembali ke dapur untuk mengambil sesuatu, namun ia kembali membalikkan badannya. "Jangan terlambat ya, sayang. Jangan sampai kau membuat seorang wanita menunggu."
***
Tadinya Seokjin sangat malas untuk datang makan malam bersama wanita yang dijodohkan dengannya. Namun setelah tadi siang Jungkook memberitahu siapa Kim Jisoo yang akan dijodohkan, Seokjin langsung bersemangat. Bahkan ia datang satu jam lebih awal dari waktu yang sudah ditentukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One You Should Love (END)
FanfictionAwalnya Kim Seokjin menolak dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya. Namun setelah tau siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya, ia langsung menerimanya dengan antusias. Hampir setiap malam Kim Seokjin selalu berganti wanita. Tapi itu sebelum ia...