Kim Seokjin menghentikan laju mobilnya ketika tiba di halaman rumah orang tuanya. Ia mengantarkan Jisoo ke rumah orang tuanya karena hari ini ia akan menghadiri rapat bulanan di kantornya. Rapat yang tak bisa ia tinggalkan meski ia kini masih dalam masa cutinya.
Awalnya Seokjin tak ingin menghadiri rapat itu karena jika sesuai perkiraan dokter, Jisoo akan melahirkan kurang dari lima hari lagi dan selama itu juga ia ingin selalu berada di samping istrinya. Takut kalau-kalau Jisoo tiba-tiba saja melahirkan.
Tapi setelah Jisoo meyakinkan jika ia akan baik-baik saja dan proses melahirkan masih beberapa hari lagi, akhirnya Seokjin pun mau menghadiri rapat di perusahaannya dengan meninggalkan Jisoo di rumah orang tuanya. Ia hanya ingin memastikan Jisoo tidak sendirian dan tidak merasakan bosan.
"Sayang, apa benar tidak apa-apa jika aku menghadiri rapat sekarang?" Tanya Seokjin yang masih saja merasa tak tenang meninggalkan istrinya.
"Tidak apa-apa, Oppa," sahut Jisoo meyakinkan Seokjin. "Lagipula rapatnya hanya dua jam, kan? Setelah itu kau bisa langsung kesini menjemputku."
"Ah, lebih baik aku tidak pergi saja." Sahut Seokjin sambil merogoh saku jasnya hendak mengambil ponsel miliknya.
"Kau mau apa, Oppa?" Tanya Jisoo bingung.
"Aku akan menelpon Jungkook," jawab Seokjin. "Aku tidak akan menghadiri rapat itu--"
"Oppa, jangan!" Sahut Jisoo memotong ucapan suaminya. Lalu ia mengusap pipi Seokjin dengan penuh kelembutan. "Aku tau kau pasti khawatir kau tidak bersamaku, tapi sungguh aku baik-baik saja disini. Lagipula ada Eomma yang menemaniku, hmm."
Seokjin berpikir sejenak. Sejak tadi ia memang merasa gelisah karena akan meninggalkan Jisoo di rumah orang tuanya.
"Baiklah, tapi janji langsung kabari aku kalau terjadi sesuatu." Seokjin mengakhiri ucapannya dengan mengecup punggung tangan istrinya.
"Tentu."
Seokjin mengusap lalu mengecup perut buncit istrinya itu. "Baby Kim jangan nakal, ya. Papa akan pergi sebentar saja."
Jisoo terkekeh mendengarnya.
"Kalau begitu aku akan mengantarmu ke dalam." Lanjut Seokjin
"Baiklah."
***
Jisoo kini berada di taman belakang rumah mertuanya. Dengan ditemani Jeon Haewon, Jisoo duduk sambil memakan buah yang tadi sudah disajikan oleh pelayan di rumah ini.
Setelah mengantar Jisoo ke rumah orang tuanya, Seokjin langsung pergi ke kantor dan berjanji akan segera kembali seusai rapat.
"Sayang, kapan hari perkiraan lahirnya?" Tanya Haewon sambil mengusap perut buncit menantunya.
"Kalau menurut perhitungan dokter sekitar lima hari lagi, Eomma." Jawab Jisoo.
"Aku tidak sabar ingin segera melihat cucu pertamaku." Tak hanya Seokjin dan Jisoo, Chunghee dan Haewon juga sangat antusias menyambut kelahiran anak yang sedang dikandung Jisoo ini.
Namun ucapan Haewon membuat Jisoo mematung.
Bukankah Dojun cucu pertama mereka? Batin Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One You Should Love (END)
FanficAwalnya Kim Seokjin menolak dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya. Namun setelah tau siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya, ia langsung menerimanya dengan antusias. Hampir setiap malam Kim Seokjin selalu berganti wanita. Tapi itu sebelum ia...