Part# 10

914 117 1
                                    

Happy Reading
.
.
.












__

Karina turun dari motor Samuel dengan gusar, bukan ucapan terimakasih, Karina malah memukul punggung Kakaknya itu lantaran hampir membuatnya pergi ke alam lain.

"Eh denger ya onta gila, gak sekali-kali lagi gue nebeng lo. Mending gue telat daripada mati gara-gara lo". Luapan kekesalan dari sang adik justru membuat Samuel tertawa riang. Dia tidak bermaksud kebut-kebutan hanya saja tadi adiknya mengatakan jika 10 menit lagi gerbang sekolah ditutup.

"Udah cepet masuk, tuh mau ditutup". Ucap Samuel, dia juga harus segera pergi ke kampusnya.

"Oy makasih dulu napa, adek kurang ajar sih itu". Teriak Samuel melihat Karina berlari tidak ingin lagi mengurusi kekesalannya pada sang kakak.


Karina berhasil masuk sebelum detik-detik gerbang ditutup. Jaemin si anggota Osis yang menyalonkan diri jadi Ketua Osis kebetulan berjaga disana bersama dua lainnya.

"Karina? Baru dateng lo, tumben". Basa-basi Jaemin saat Karina sedang mengatur nafasnya disana.

"Gue gak telat kan?". Jaemin menggeleng.

Jaemin menyuruh dua lainnya untuk mengatur anak-anak yang terlambat. Sementara dia berjalan bersama Karina menuju lapangan upacara.

"Lo mau kemana?". Lirik Karina merasa Jaemin mengikutinya.

"Ya jaga barisan lah, udah lo buruan kelapangan mau dimulai upacaranya". Karina mengatur bola matanya malas kemudian berjalan lebih cepat menuju barisan kelasnya.



Jaemin berjaga dibelakang kelas Winter, yang langsung diserbu oleh Winter karena tadi dia melihat Jaemin bersama Karina.

"Dia gak telat kan?".

"Tuan putri anda tidak telat dan aman dari razia kelengkapan. Udah sih Win, jangan Karina terus, gue gak tega liat lo gini". Niat hati ingin bertanya, Winter malah dapat ceramah dari Jaemin.

"Kok bawel sih lo, babu sekolah tuh harus tegas bukan bawel".

"Madep depan, tuh si Yujin jadi pengibar bendera". Winter berdecak dan kembali ketengah dimana barisan awalnya.







Selesai upacara masih ada waktu sekitar 15 menit sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Winter keluar dari barisan kelasnya dan menghamipir Karina.

"Kenapa kok bisa telat?".

"Winter lo itu sahabat rasa pacar sih gue rasa. Bikin orang-orang salah paham". Yeji yang awalnya menggandeng tangan Karina, langsung dilepaskannya saat Winter menghampiri mereka.

"Ji lo tuh ngomong terus dari tadi, tuh bantuin si Giselle sama Chaewon, angkut Sekre yang pingsan". Yeji memutar bola matanya malas. Padahal dia sudah kabur agar tidak kena, tapi Karina cukup membuatnya jengah juga.

"Pacaran aja deh lo berdua. Win, heran gue sama lo, betah banget disusahin nih kodok penyet".

"Sialan lo sipit. Jauh-jauh lo dari gue".

Winter hanya melihat perdebatan antar dua orang itu tidak berminat, dia hanya akan diam sampai keduanya diam juga.

"Awas lo Rin". Karina menatap Winter setelah kepergian Yeji yang diusirnya paksa.

"Udah berantemnya? Kayak bocah ih". Seru Winter yang malah dapat pukulan dilengannya.

"Pasti belum sarapan kan? Ayok aku beliin roti sama susu". Karina tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya, dia selalu merasa beruntung memiliki seorang Winter yang selalu ada dan mengerti dirinya.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang