PART 20 : PACAR CIKKO

10 5 0
                                    

happy reading....

******

      Cikko menatap dirinya di cermin yang ada di kamar, kini penampilannya sudah siap untuk berangkat ke sircuit–tempat balapan mereka di adakan.

Ia menyemprot parfum miliknya ke sekitar leher, lalu tersenyum miring. "Ganteng banget gila!" ujarnya bangga.

"Malam ini pokoknya harus berhasil!" Cowok itu tersenyum mengingat sesuatu yang akan ia lakukan di sircuit nanti.

Cowok itu melirik ponselnya yang bergetar di atas meja belajar, ada dua pelan terkirim dari nomer yang berbeda. Cikko membalas terlebih dahulu Juan yang menanyakan keberadaannya, sebelum selanjutnya bergerak membalas pesan seseorang yang akhir-akhir ini selalu meramaikan aplikasi whatsappnya.

gw udh siap.
otw ke rmh lo.

Setelah pesan itu terkirim, Cikko memasukkan ponselnya ke dalam saku jaketnya.

Di karenakan motornya masih ada di bengkel, Cikko harus mengambilnya terlebih dahulu sebelum pergi menjemput seseorang.

Karena jarak yang tidak terlalu jauh, Cikko memilih berjalan ke bengkel bang Acil.

Berbicara soal bengkel, Cikko jadi mengingat kejadian tadi sore. Ia tentu mengingat Riela, gadis yang sempat membuatnya senang ketika melihat raut kesal gadis itu.

Tuh kan, tak disadari juga sekarang bibir nya melengkung senyum, untung saja Riela sekarang sudah pulang ke rumahnya, kalau belum Cikko pasti akan merasa canggung, karena diam-diam membayangkan gadis itu lalu bertemu orangnya.

"Nih, Cik!"

Cikko menerima kunci motornya. "Thanks bang," katanya seraya memberikan uang sebagai upah dari jasa yang bang Acil dan pegawainya lakukan.

"Yoi sans!"

Cikko berdehem, menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Emm, btw bang. "

Acil menaikkan alisnya, mengernyit pada Cikko.

"Cewek tadi udah pulang?" Entah apa alasannya, Cikko hanya ingin tau saja.

"Oh si Riela?"

"Adzan maghrib dia baru pulang tadi," jawab Bang Acil kemudian, walau raut wajahnya sempat heran.

"Sendirian?"

"Iya. Emang kenapa?" Pria itu tersenyum menggoda. "Kenal juga lo sama dia?"

Cikko berdehem, lantas menggeleng cepat seraya mengambil helm yang dibawanya di atas meja tunggu. "Kagak, nanya doang, " ujarnya.

"Yaudah bang, kalo gitu gue berangkat duluan!" Ia cepat-cepat berjalan menuju motornya.

Bang Acil mengernyit, lalu terkekeh saat sadar akan pengalihan lelaki itu. "Hati-hati Cik! moga menang!"

Seruannya dibalas oleh bunyi klakson yang Cikko suarakan.

🦎🦎🦎

"Cik, gak papa nih gue ikut?"

Cikko tersenyum, meraih tangan gadis di belakangnya yang tadi memegang bajunya kini jadi digenggam oleh Cikko.

PLAYBOY MILLENNIALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang