Direnc menyandarkan tubuhnya dikursi tunggu didepan ruangan Ara. Setelah suara memekik telinga tadi, para dokter berlarian masuk diikuti Javas yang juga terlihat cemas. Ernald dan bodyguard yang lain dengan setia menunggu diluar ruangan.
Javas juga begitu khawatirnya dengan keadaan cucunya, apalagi bukan sekali itu terjadi. Ia memejamkan mata setelah menoleh sekilas ke arah Direnc.
Cklek
Direnc dengan cepat bangun dari duduknya. Ia mendekat menuju dokter.
"Bagaimana? Putriku baik-baik saja?" tanya Direnc beruntun.
"Keadaan nona baik-baik saja, Ah tapi sangat baik walaupun masih harus kami pantau." Direnc menatap bingung dokter tersebut.
Dokter tersebut terkekeh kecil. "Nona sudah membuka mata tuan-tuan." menatap Direnc dan Javas bergantian.
"Putriku bangun?" sahut Direnc tak percaya.
"Benar, Tuan." seketika hepaan nafas lega keluar dari mulutnya. Rasa senang membuncah dihatinya.
"Jadi?" tanya Javas.
"Tapi seperti halnya orang lain pada umumnya. Nona sudah lama tertidur dan akan sedikit kesulitan menggerakkan anggota tubuhnya." jelas Dokter tersebut.
"Tuan tenang saja, kita akan menjalankan terapi untuk mengatasinya, dengan semangat dari keluarganya saya yakin nona kan sembuh dan bisa kembali seperti semula." sambung dokter.
"Boleh saya menemui anak saya sekarang?" tanya Direnc.
"Tentu." jawab dokter.
"Nona masih dalam keadaan terbius, saya sengaja memberikan obat bius agar nona bisa beristirahat, mungkin nona akan bangun kembali besok, mengingat saya memberikannya saat malam hari." Direnc mengangguk mengerti.
"Kalau begitu saya permisi." dokter itu melegang pergi setelah berpamitan.
"Masuklah!" suruh Javas pada Direnc. Tanpa menjawab Direnc melangkah memasuki ruangan.
Cklek
Langkah kaki nya membawa tubuh Direnc mendekat menuju ranjang putrinya yang masih terbaring dengan menutup mata. Alat pernapasan masih membungkus hidung serta mulut anak perempuannya. Senyum bahagia tak luntur pada wajah Direnc, betapa bahagia nya saar mendengar putrinya - princessnya sudah bangun dari tidur panjangnya.
"terimakasih sudah bertahan, nak." batin Direnc terharu dan bahagia.
Cup
Kecupan lembut Direnc berikan dikening Ara. Rasa haru menyeruak dihatinya. Ingin segera ia melihat bola mata putrinya yang terbuka kembali. "Masih ngantuk ya?" gumam Direnc sembari mengelus pelipis anak perempuannya.
"Ayah tungguin sampai adek bangun ya." gumaman lirih Direnc mengisi kekosongan ruangan ini.
"Ayah disini, sayang." bisik Direnc dengan genggaman yang mengerat disela jari kecil Ara.
INEFFABLE
"Aarav." raut Lia kali ini tak bisa membohongi betapa kaget nya saat melihat putra pertamanya datang di penthouse nya.
Dengan tampang datar miliknya, Aarav mendekati Bundanya berada. "Bunda." panggil Aarav.
"Kamu pulang, nak." suara sendu milik ibunya membuat hati Aarav tersentil. Ia hanya diam memandang sang ibu.
"Kamu sudah makan malam?" tanya Lia.
"Mau makan malam sama bunda? Ayah kamu pergi katanya ada urusan bisnis-" Lia menggiring Aarav ke meja makan yang sudah tersiap banyak masakan rumahan. Entah ada angin apa tapi Lia sangan bersemangat untuk memasak hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
INEFFABLE
Teen Fiction🚫 Bisa dibaca terpisah dari ALARAYNA, Tapi kalau mau paham alurnya ya mendingan baca sih🚫 "Hingga saat ini, belum ada perkembangan dari penelitian kecelakaan itu. Para penyelidik masih berupaya mengonfirmasi pada sopir serta beberapa korban yang s...