Jungkook menyerahkan sebuah map pada Seokjin. "Ini, Hyung.. Yang kau minta kemarin."
Lantas Seokjin langsung menerima map itu dan membukanya.
Di dalam map itu terdapat beberapa data tentang Jung Hoseok dan Park Jimin.
Beberapa hari yang lalu Seokjin telah memerintahkan Jungkook untuk mencari informasi apa saja tentang dua pria yang ada di sekitar Jisoo. Dua pria yang membuatnya tersisih di hadapan wanita yang dijodohkan dengannya.
Data pertama yang ia buka adalah data pribadi milik Jung Hoseok. Seokjin membaca dengan teliti satu persatu kata yang ada pada kertas itu.
"Pantas saja mereka terlihat begitu dekat." Gumam Seokjin setelah melihat asal-usul Hoseok yang alamat rumahnya sangat dekat dengan tempat Jisoo tinggal bersama neneknya dulu.
"Jepang?" Ucap Seokjin. "Pria yang bernama Hoseok ini pernah ke Jepang?"
"Ya, Hyung.. Hoseok pernah ke Jepang untuk melanjutkan studinya." Jawab Jungkook.
Pikiran Seokjin langsung tertuju pada enam tahun lalu saat terakhir ia mencoba mencari Jisoo yang menghilang begitu saja.
Enam tahun yang lalu ia membayar detektif swasta untuk mencari keberadaan Jisoo. Karena kekasihnya hilang tanpa kabar sama sekali. Dan informasi yang ia dapat dari detektif bayarannya itu, saat itu Jisoo pergi ke Jepang.
Tak cukup sampai disitu. Seokjin juga mencoba mencari di Jepang demi menemukan Kim Jisoo. Namun pencariannya selama hampir setahun tak menghasilkan apapun. Dulu Kim Jisoo-nya menghilang entah kemana.
2015-2019
Tahun dimana Jung Hoseok tinggal di Jepang. Dan Jisoo menghilang dari kehidupannya pada tahun 2016. Seokjin jadi berpikir bahwa Jisoo ke Jepang bersama dengan Hoseok.
Meninggalkan data pribadi Hoseok, Seokjin kemudian beralih pada data Park Jimin. Saat melihat foto Jimin, ia terlihat seperti tak asing dengan wajah itu.
"Dimana aku pernah bertemu dengannya?" Gumam Seokjin yang terdengar juga oleh Jungkook.
"Siapa yang kau maksud, Hyung?" Sahut Jungkook yang kemudian ia melihat pada kertas yang sedang dibaca Seokjin. "Oh, dia.. Pria itu yang pernah meeting bersama kita. Kau berencana akan menanamkan modal pada restorannya, tapi kau batalkan karena ada restoran lain yang lebih berpotensi."
Seokjin manggut-manggut. "Kalau begitu buatkan jadwal agar aku bisa bertemu dengannya."
"Untuk apa?"
"Tentu saja menanamkan modal di restorannya." Sahut Seokjin. "Memangnya untuk apalagi?"
"Ku kira kau akan memberi pelajaran padanya karena dia kan kekasih dari calon istrimu." Jungkook mengakhiri ucapannya dengan terkekeh. Kemudian ia menulis sesuatu pada note yang selalu ia bawa. "Noted. Aku akan segera menghubungi Park Jimin."
"Bagus." Kemudian Seokjin meletakkan map itu di atas meja. "Jadi apa calon istriku sudah datang ke kantornya?"
Jungkook melirik pada jam tangan Rolex Cosmograph Daytona yang melingkar manis pada tangan kirinya. "Seharusnya Nona Jisoo sudah datang."
"Baiklah, aku akan mengunjunginya sebentar sebelum meeting dengan ayahku di kantor."
Seokjin kemudian beranjak dari duduknya lalu melangkahkan kakinya menuju ke ruangan sang pujaan hati diikuti oleh Jungkook di belakangnya.
Semenjak Seokjin menyewa kamar vvip di hotel ini, setiap pagi Seokjin pasti menyempatkan dirinya untuk menyapa Kim Jisoo. Meski tak pernah sekali pun mendapat sambutan hangat, Seokjin tetap saja melakukannya dan tak pernah merasa kesal sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One You Should Love (END)
ספרות חובביםAwalnya Kim Seokjin menolak dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya. Namun setelah tau siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya, ia langsung menerimanya dengan antusias. Hampir setiap malam Kim Seokjin selalu berganti wanita. Tapi itu sebelum ia...