Pemandangan pertama kali yang Kim Jisoo lihat ketika membuka kedua netranya di pagi hari adalah wajah tampan sang suami yang ternyata sudah bangun lebih dulu.
"Good morning.." Ucap Seokjin ketika sang istri sudah membuka matanya penuh.
Jisoo masih mengerjapkan kedua netranya mencoba memastikan apakah yang ia lihat di hadapannya ini benar suaminya atau hanya angannya saja. Seingatnya, semalam dirinya menunggu kedatangan sang suami hingga ia tertidur.
Seokjin lantas mengecup kening lalu mengecup sekilas bibir istrinya ketika sang puan tak kunjung memberikan respon untuknya.
"Kapan kau kesini?" Tanya Jisoo dengan suara seraknya khas bangun tidur.
"Emm.. Semalam sekitar jam sebelas." Dusta Seokjin. Padahal semalam ia sampai di hotel pada pukul dua dini hari.
"Kenapa tidak membangunkanku?"
"Karena kau sudah terlelap, jadi aku tidak tega membangunkanmu."
Kemudian Jisoo mengecup sekilas bibir Seokjin. "Maaf, karena aku tidak menunggumu hingga pulang, aku malah ketiduran."
Seokjin mengeratkan pelukan mereka yang tadinya agak merenggang sambil mengecup pucuk kepala sang istri. "Aku yang seharusnya minta maaf karena datang terlambat."
"Jadi.." Seokjin merenggangakan pelukannya lalu menatap pada Jisoo. Ia sengaja tak melanjutkan ucapannya.
"Jadi apa?" Tanya Jisoo ketika Seokjin tak melanjutkan ucapannya.
"Aku mau menagih hadiahku semalam yang tertunda."
Tanpa menunggu ijin dari Jisoo, Seokjin langsung berpindah posisi menjadi di atas tubuh Jisoo. Dan Jisoo pun pasrah. Lagipula ia juga merindukan sentuhan sang suami. Dan mereka pun mengawali pagi mereka dengan kegiatan panas di atas ranjang hingga menjelang siang.
***
Jisoo sedang sibuk dengan berkas yang baru saja diberikan oleh Lisa. Tanpa ia sadari, waktu kini sudah menunjuk pada pukul enam sore dan waktunya untuk pulang.
Tok.. Tok..
Suara ketukan pintu membuat Jisoo mengalihkan pandangannya ke arah pintu, disana ia mendapati Hoseok yang siap untuk pulang.
"Mau pulang bersama?" Tawar Hoseok. "Kudengar mobilmu sedang di bengkel."
"Apa tidak merepotkan?" Tanya Jisoo.
Hoseok berdecak sebal. "Ck.. Kau ini.. Memangnya aku ini siapa, Kim Jisoo?"
Jisoo pun terkekeh. "Sebentar, aku akan membereskan ini dulu."
Hoseok lantas menunggu Jisoo sambil duduk di sofa yang ada di ruang kerja Jisoo.
Saat Jisoo beranjak dari kursinya, tiba-tiba saja ia merasakan pusing pada kepalanya. Beruntung, kedua tangannya segera bertumpu pada meja hingga tak membuatnya limbung.
"Kau baik-baik saja?" Hoseok yang melihatnya, segera menghampiri Jisoo dan menuntun sahabatnya itu untuk duduk lagi.
"Kepalaku sedikit pusing."
"Minumlah!" Hoseok meyodorkan segelas air pada Jisoo dan Jisoo segera meminumnya.
"Bagaimana? Apa masih pusing?" Lanjut Hoseok.
Jisoo menggeleng. "Aku sudah baik-baik saja."
"Apa perlu kita ke dokter?" Hoseok masih saja khawatir dengan kondisi Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One You Should Love (END)
FanficAwalnya Kim Seokjin menolak dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya. Namun setelah tau siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya, ia langsung menerimanya dengan antusias. Hampir setiap malam Kim Seokjin selalu berganti wanita. Tapi itu sebelum ia...