INEFFABLE - 35 Jalannya Waktu

2.1K 250 35
                                    

Iel memandang sinis pria di hadapannya ini. Menghadang tepat di depan pintu, sembari bersedekap dada. Sedang Algav memandang malas pemuda ini.  Tak membiarkannya masuk, sudah lima menit mereka hanya diam saling melemparkan tatapan tajam.

"Gue gak ada waktu sama tingkah gaje lo, minggir!" Kata Algav, seraya menggeram rendah.

"What?! Ini rumah gue ya, lo aja sono yang cabut!" Usir Iel.

"Yel! Gue mau ketemu pacar gue!" Algav mencoba menerobos.

"Ga ada pacar lo disini, adanya adek gue." Kata Iel menagan tubuh Algav.

Algav menepis tangan Iel, "Gue udah coba sabar." Hcap rendah Algav.

Iel menghela nafas, " Gue apa lagi, abang mana yang nahan gak bogem cowok yang berani selingkuhin adiknya? Cuma gue."

Algav berdecak, "gue gak selingkuh."

"Pembelaan biasa itu mah." Iel menganggap angin berlalu.

"Yel! Gue harus ketemu Ara!"

"Udah sih, tunggu aja adek gue minta putus."

"Bangsat!"

"Eittss. Mau pukul gue?" Algav dengan sabar menurunkan kepalan tangannya, tak dipungkiri wajahnya sudah memerah menahan emosi.

"Gue laper, peng-"

Sontak Algav mengeluarkan sebuah kartu dan dengan kuat menempelkan kartu tersebut ke dada Iel hingga sang empu terbatuk.

"Mati lo sana." Desis Algav meninggalkan Iel dan sebuah kartu miliknya.

"Bangke lu, Algav! Gue coret dari daftar adik ipar gue lo! Uhuk!" Teriak Iel pada Algav hang melegang masuk.

INEFFABLE

Ara membeku sebentar melihat orang yang mengetuk pintu kamarnya. Sedikit tak nyaman melihat tatapan dari pria yang masih menjadi kekasihnya, Ara bergerak masuk ke dalam kamarnya, mendudukkan diri di sofa miliknya, diikuti Algav yang mengekor.

"Maaf aku gak bawa apa-apa." Algav memulai obrolan.

Ara tersenyum kecil, entah kenapa Ara merasa asing dengan semua ini. "Gapapa."

Algav memandang lekat gadis di sampingnya, begitu rindu--ingin Algav peluk tapi ia sadar jika gadisnya sedang marah.

"Mau cari makan diluar?" Tanya Algav seraya menumpukan sikunya ke paha dengan kepala menoleh pada gadisnya.

Ara menggeleng, "Aku udah makan." Ara memajukan tubuh berniat mengambil ponselnya di meja.

Sontak Algav menjauhkan ponsel kekasihnya. "Bicara dulu yuk."

Algav menyerongkan tubuh menghadap Ara yang masih diam. Mengambil tangan Ara dan menggenggamnya, "Aku gak selingkuh." Ucap Algav lirih.

"Aku gak bilang kakak selingkuh." Ucap Ara.

"Pasti berita itu udah nyebar, dia aja yang kegatelan. Sama sekali aku gak deket apalagi suka sama dia. Aku udah cukup ada kamu." Algav berganti posisi, berjongkok di depan Ara.

"Sayang, Please." Algav mengecup punggung tangan Ara.

"Harusnya aku gak gini, aku berlebihan kan?" Algav menggeleng.

"Wajar kalau kamu marah ke aku."

Ara membuang nafas kecil dan memeluk Algav, "maaf, harusnya aku ngertiin kakak, bukan malah berasumsi kayak gini." Algav melingkatkan tangannya dipinggang Ara.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang