Part# 30

2.7K 181 24
                                    

Sorry for typo..

Happy Reading

.
.
.








__

Winter sedang tiduran dibangku taman setelah menyelesaikan UAS nya hari ini. Kedua telinganya tersumbat headset, sementara wajahnya ditutup dengan buku.

Terpaan angin yang menyapa setiap helai rambutnya membuatnya semakin nyaman, rasa kantuknya hampir membuatnya tertidur sebelum sebuah suara keras mengusiknya.

Winter tidak peduli, dia tetap memejamkan matanya. Tapi tidak bisa saat nama seseorang disebut, dia segera menarik bukunya dan bangun. Sepasang headset yang menyumbat telinganya tanpa lagu dilepasnya kasar.

"Dasar murahan, gue gak bakal kaget lagi kalo lo tiba-tiba hamil". Sinisnya yang mampu Winter dengar. Pria itu mengepalkan tangannya keras, langkahnya semakin lebar hingga dia mampu menjangkau dimana kedua gadis yang tengah berdiri berhadapan.

"Lo itu anak sekolahan tapi mulut lo kayak gak pernah sekolah. Lo pikir diri lo se suci apa bisa ngatain orang? Hahh..". Suara dingin nan tajam Winter mampu membuat kedua gadis itu menoleh terkejut sebelum gadis yang mengatai Karina terdiam sedikit ngeri akan aura Winter.

"Winter". Desis Karina yang sudah berkaca-kaca sejak perkataan gadis didepannya.

"Kok lo ikut campur sih Win, lo itu harusnya benci juga, nih cewek ngabain lo demi tuh cowok iblis". Mita gadis itu, berseru sedikit gentar karena tatapan tajam Winter.

“Gimana gue gak ikut campur anjing, cewek yang lagi lo omongin itu sahabat gue. Lo sesempurna apa sih bisa banget ngomongin kejelekan orang?”.

"Lo tuh bego banget Win, udah di sia-sia in masih aja ngebelain. Cocok deh kalian sahabatan, sama-sama bucin tolol". Dan setelahnya Mita pergi, setelah menatap tak suka pada keduanya.

“Gak usah didengerin omongan orang gak penting”. Suara Winter masih sedikit dingin, akibat emosinya yang masih tersimpan untuk Mita.

Air mata Karina yang sejak tadi ditahannya sekarang tanpa bisa dihentikan keluar, setelah kehadiran Winter. Gadis itu menangis, bukan karena cemoohan Mita, melainkan kehadiran Winter yang begitu dirindukannya namun tidak bisa melakukan apapun untuk mengobatinya.

Tetapi pada akhirnya Karina menyerah dan berhambur memeluk Winter tanpa berkata apapun, Karina memeluk Winter dan menangis diceruk leher Winter. Gadis itu memeluknya teramat erat. Winter tak setega itu untuk melihat gadis yang dicintainya menangis, dia mengusap surai hitam Karina.

“Maafin aku Win, aku beneran nyesel banget. Kenapa aku bodoh banget bisa jatuh cinta sama dia, hikss”.

Winter melirik pada jam ditangannya, waktu pulang sebentar lagi, bahkan beberapa murid yang telah menyelesaikan ujiannya telah keluar kelas, membuat Winter membawa Karina ke mobilnya. Ia hanya tidak ingin orang-orang melihat Karina dalam keadaan seperti saat ini.

Winter membawa Karina mengantarkannya pulang. Sebelumnya dia telah meminta Minju untuk pulang bersama temannya. Bukan Winter coba mengabaikan Minju, dia hanya tidak bisa melihat Karina, gadis yang begitu dalam menempati hatinya, mendapat cercaan dari orang-orang yang tidak tahu apapun.

“Udah sampe Rin”. Lirih Winter menyadari Karina yang tidak juga turun dari mobilnya. Karina menatap pada pekarangan rumahnya kemudian menoleh kearah sang sahabat.

Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang