INEFFABLE - 01 Tak ada yang menginginkan hal ini

4.3K 280 16
                                    

London - 12.30

Tiga dokter berlarian di koridor rumah sakit diikuti beberapa perawat yang juga ikut berlari dengan wajah panik. Sesampainya diruangan yang dijaga ketat oleh beberapa pria berpakaian formal serta aerphone yang senantiasa bertengger di telinganya para dokter bergegas memasuki ruangan tersebut.

Ruang rawat - VVIP

"Dokter, jantung pasien sempat terhenti." ucap salah satu perawat yang sedari tadi menemani pasien.

Para dokter melakukan tugas masing-masing dengan harapan jika pasien tersebut dapat kembali bernafas. Alat - alat penunjang kehidupan sudah dipakaikan sejak pasien ini datang, entah sudah berapa lama dan selama itu pula keadaan pasien tidak ada kemajuan. Hanya bisa menutup mata dan kadang keadaan seperti sekarang, jantung pasien yang mendadak terhenti.

Cukup satu kali mereka diambang kematian karena keluarga pasien yang marah karena penanganan yang dianggap kurang efektif walaupun sejujurnya dokter-dokter tersebut sudah melakukan upaya agar pasien tetap hidup. Tapi apa bisa buat mereka berasal dari keluarga yang berpengaruh, maka tak mungkin jika para dokter memberikan pernyataan yang dapat membuat keluarga mereka marah.

Tit

Tit

Tit

Hembusan nafas lega terdengar dalam ruangan yang terasa menegangkan. Para dokter bersyukur saat detak jantunh pasien dapat kembali lagi.

"Cepat bangun, little girl." ucap salah satu dokter pria berumur sekitar 30-an. Matanya memancarkan kesenduan mengingat sudah lama gadis ini koma.

INEFFABLE

Aslan merasakan genggaman tangan Ara melemas sedikit demi sedikit, matanya ikut meredup seiringnya waktu.

"Engga, engga, jangan princess." tepat kala itu Ara memejamkan mata dengan senyum yang menghiasi wajahnya yang penuh dengan darah dan luka.

"ALARAA!!!!!!!!!"

Aslan bangun terduduk dari tidurnya, nafasnya terengah-engah. Mimpi itu lagi, mimpi yang selalu hadir hampir setiap harinya. Aslan mengusap wajahnya kasar, ia memandang tangannya yang basah karena keringat yang mengalir deras dari pelipisnya. Entah berapa kali mimpi itu hadir dan itu sangat menyesakkan untuknya.

"Bahkan sampai sekarang abang gak bisa melupakan peristiwa itu, princess." gumam Aslan pedih.

"Tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan selama itu pula abang kehilangan kamu, kehilangan permata hidup abang yang sangat abang butuhkan." lanjut Aslan dengan tataoan kosongnya.

"Harusnya abang bisa lindungi kamu, harusnya abang yang celaka bukan kamu, harusnya...harusnya-" Aslan tersenyum sinis.

"Aslan bego!" umpagnya pada dirinya sendiri, menjambak rambutnya kasar.

"Bodoh!"

"Bodoh!"

Arghh

Shitt

"Abang sayang kamu, dek." lirih Aslan dengan setitik air mata yang mengalir.

INEFFABLE

Tanpa belas kasih Bara menghajar bruntal lelaki dihadapannya ini. Ia membogem wajah pria didepannya saat berusaha menyerangnya. Bukan hanya satu kali, ia memberikan banyak sekali pukul hingga membuat lawannya tak sadarkan diri.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang