Jisoo mengerjapkan kedua netranya ketika sinar matahari yang menembus kaca jendela berhasil mengenai wajah cantiknya. Ia pun merubah posisinya menjadi duduk kemudian ia meregangkan kedua tangannya ke atas dengan mata yang masih tertutup.
Jisoo memijat perlahan kepalanya karena merasakan pening dan perlahan membuka kedua matanya. Ia terkejut ketika ia sadar bahwa ia bangun bukan di kamarnya.
"Dimana aku?" Gumam Jisoo sambil melihat sekeliling.
Jisoo merasa tidak asing dengan kamar ini. Ia seperti pernah masuk ke kamar ini.
Setelah kesadarannya penuh dan mengingat dimana ia berada, ia pun membolakan kedua matanya dan langsung menyibakkan selimut.
"Hahh.." Jisoo menghembuskan nafasnya lega setelah melihat bahwa ia masih mengenakan pakaian yang sama dengan semalam.
Semalam?
Tunggu! bagaimana bisa ia bangun di kamar ini?
"Kau sudah bangun, sayang?" Suara pertama yang menyapa rungunya membuatnya berjenggit kaget.
Benar dugaannya, semalam Jisoo tidur di kamar hotel VVIP yang disewa Seokjin selama tiga bulan.
Seokjin masuk dengan membawa sebuah nampan yang berisi semangkuk Haejangguk dan segelas air putih. Lalu ia meletakkan nampan itu di atas nakas.
"Bagaimana aku bisa tidur disini?" Tanya Jisoo penuh curiga. "Kau tidak melakukan apapun padaku semalam, kan?"
Seokjin menggelengkan kepalanya. "Tentu tidak. Kau tau sendiri jika aku bukan tipe pria yang akan melakukan hal itu tanpa ijin. Jadi jangan khawatir."
Jisoo tak percaya begitu saja dengan ucapan Seokjin. Ia menatap pada Seokjin dengan tatapan tajam. Namun Seokjin malah membalasnya dengan kekehan.
"Kau tidak percaya? Astaga.."
Flashback on
Jisoo menepikan mobilnya ketika ia sudah tidak bisa lagi menahan isakan yang sudah ia tahan sejak keluar dari apartemen Jimin. Setelah mobilnya menepi, Jisoo menyalakan lampu hazard di mobilnya. Lalu kedua tangannya menggenggam erat setir mobil dan ia menangis sesengukan di dalam sana.
Merasa bahwa cinta tak pernah adil untuknya. Ketika ia tulus mencintai seseorang dan telah menyerahkan segalanya, namun hanya pengkhianatan lah yang ia terima.
Cukup lama Jisoo menghentikan mobilnya di tepi jalan. Setelah isakannya mereda, kini ia kembali menginjak gas mobilnya lalu mengemudikan mobilnya menuju ke hotel. Ia tak ingin pulang malam ini. Ia tak ingin orang di rumahnya mengetahui tentang kesedihannya. Terlebih kakaknya, Kim Taehyung. Jika saja Taehyung tau bagaimana kelakuan Jimin di belakang adiknya, Jimin pasti akan habis di tangan Taehyung.
Setelah sampai di hotel, ia langsung menuju ke bar yang merupakan salah satu fasilitas yang ada di hotelnya.
Jisoo duduk pada bar stool yang langsung menghadap pada seorang bartender yang terlihat sedang meracik minuman di balik meja.
"Beri aku satu gelas." Ucap Jisoo pada bartender itu.
Setelah siap, bartender yang berjenis kelamin laki-laki itu meletakkan segelas minuman racikannya ke hadapan Jisoo dan Jisoo langsung meminumnya dengan sekali teguk.
Jisoo mengernyitkan dahinya ketika minuman beralkohol itu melewati kerongkongannya. Menikmati rasa pahit sekaligus manis secara bersamaan.
Dan kini sudah gelas keempat yang Jisoo pesan. Namum saat hendak meminumnya, sebuah tangan kekar menahannya. Pria itu mengambil paksa minuman dalam gelas yang digenggam Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The One You Should Love (END)
FanficAwalnya Kim Seokjin menolak dijodohkan dengan wanita pilihan ayahnya. Namun setelah tau siapa wanita yang akan dijodohkan dengannya, ia langsung menerimanya dengan antusias. Hampir setiap malam Kim Seokjin selalu berganti wanita. Tapi itu sebelum ia...