Ara menatap sekeliling dengan berbinar. Sudah lama sekali ia tidak mengunjungi tempat se-indah ini. Terlihat agak sepi, karena Algav sengaja memilih ujung area dimana jarang di kunjungi. Algav ikut senang melihat raut berbinar Ara. Menggenggam jari jemari gadisnya lalu mengajaknya menginjak pasir putih.
"Harusnya tadi pakai baju pantai, kakak gak bilang sih." kata Ara menunduk melihat pakaiannya yang terlihat tidak pas untuk ke pantai, yaitu rok putih pendek diatas lutut dan crop top dilapisi cardigan menutupi lengan di tambah sepatu sneakers putih membalut kaki kecilnya.
"Gapapa." ucap Algav memandang outfit Ara.
Masih saling menggenggam, Algav membawa Ara agar duduk di sampingnya di atas batang pohon besar yang rubuh.
"Bagus banget langitnya." ucap Ara sesekali membawa helaian rambutnya yang terbang terkena angin ke belakang telinga.
Algav memandangi pergerakan Ara, "Gak bawa ikat rambut?" tanya Algav menyentuh helaian rambut Ara.
Ara menggeleng, "Lupa."
"Pengen main air." ucap Ara menatap lautan di depannya penuh harap.
"Kamu gak bawa ganti." Kata Algav lembut.
"Main airnya di kaki aja." Ara menatap Algav dengan cengirannya.
Algav mengangguk kecil, "Bajunya jangan sampai basah." Ara mengangguk kecil.
"Kakak gak ikut?" tanya Ara sembari melepas sepatunya.
"Kamu aja." Ara mengerucut. "Gak seru dong!" sahut Ara.
Menghela nafas, Algav beranjak melepas sepatu mahalnya dan menaruh ponselnya disamping tas Ara. "Dimasukin ke tas aku aja ponselnya."
"Yuk." Ara dengan langkah seribu menggandeng lengan Algav yang memakai outfit simpel hanya celana pendek selutut, kaos hitam dilapisi jaket.
"Hati-hati, Ra." ucap Algav memperingati Ara yang sudah berkecimpung dengan Air.
"Naik sini." Algav berjongkok di hadapan Ara. Ara menurut, melngalungkan tangannya di leher Algav.
"Kita nunggu sunset ya disini." kata Ara tepat disebelah telinga Algav.
"Kelamaan, ini masih siang." Ara mengerucut.
"Pengen banget liat." Ara merebahkan kepalanya di bahu kekar Algav, menikmati semilir angin pantai yang menerbangkan beberapa helai rambutnya.
"Lain kali kesini lagi." balas Algav menoleh sedikit ke arah gadisnya.
"Huum."
"Makan siang dulu. Mau makan apa?" tanya Algav sembari menyusuri pasir putih dengan Ara digendongannya.
"Mau---ikan bakar?"
"Boleh."
"Disana ya? Kayaknya ramai." Algav mengangguk saja.
Ara turun dari gendongan Algav, menaruh tas, sepatunya dan Algav di dekat tempat duduknya. Sedangkan pria itu tengah memesan.
"Udah?" Algav mengangguk dan mengambil duduk tetap disisi kanan Ara.
Mata elang Algav seakan menatap sesuatu yang membuat matanya menyalang, mengambil jaket disampinganya, ia lebarkan dan menaruhnya di atas paha Ara yang terekpos dimatanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction🚫 Bisa dibaca terpisah dari ALARAYNA, Tapi kalau mau paham alurnya ya mendingan baca sih🚫 "Hingga saat ini, belum ada perkembangan dari penelitian kecelakaan itu. Para penyelidik masih berupaya mengonfirmasi pada sopir serta beberapa korban yang s...