PART 34 : KELUHAN BERILIA

8 2 0
                                    


happy reading...

*****

"Rasa itu ada, namun ternyata luka lebih terlihat nyata."

🦎🦎🦎

    Waktu berlalu begitu cepat, hari ini hari pertama ujian kenaikan kelas yang selalu diadakan dipenutupan semester akhir sebagai penilaian berhak tidaknya untuk naik kelas.

Riela ditempatkan di ruang 6 bersama Shela, Agnes sendiri di ruang 5 menurut absen.

Semuanya berjalan dengan baik, walau saat ini Riela masih tidak tau apa kesibukan Joshua sehingga sering melupakannya. Tapi tadi pagi, pacarnya itu mengabari jika libur panjang kali ini dia akan pulang ke Indonesia demi Riela, dan Riela sungguh tidak sabar untuk itu.

Salah satu hal yang membuatnya sangat semangat hari ini.

"Jadi baikan nih lo sama cowok lo?" Saat istirahat Riela langsung menceritakannya pada Agnes dan Shela.

"Gue sama Jo emang gak musuhan ya," cetus Riela.

"Iya gak musuhan tapi seminggu kemarin lo uring-uringan karena si bule itu gak bisa dikabarin," celoteh Agnes mendengus malas melihat cengiran temannya itu.

"Hehe, ya gimana namanya juga ovt,"

"Pantes hari ini Riela berbunga banget, padahal hari pertama ujian," celetuk Shela.

"Iya lah kan udah disemangatin ayang." Riela tergelak sambil menyelipkan rambutnya di telinga, jujur dia geli sendiri dengan kalimatnya.

"Alay lo najis!" cibir Agnes.

"Kita jadi belajar bareng kan? Shela mau minta diajarin matematika sama Riela,"

"Jadi, ke rumah gue aja."

Agnes mengangguk setuju, "Langsung aja lah, biar gak ada yang ngaret."

Shela nyengir polos sadar Agnes menyindirnya yang memang suka telat saat kumpul, ya bagaimana dirinya sulit mendapat ijin dari Papa dan abangnya.

Mereka bertiga segera membereskan makan siangnya dan berlalu ke ruang ujian masing-masing begitu bel masuk terdengar, saat sedang ujian waktu istirahat memang hanya sebentar tapi tak apa agar mereka bisa cepat pulang.

"Baik anak-anak, ponselnya silakan dikumpulkan di depan."

Riela menghela napas, saat guru pengawas datang begitu cepat, padahal ia baru saja duduk di bangkunya.

Ia mulai mengerjakan soal ujiannya dengan serius.

Hal serupa terjadi di ruang 7— ruangan Ali dan Cikko, awalnya mereka tampak serius mengerjakan ujian.

Sampai beberapa menit kemudian, Cikko mulai resah begitu yang lain sudah selesai mengerjakan sedang dirinya masih ada beberapa soal yang tidak bisa ia jawab.

"Ini mereka yang pinter apa gue yang otaknya butek ya." Cikko menggaruk pelipisnya menggunakan pensil.

"Li, Li." Ia mengode Ali yang kebetulan tengah menengok ke arahnya.

PLAYBOY MILLENNIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang