24. Dinner with Dojun

1.1K 94 31
                                    

Bocah laki-laki berumur lima tahun terlihat sedang duduk di kursi sambil menikmati sarapannya. Sarapan yang disiapkan oleh ibunya cukup sederhana, hanya sereal berbentuk bintang dengan rasa buah-buahan dan susu putih yang menjadi favoritnya.

Sang ibu juga menemani sang buah hati menikmati sarapan hanya dengan secangkir kopi dan juga selembar roti yang telah diberi selai. Sambil mengamati putranya menikmati sarapannya, sang ibu menyeruput sedikit demi sedikit kopi dan juga menggigit rotinya.

"Eomma.. Kata Miss Sara minggu depan akan ada pertemuan orang tua di sekolah." Ucap bocah itu.

Sowon, ibu dari bocah laki-laki itu menatap putranya sendu. "Eomma tidak bisa datang, sayang. Kita bisa minta tolong Bibi Yerim dan Paman Hoseok untuk datang."

"Shireo!" Tolak Dojun sambil meletakkan sendoknya dengan kasar pada mangkuk serealnya.

"Sayang.."

"Kenapa tidak Eomma dan Appa saja yang datang?" Sahut Dojun. "Semua orang tua teman Dojun datang. Tapi kenapa orang tua Dojun tidak datang?"

Sowon menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya sambil menggigit bibir bawahnya agar tak terisak. Inilah yang selalu ditakutkan olehnya, sang putra protes tiap kali ada pertemuan orang tua di sekolahnya.

Dulu Dojun tak pernah mempermasalahkan siapa yang akan datang pada pertemuan orang tua di sekolahnya. Tapi semakin Dojun bertambah usia, Dojun pun mulai memprotesnya.

"Appa kemana?" Tanya Dojun kesal.

"Eomma sudah katakan jika ayahmu bekerja di tempat yang jauh, sayang."

"Ayah Hanna juga bekerja di tempat yang jauh, tapi ayahnya selalu pulang. Tapi kenapa Appa tak bisa pulang? Bahkan Dojun tak pernah bertemu dengan Appa."

Kau sudah pernah bertemu dengan ayahmu, nak. Ayahmu sudah memiliki kehidupan sendiri, jadi kita tidak mungkin mengganggunya. Batin Sowon.

Luruh sudah air mata yang sejak tadi Sowon tahan. Dengan segera ia menghapus jejak air matanya agar Dojun tak menyadarinya.

"Saat pertemuan orang tua nanti Dojun tidak akan masuk sekolah jika Eomma tak datang bersama Appa."

Dojun merajuk sambil melipat kedua tangannya di depan dada. Beberapa saat kemudian datang Yerim yang akan mengantarnya ke sekolah.

"Dojun-ah.. Bibi datang. Ayo kita--"

Yerim tak melanjutkan ucapannya ketika melihat Dojun yang sedang merajuk. "Dojun.. Kau kenapa?"

Yerim menatap ibu dan anak itu secara bergantian, namun tak ada yang menjawab pertanyaannya.

"Sowon.. Ada apa?"

Sowon menggelengkan kepalanya. "Eonni.. Minggu depan ada pertemuan orang tua di sekolah Dojun. Kau bisa datang bersama Hoseok Oppa, kan?"

"Tentu--"

"Dojun tidak mau Bibi Yerim dan Paman Hoseok yang datang." Sahut Dojun yang membuat Yerim tak melanjutkan ucapannya. "Dojun mau Eomma dan Appa yang datang."

Yerim menatap Sowon seakan meminta penjelasan. Namun Sowon hanya menundukkan kepalanya. Yerim paham sekarang apa yang sedang terjadi di antara Sowon dan Dojun. Kemudian Yerim berinisiatif mencoba membujuk Dojun. Ia duduk di kursi yang ada di sebelah Dojun.

"Sayang.. Kau tau sendiri kalau ayahmu ada di tempat yang jauh." Yerim mengusap lembut rambut hitam Dojun. "Jadi ayahmu tidak bisa datang."

"Tapi ayah Hanna juga datang, padahal ayah Hanna juga bekerja di tempat yang jauh."

I'm The One You Should Love (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang