Part 41

9.9K 1.2K 211
                                    

"ARAAAAA"

Chika langsung berlari menghampiri ara yg sudah lemas dan tak sadarkan diri.
Zee yg melihat itu sangat syok, dia melihat sahabatnya bersimbah darah, dengan kedua tangannya terikat ke atas.

Zee berlari menghampiri chika yg sudah memeluk tubuh ara, sambil menangis histeris.

"Araaa bangun raa" ucap chika sambil terisak

"Araa maafin aku, Hiksss maafin aku udh ga percaya sama kamu"

"Maafin aku ra hikkss"

Zee langsung menarik kursi yg ada disana dan melepas ikatan ditangan ara, setelah ikatan itu terlepas tubuh ara langsung jatuh dipelukan chika.

Chika membaringkan ara dipahanya sambil terus mengusap pipi ara sambil terus memanggil namanya.

Zee meringis melihat keadaan sahabatnya itu, dia meremas rambutnya sendiri, karena merasa gagal sebagai sahabat ara.

"Raaa bangun raa" ucap zee duduk samping ara

Air matanya menetes, zee tak kuasa menahan tangisnya melihat keadaan ara yg sudah seperti ini.
Tak lama sahabat chika datang menyusul mereka, mereka bertiga kaget melihat ara yg sudah seperti itu.

Mereka pun langsung menghampiri chika dan zee dan menenangkan mereka berdua yg sedang menangis.

"Araa cel" ucap chika menatap ashel

"Kita bawa ara kerumah sakit ya" ucap ashel

Chika mengangguk, zee juga langsung menghapus air matanya, ini bukan saatnya dia menangisi ara, sahabatnya ini masih bisa tertolong, zee langsung mengambil posisi untung menggendong ara.

Namun tiba tiba tangan ara bergerak, dia menggenggam erat tangan chika yg dari tadi memegang tangannya.

"Zee tangan ara gerak" ucap chika

Zee mengurungkan niatnya untuk mengangkat ara, dia kembali menidurkan ara dipaha chika.

"Raaa bangun raa aku disini" ucap chika sambil menangis

Perlahan ara membuka matanya, dia tersenyum begitu melihat wajah chika dihadapannya.

"Aa apa ak u ud ah disur ga ?" Tanya ara terbata

Chika menggeleng kuat, air matanya makin deras ketika melihat ara meneteskan air matanya.

"Raaa bertahan yaa, kita kerumah sakit sekarang" ucap chika

"Jangan merem, liat aku raa liat aku" pintanya pada ara yg akan memejamkan matanya lagi

Tangan ara perlahan terangkat, dia mengusap air mata dipipi chika, tangannya penuh dengan darah namun chika tak menolak itu.

"Jangan nangis" ucap ara lemah

Uhuukk.

"Araaa" teriak chika ketika melihat ara terbatuk dan memuntahkan darah.

"Chik ayo bawa ara kerumah sakit" ucap zee

Ara menggeleng, dia menoleh pada zee dan tersenyum.

"Gue berha sil zoy" ucap ara

"Iya raa lo berhasil, sorry kita terlambat dateng kesini" ucap zee merasa bersalah

Ara mengangguk lemah, lalu tangannya menunjuk ke arah sudut, dibawah sebuah meja.
Disana terdapat hp ara yg menghadap ke mereka.
Sedikit tersembunyi memang.

Zee langsung berlari mengambil hp ara, dia membalik layarnya ternyata hp itu sedang merekam.
Durasinya sudah lebih dari 3 jam, zee langsung menyimpan rekaman itu dan kembali pada ara.

ASTROPHILETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang