19. An Old Love

1K 101 33
                                    

Gambaran hari-hari yang indah setelah menikah hanyalah gambaran saja bagi wanita yang bernama Park Rosè. Meski sudah satu bulan resmi menyandang gelar Nyonya Park Jimin, tak serta merta membuatnya bahagia.

Setiap hari ia selalu ditinggal suaminya. Jimin selalu berangkat ke restoran pagi buta dan pulang saat larut tiba. Jika saja berada di rumah, hanyalah sikap acuh yang ia dapatkan dari suaminya.

Yang lebih menyakitkan lagi, mereka tak pernah tidur seranjang. Hanya sekali saat malam pertama setelah mereka resmi berstatus suami-istri. Dan itu pun hanya tidur tanpa melakukan apa pun yang seharusnya dilakukan oleh pengantin baru di malam pertama. Setelahnya, Jimin lebih memilih tidur di kamar tamu alih-alih tidur bersama Rosè di kamar utama.

Meski sudah tau Jimin pulang sangat larut, Rosè yang berusaha menjadi istri yang baik, kini menunggu kepulangan Jimin.

Waktu sudah menujuk pada pukul sepuluh malam. Tapi belum ada tanda-tanda suaminya itu pulang.

Rosè yang sedang hamil enam bulan itu pun menunggu kedatangan sang suami di ruang tengah. Ia duduk di sofa panjang yang ada di depan televisi. Sudah lebih dari dua jam ia duduk disana. Hingga akhirnya tubuhnya merasa lelah dan ia memilih untuk tidur bersandar pada bahu sofa.

Belum genap sepuluh menit menutup matanya, terdengar suara bel pintu dari depan. Rosè yang memang belum tertidur sepenuhnya langsung terperanjat ketika mendengar suara bel pintu apartemennya.

"Siapa yang datang malam-malam begini?" Gumamnya.

Jika saja yang datang Jimin, pasti pria itu tak perlu memencet bel pintu dan bisa langsung masuk saja, bukan?

Dengan langkah ragu, Rosè berjalan menuju ke depan. Dan ia mengintip lewat lubang kecil pada pintu dan mendapati Jimin dan asistennya.

Setelahnya Rosè segera membukakan pintu, ia bisa melihat dengan jelas jika suaminya tengah dibopong oleh asistennya.

"Astaga.. Apa yang terjadi?" Tanya Rosè ketika melihat wajah Jimin yang penuh dengan luka lebam pada pipi dan sudut bibirnya.

"Jimin Hyung tadi minum di bar." Jawab asisten Jimin yang bernama Choi Beomgyu itu. "Lalu saat mabuk, ia terlibat perkelahian dengan pengunjung lain."

"Bawa saja dia ke kamar!" Pinta Rosè. Beomgyu pun segera menuntun Jimin ke kamarnya.

"Beomgyu.. Terima kasih." Ucap Rosè setelah Jimin dibaringkan di atas ranjang.

"Sama-sama, Noona. Kalau begitu aku permisi." Beomgyu sedikit membungkukkan badan berpamitan pada Rose.

Setelah Beomgyu pergi, Rosè melepaskan sepatu dan kaus kaki Jimin. Tidur Jimin agak terganggu ketika Rosè mencoba melepas kemeja putihnya. Kemudian tanpa Rosè duga, Jimin menarik tangannya hingga membawanya berada di bawah kungkungannya.

"Bogoshipeo.." Karena dalam pengaruh alkohol, Jimin mengecup bibir Rosè.

Rosè yang baru saja mendapat kecupan dari Jimin itu pun tersenyum. Ia pikir suaminya ini mulai menerimanya sebagai istrinya.

Namun sayangnya senyuman Rosè hanya bertahan beberapa detik saja setelah Jimin menyebutkan nama wanita lain di hadapannya. "Bogoshipeo, Kim Jisoo.. Bogoshipeo."

Air mata Rosè luruh begitu saja mendengarnya. Pria yang sudah berstatus sebagai suaminya menyebutkan nama wanita lain, bahkan saat mereka berada pada posisi intim seperti saat ini. Hatinya begitu teriris sakit.

Tak sampai disitu, Jimin pun melumat bibir Rosè yang ia pikir itu adalah Jisoo.

"Selama berkencan, kita hanya pernah melakukannya sekali, Jisoo." Gumam Jimin di sela lumatannya. "Kau tidak akan bisa kemana-mana lagi sekarang. Aku akan membuatmu menjadi milikku mulai malam ini."

I'm The One You Should Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang