Semakin hari Seokjin merasa bahwa Jisoo semakin jauh darinya. Ia merasakan kini Jisoo sengaja menghindar agar tak bertemu dengannya.
Bagaimana tidak? Sudah hampir satu bulan ini Jisoo tak pulang ke apartemennya. Wanita yang kini sudah berstatus sebagai istri Seokjin itu lebih memilih tidur di hotel daripada pulang ke apartemen.
Meski begitu, Seokjin sering menyempatkan diri mengunjungi Jisoo ke hotel sepulangnya dari kantor. Meski tak jarang ia mendapat penolakan dari Jisoo bahkan ia juga diusir secara terang-terangan dari kamar hotel tempat Jisoo menginap.
Tapi Seokjin tak patah arang. Setiap hari ia selalu mengutus Jungkook mengirimkan makan siang atau bahkan hanya sekedar kopi untuk Jisoo.
Kini Seokjin baru saja menyelesaikan meeting di kantornya.
"Apa kau ada masalah?" Tanya Yoongi setelah ruang meeting menyisakan mereka bertiga, Seokjin, Jungkook, dan Yoongi. "Sejak tadi kau tidak fokus pada penjelasan yang disampaikan manajer Han."
Memang sejak meeting dimulai, Seokjin tak fokus dan terus saja gelisah. Bahkan ia juga membuat manajer yang memberikan presentasi harus mengulang presentasinya lagi di depan karena Seokjin tak kunjung paham dengan materi yang disampaikan. Padahal manajer Han sudah menyampaikan materinya dengan sangat jelas. Semua orang yang hadir di meeting pun juga cukup paham dengan penjelasannya. Namun karena Seokjin tak fokus, hal itulah yang membuat Seokjin tak kunjung paham.
Seokjin menghembuskan nafasnya kasar tapi sama sekali tak berniat menjawab pertanyaan dari sahabat sekaligus bawahannya itu.
"Dia sedang galau, hyung." Celetuk Jungkook.
"Ada apa?" Tanya Yoongi penasaran.
"Noona sudah hampir satu bulan ini tak pulang." Jawab Jungkook. "Ia lebih memilih tidur di hoter alih-alih pulang ke apartemennya."
"Mungkin saja dia sibuk." Cicit Yoongi.
"Tidak, hyung." Sahut Jungkook. "Sekertarisnya bilang jika pekerjaan Noona tak begitu banyak."
"Apa hubungan kalian baik-baik saja?" Kini Yoongi beralih pada Seokjin.
"Entahlah." Jawab Seokjin singkat. "Kurasa dia menghindariku."
"Kenapa dia menghindarimu?" Selidik Yoongi.
Seokjin menggedikkan bahunya. "Kau tau sendiri kan jika Jisoo mau menikah denganku karena terpaksa, bukan karena cinta."
"Apa mungkin kau terlalu agresif?" Sahut Jungkook. "Hyung.. Kau tau sendiri jika wanita itu tidak suka dengan pria yang terlalu agresif. Itu membuatnya risih."
"Benar kata Jungkook." Yoongi ikut menimpali. "Apa kau selalu saja mengganggunya? Maksudku perhatiannmu padanya terlalu berlebihan."
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Tanya Seokjin. "Kalian tau jika Jisoo lah satu-satunya wanita yang aku cintai dan yang aku inginkan. Aku ingin sekali dia segera menerimaku sebagai suaminya. Tapi kurasa keinginanku itu akan sulit terwujud."
"Kau mau Jisoo bisa menerimamu?" Sahut Yoongi lagi.
"Tentu saja, itu keinginanku."
"Aku punya usul. Tapi aku tidak tau apa kau mau menerima rencanaku ini atau tidak."
"Aishh.. Cepat katakan saja apa rencanamu."
"Kemarilah!" Dengan jari telunjuknya, Yoongi mengisyaratkan Seokjin mendekat. Tak hanya Seokjin, bahkan Jungkook pun juga ikut mendekat.
"Acuhkan dia." Tutur Yoongi. "Kau pura-pura saja tidak perhatian padanya. Jangan hubungi dia, jangan beri dia apapun yang biasa kau berikan untuknya. Aku yakin jika kau mengacuhkannya, dia pasti akan merasa kesepian bahkan kehilangan."
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One You Should Love (END)
FanficAwalnya Kim Seokjin menolak dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya. Namun setelah tau siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya, ia langsung menerimanya dengan antusias. Hampir setiap malam Kim Seokjin selalu berganti wanita. Tapi itu sebelum ia...