Setelah acara lepas kangen bersama geng Tranos nya dulu. Kini mereka tengah berbincang dengan santai di selingi candaan dari sahabat Bara. Begitu ramai di taman ini, hingga beberapa dari mereka lesehan di atas rerumputan menikmati makanan yang sudah di siapkan. Dari daging, makanan berat hingga penutup, semuanya lengkap. Beberapa minuman non alkohol pun tersusun rapi di meja. Beberapa pelayan pria mondar mandir membawa makanan.
Zidan bahkan berdecak kecil melihat kemewahan ini. Dihadapannya sudah tersaji banyak makanan yang sengaja ia ambil untuk dirinya sendiri. Ken pun sama, ia sedang berdiri di sisi meja memilih menu apa lagi yang akan ia coba.
"Enak nih bang." Salah satu anggota geng Tranos mengangkat sebuah daging tusuk berbumbu di depan Ken.
Ken tertawa dengan mulut penuh pasta, menepuk bahu pemuda tadi seraya berkata, "Habisin - habisin, mumpung gratis. Kalau perlu, bungkus aja sekalian." Ucap Ken sambil mengunyah.
"Boleh bang?" Pemuda itu berbinar.
"Aish, siapa gang gak bolehin, sini hadapin gue!" Sontak pemuda tersebut mengangkat tangan membentuk love di hari jempol dan telunjuknya.
Ken sontak tertawa, mengambil piringnya lalu berjalan menuju tempat sahabatnya.
"Haish, ini pesta makanan." Ken berdecak mengambil duduk disebelah Bara.
"Mau?" Ken menyodorkan piring berisi macam macam sate.
Bara mendengkus, menggeleng, memilih meneguk cola yang ia bawa.
"Ahh, kenyang!" Zidan berteriak mengusap perut, mengundang beberapa pasang mata melihat ke arahnya.
"tamak banget ni orang." Dengkus Ardi memandang Zidan dan Ken.
Tak lama Bobi datang dengan sepiring kue kue sembati berkata, "Bunda baik banget, gak biarin gue pulang tanpa kekenyangan."
"Lo aja yang rakus." Cibir Revano memandang tak minat.
Algav meneguk minuman soda miliknya, lalu tatapannya memandang ke Bara. "Gimana di sana?"
Bara mengangguk kecil, "Not bad."
"Susah gak nerbangin pesawat?" Tanya Zidan menasaran.
"Gak."
"Gue suka sebenernya liat pilot gitu, pengen ngerasain jadi pilot but gue takut pesawatnya bakal jatoh kalu gue yang supir-in." Ucap Zidan dihadiahi tawa oleh Bobi.
"Hahaha... Tolol banget lu."
"Nyari sapa?" Tanya Ardi melihat Algav yang celingukan memandang di dalam rumah Abizard. Bahkan sesekali mengecek ponselnya, membuka room chat dengan sang kekasih yang hanya centang satu.
"Sapa lagi kalo bukan pujaan hati." Kata Bobi menyenggol lengan Algav.
"Ck" Algab memandang sinis Bobi.
"Samperin lah." Sahut Revano.
"Adek sakit." Algav seketika tersentak.
"Sakit?" Bara mengangguk.
"Perutnya nyeri, datang bulan." Mulut Ken berbentuk O sembari mengangguk angguk.
"Udah dikasih obat?" Tanya Algav sembari berdiri mengantongi ponsel dan kunci mobilnya.
"Dikompres aja kayaknya, gak mau obat dia." Algav mengangguk paham.
"Gue ke dalem dulu." Pamit Algav lalu bergegas masuk melewati kerumunan.
"Bos bucin banget gak tuh." Cibir Ken.
"Nanti kalau udah ngerasain cinta, lo pasti lebih parab dari itu." Timpal Zidan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction🚫 Bisa dibaca terpisah dari ALARAYNA, Tapi kalau mau paham alurnya ya mendingan baca sih🚫 "Hingga saat ini, belum ada perkembangan dari penelitian kecelakaan itu. Para penyelidik masih berupaya mengonfirmasi pada sopir serta beberapa korban yang s...