Ara menoleh dengan wajah syoknya, memandang abang ke-empatnya dengan tampang curiga. Sedangkan yang dipandang asik menonton serial tv di depan sana. Ara mengerang marah.
"Kok adek gak di kasih tau." pekik Ara disamping Iel yang mengangkat pundak.
"Ihh...abang!"
"Apa cinta~?" jawab Iel mendayu.
"Ngeselin." Ara mendengkus.
"Tanya ayah atuh, cinta. Abang mana tau, sayang---abang kira udah tau bang Bara wisuda besok." papar Iel.
"Sebel!"
"Hm." Iel memilih memasukkan camilan kembali ke dalam mulutnya.
"Adek belum siapin apa-apa buat abang Bara." gumam Ara yang masih bisa di dengar oleh Iel.
"Mau kasih apa emang?"
Ara menggeleng lesu, "Engga tau." Iel mendengkus geli.
"Cuma wisuda, dek. Lagi pula bisa kasih ke bang Bara setelah wisuda kan? Gak harus hari itu." kata Iel.
"Jadi gak spesial dong, abang." Iel mengulas senyum.
"Kata siapa, hm? Apapun yang kamu kasih ke abang-abang termasuk abang juga, itu semua spesial, dek. Tanpa kamu kasih barang, yang penting kamu selalu ada disisi kami pun, abang udah bahagia-"
"-yang penting kehadiran adek yang kita butuhkan, kalau pun mau kasih hadiah ya dengan senang hati kami menerima tapi yang pasti yang penting adalah kehadiran kamu." Iel menjawil hidung Ara di akhir kalimat.
"Begitu?" Ara mengerjab.
"Iya, Princess." Iel mengacak rambut adiknya.
"Okay~adek paham. Terimakasih, abang Yel." ucap Ara seraya mengecup pipi kiri Iel.
Ting
Iel menjulurkan tangan menggapai ponselnya yang tergeletak di meja. Membaca pesan singkat dari ayahnya.
"Ayah ajak adek keluar, kalau mau siap-siap sekarang aja." beritahu Iel pada adiknya yang membaca novel di sampingnya.
"Bunda juga?"
Iel menggeleng, "Bunda turun di perumahan depan, di rumah temennya. Arisan lagi kayaknya."
"Adek mau ikut ayah gak? Kalau ikut, abang keluar juga nyamperin bang Bara." tanya Iel.
"Iya sebentar."
"Jangan lama-lama, dek! Abang ke atas dulu mo mandi." kata Iel beranjak dari duduknya.
"Iya!"
INEFFABLE
"Bang Iel keluar tadi?" tanya Direnc menatap putrinya yang merebahkan diri didada sang ayah.
"Iya, mau nyamperin bang Bara katanya." Ayah Direnc menangguk.
"Kita mau kemana, Ayah?" tanya Ara memandang jalanan dari dalam mobil.
"Ayah ada meeting sebentar di restoran, setelah itu kita ke supermarket, bunda titip tadi." Ara lesu.
"Meeting?" tanya Ara lemas, menatap ayahnya dengan puppy eyes.
Direnc mengangguk. "Gak mau meeting." Ara menggeleng cepat.
"Sebentar, sayang~" Direnc mengambil tab yang tergeletak di sampingnya.
"Bunda minta ajak adek, dari pada di rumah sendiri. Bunda masih ambil baju di rumah temennya."
"Baju? Buat apa?" tanya Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction🚫 Bisa dibaca terpisah dari ALARAYNA, Tapi kalau mau paham alurnya ya mendingan baca sih🚫 "Hingga saat ini, belum ada perkembangan dari penelitian kecelakaan itu. Para penyelidik masih berupaya mengonfirmasi pada sopir serta beberapa korban yang s...