INEFFABLE - 06 ada kala datang dan pergi

3.9K 333 23
                                    

Satu hari berlalu. Dan satu hari itu Aarav habiskan untuk mencari titik dimana ayahnya berada. Nafas lega terdengar saat keberadaan orang yang ia cari sudah terlihat, agak terkejut saat titik merah tersebut menunjukkan tempat yang tidak pernah Aarav pikirkan.

Rumah sakit. Mungkin Aarav akan kesana guna mencari kebenaran dengan matanya sendiri. Aarav menutup laptop yang menyala. Ia bangkit sembari mengambil jas yang tersampir di sofa apartement yang sengaja ia beli.

Didampingi assistant pribadi, Aarav melangkah meninggalkan apartement nya. Suara langkah kakinya menggema di lorong yang sepi. Lucas membuka pintu mobil setelah tiba di basement. Lucas memajukan mobil dengan kecepatan sedang, suasana sore memang terlihat agak padat tetapi itu tidak menyurutkan keinginan Aarav.

Setelah beberapa menit mereka habiskan dalam perjalanan. Akhirnya mereka sampai di tempat yang mereka tuju. Aarav berjalan dengan langkah tegasnya memasuki rumah sakit tanpa berhenti di meja resepsionis. Lucas sudah mencari tahu secara rinci dimana ayahnya berada dan itu juga yang membuat Aarav bertambah bingung. Tidak ada nama ayahnya yang tertera pada catatan rumah sakit melainkan hanya ada kekosongan pada data ruangan yang ia yakini merupakan tempat dimana ayahnya berada.

Ernald

Langkah Aarav sontak terhenti ketika netranya menemukan sesosok pria yang ia kenali tengah sibuk berbicara dengan seseorang lewat gawainya. Lucas yang paham, segera bergerak menghampiri Ernald. Aarav memandang diam raut wajah Ernald yang terkejut atas kedatangannya. Ia mendekat ke arah dua orang itu.

"Tuan muda." anggukan Aarav singkat saat Ernald menundukkan kepala padanya.

"Dimana ayah?" tanya Aarav tanpa basa-basi.

Ernald diam membisu. Ia tidak berani menatap tuan mudanya yang menatapnya tajam. "Maaf tuan, saya sudah berjanji tidak akan mengatakan sesuatu sesuai izin dari tuan Direnc."

Aarav berdecih sinis. Tanpa kata Aarav meninggalkan assistant sang ayah, melewatinya menuju sebuah ruangan yang ia yakini akan keberadaan ayahnya. Lucas dengan setia mengikuti langkah sang tuan.

Cklek

Aarav menghentikan langkah kakinya saat merasakan tubuhnya membeku. Genggaman tangannya masih menyentuh engsel pintu. Mata tajamnya menyorot penuh kepada seorang gadis yang ia kenal. Bibirnya kelu untuk sekedar mengeluarkan suara.

"Abang?!" Lucas menahan tubuh Aarav yang sedikit terhuyung ke belakang. Aarav mencoba kembali menyeimbangkan tubuhnya, ia menutup mata erat berharap ini bukanlah mimpi.

"Abang." suara itu lirihan membuat Aarav semakin tak kuasa menahan air matanya.

Dengan perlahan ia mengangkat wajahnya. Senyuman yang sangat ia rindukan menjadi pemandangan pertama saat kelopak mata Aarav kembali terbuka. Aarav menangis, tanpa memperdulikan sekitar. Ia menangis tanpa suara, perasaannya kalut. Rasa sedih, bahagia dan terharu bercampur dalam hatinya.

Tepukan di bahu nya membuat Aarav mendongak. Direnc tersenyum haru menatap putra tertuanya. Pandangan Direnc kepada Aarav menyiratkan beribu kata. "Maafkan ayah." kata Direnc lugas.

"Temui adikmu." Direnc menunjukkan senyum seorang ayah yang penuh kasih sayang pada putra tertuanya. Direnc bangun dan berlalu keluar dengan diam.

Disana, adiknya tengah menatap dengan mata bulat yang basah dengan air mata. Pipi merah yang melambai ingin dicubit dengan gemas. Aarav menghampiri Ara dengan langkah pasti. Ia memeluk erat Adiknya yang sudah terisak di dadanya.

Sungguh Aarav sangat merindukan momen ini. Walau bukan berada dalam satu kandungan yang sama tapi ia tak bisa membohongi dirinya sendiri jika ia sangatlah menyayangi adik perempuannya bahkan jika hidupnya menjadi taruhan untuk keselamamatan Ara, dengan lapang dada Aarav akan memberikan nya tanpa syarat. Begitu besar kesih sayang yang ia berikan pada sang adik.

INEFFABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang