Part# 29

1.2K 148 17
                                    

Sorry for typo..

Happy Reading

.
.
.










__

Sudah sepanjang pelajaran pertama Karina sesekali menelungkupkan punggungnya diatas meja, tangannya meremat perutnya yang terasa melilit, namun dia terlalu enggan untuk ijin pulang karena memang minggu depan sudah dilakukan Ujian Akhir Semester ganjil.

Yeji yang duduk disampingnya merasa khawatir, dia ikut tidak fokus pada penjelasan didepan oleh sang Guru.

Ringisan Karina membuat Yeji tidak lagi memikirkan jika Karina akan memarahinya, gadis bermata monolid itu berdiri dan berseru membuat sang Guru menghentikan penjelasannya.

"Ada apa Yeji?".

"Bu, Karina sakit, maagnya kabuh deh Bu kayaknya". Bu Yusi yang mengajar, langsung berjalan menghampiri meja keduanya, Bu Yusi dapat melihat Karina yang kesakitan, wajah muridnya itu juga pucat.

"Yej gue g-gak kuat ashh..". Karina menggigit bibir bawahnya, berharap rasa sakitnya berkurang, tapi tidak, itu semakin membuatnya sakit.

Bu Yusi langsung meminta Jeahoon si ketua kelas untuk menggendong Karina ke UKS, sementara Yeji mengikutinya dari belakang.

"Harap tenang, kalian yang ada disini lanjut belajarnya, Ibu tinggal". Sebelum mengikuti Ketiga muridnya, Bu Yusi terlebih dulu meminta pada murid lainnya untuk tenang agar tidak menganggu kelas lain.









Setelah mendapat pemeriksaan dari perawat yang berjaga di UKS, Karina dapat beristirahat setelah meminum obatnya. Jaehoon, Yeji dan Bu Yusi sudah pergi, membiarkan Karina beristirahat, agar tidak terganggu.

Selang setengah jam, pintu UKS terbuka dengan kasar, membuat tidur Karina sedikit terusik. Karina tidak dapat melihat apa yang terjadi karena tersekat oleh tirai tetapi Karina dapat mendengar dengan jelas suara khawatir dari pria yang begitu dirindukannya.

Karina mencoba turun dari ranjangnya, meski perutnya masih sedikit sakit. Dia berjalan perlahan hingga tanganya bisa membuka tirai yang tepat berada disisinya.

Sesuatu dalam diri Karina berontak tidak rela saat melihat Winter yang terlihat sangat khawatir pada Minju yang tengah mimisan, entah karena apa.

"Winter?". Lirih Karina, membuat Winter menoleh sesaat sebelum kembali fokus pada Minju.

Hati Karina teriris melihat Winter acuh, padahal dulu Winter selalu menjadi orang yang begitu memperdulikannya saat dirinya terlihat tidak baik-baik saja.

"Aku juga sakit Win". Desisnya dalam hati lalu kembali naik keranjangnya karena tidak tahan melihat Winter yang lebih memilih gadis lain ketimbang dirinya.

"Win udah aku gak papa, Karina sepertinya juga sakit, kamu lihat dia". Winter terdiam. Meski dia terlihat tidak peduli tapi dalam hatinya dia begitu terkejut dan khawatir pada Karina yang begitu pucat dan suaranya yang parau.

Tapi jika dia berbalik dan melihat Karina, dia takut perasaanya akan semakin sulit untuk dihilangkan, sementara ada Minju yang begitu baik. Winter mungkin sudah mulai bisa menyayangi Minju tapi tidak dengan mencintainya.

Winter tersadar dari lamunannya saat jemari lemah Minju mengusap tangannya. "Temuin saja, aku udah gak papa, darahnya juga udah berhenti ngalir". Dan setelah itu, Winter berbalik dan membuka tirai dibelakangnya. Terlihat Karina yang meringkuk, bahunya bergetar, sepertinya gadis itu tengah menangis.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang