Suara dering ponsel yang nyaring membuat tidur seorang wanita terganggu. Dengan tubuh polos yang hanya tertutup oleh selimut, ia menggeliyat. Sedetik kemudian ia menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.
Wanita itu memegang kepalanya yang masih terasa pening akibat mabuk semalam.
Saat ia berhasil membuka kedua netranya, ia membelalak kaget ketika melihat kondisi kamar yang berantakan. Baju-baju berceceran di lantai dan sprei yang koyak.
Seliar apa mereka bermain semalam?
Beberapa saat kemudian, muncul sesosok pria dari balik pintu kamar mandi dengan bertelanjang dada kemudian menghampiri sang wanita.
"Kau sudah bangun, honey?"
Sang wanita mengangguk sambil masih memegangi kepalanya. "Kepalaku pusing sekali."
"Kau minum sangat banyak tadi malam, Kim Jisoo." Sahut sang pria. "Jika saja tidak kuhentikan, kau pasti akan minum lebih banyak lagi."
Ingatan Jisoo kembali berputar pada kejadian kemarin. Sepulangnya dari tempatnya bekerja, Kim Jisoo bertemu dengan ayahnya. Suatu kejadian yang sangat langka sang ayah yang mau meluangkan waktu bertemu dengannya di luar urusan pekerjaan.
"Kau harus menikah dengan putra tunggal pemilik SJ Investment."
"Kenapa aku harus menikah dengannya? Appa tau sendiri jika aku sudah memiliki kekasih. Park Jimin."
"Putuskan saja hubunganmu dengannya. Sudah sejak lama aku melarangmu untuk berkencan dengannya. Dia bukan pria yang baik untukmu."
"Darimana Appa tau jika Jimin bukan pria yang baik untukku?"
"Ah, sudahlah!! Jangan membantahku lagi, Kim Jisoo!! Lakukan saja perintahku!"
Setelah berdebat dengan ayahnya, Kim Jisoo pergi ke club malam dan mabuk disana. Beruntung Park Jimin datang tepat waktu menemui Jisoo di club itu. Jika tidak Jisoo pasti sudah tidur dengan pria yang tidak ia kenal. Karena tepat saat Jimin datang, Jisoo tengah dipapah oleh seorang pria asing.
Jimin mengantar Jisoo pulang ke apartemennya. Karena selama perjalanan ia bergumam tidak ingin pulang ke rumah.
"Aku benci ayahku! Seenaknya dia menjodohkanku dengan pria yang tidak ku kenal. Padahal aku sudah memilikimu. Jimin.. Tolong aku agar aku bisa menghindari perjodohan yang telah direncanakan oleh ayahku. Aku hanya mencintaimu, Park Jimin."
Sesampainya di apartemen, Jimin langsung menuntun Jisoo agar tidur di kamarnya. Namun karena di bawah pengaruh alkohol, Jisoo mengajak Jimin tidur bersama.
"Jimin.. Aku ingin melupakan hari ini. Buat aku lupa jika ayahku telah menjodohkanku dengan pria lain."
Tanpa berpikir panjang lagi, Jimin langsung meraup bibir Jisoo hingga mereka berdua berakhir bercinta untuk yang pertama kalinya selama mereka berkencan.
Jisoo sudah berkencan dengan Jimin selama dua tahun. Awalnya, ayah Jisoo sama sekali tak mempermasalahkan jika Jisoo berkencan dengan Jimin. Lagipula Jimin juga berasal dari keluarga terpandang. Ayahnya adalah seorang Profesor di sebuah universitas terkemuka di Seoul. Dan Jimin sendiri sedang merintis bisnis restoran. Namun tanpa satu alasan yang jelas, kini ayah Jisoo melarang Jisoo untuk melanjutkan hubungannya dengan Park Jimin.
"Bersihkan dirimu dulu. Setelah itu kuantar kau pulang." Ucap Jimin yang kini sudah berpakaian lengkap.
"Aku tidak mau pulang!" Sahut Jisoo. "Aku ingin disini saja bersamamu."
Jimin terlihat panik ketika Jisoo menginginkan tetap tinggal di apartemennya. "T-tapi aku ada pekerjaan setelah ini, sayang."
Jisoo mengernyitkan dahinya mendengar penolakan dari sang kekasih. "Ini kan hari libur, Jimin. Memangnya kau ada pekerjaan apa di hari libur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One You Should Love (END)
FanfictionAwalnya Kim Seokjin menolak dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya. Namun setelah tau siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya, ia langsung menerimanya dengan antusias. Hampir setiap malam Kim Seokjin selalu berganti wanita. Tapi itu sebelum ia...