Part# 19

943 127 15
                                    

Happy Reading

.
.
.













__

Jessica menghela nafasnya dalam, sepasang irisnya menatap sang putra yang hanya diam menunduk setelah menceritakan semuanya. Jessica merasa tidak tahu harus mengatakan apa.

Dia memang tahu betul bagaimana perasaan sang anak pada sahabat kecilnya itu, Jessica selalu berharap Winter dan Karina bisa menjadi sepasang kekasih, melihat bagaimana keduanya dekat, akan tetapi jika saat ini Karina telah memiliki kekasih dan membenci Winter, dia menjadi ikut sedih melihat anaknya yang jauh lebih kurus dari terakhir mereka bertemu.

"Kamu mau ikut Mama aja balik ke Cali? Kamu sekolah disana, biar Mama Papa juga bisa jagain kamu dari dekat". Jessica menurunkan pandangannya, duduknya mendekat pada sang anak dan mengusap bahu anaknya lembut.

"Aku gak tau Ma, rasanya aku lebih nyaman disini tapi aku juga gak bisa ketemu Karina lagi." Winter menoleh, menatap Jessica yang melihatnya sendu. Dia merengkuh tubuh anaknya.

"Biar Mama bicara sama Papa. Kamu jangan sedih terus ya, gantengnya Mama jadi jelek kalo nangis gini".

Bisa Jessica dengar sebuah kekehan dari sang anak. Winter menarik diri, untuk menatap sang Ibu. Satu-satunya wanita yang tidak akan menyakitinya, Winter teramat menyayangi sang Ibu.

"Kamu tidur dimana semalem kok Mama datang gak ada?".

"Di tempat Jeno Ma, aku gak bisa liat Karina lagi, dia udah benci banget sama aku". Winter mengerucutkan bibirnya. Hanya bersama sang Ibu, Winter bisa menunjukan sifat manjanya.

"Kasihan nya anak Mama kurus banget, jelek lagi, ini matanya udah kayak panda item semua. Kamu bobo lagi sana, Mama bikinin kamu sarapan". Winter mendusel pada bawah dagu sang Ibu, semakin mendusel saat elusan lembut merayap rambut pendeknya.

Perasaan nyaman merayapi hatinya, setidaknya Winter masih memiliki tempat hangat untukpulang disaat kondisi hatinya tidak baik.









..


Karina yang baru turun dari lantai atas kamarnya, mendapati kedua orangtuanya sedang bersantai minum teh dan menonton acara masak-masak.

"Sayang tadi Bunda udah buatin muffin susu kesukaan Winter, kamu anterin gih, udah lama anak ganteng Bunda gak sarapan disini". Tiffany melongok menyadari Kehadiran Karina.

Ucapan Tiffany membuatnya terdiam. Bertemu Winter? Haruskah, sudah beberapa hari dia juga tidak melihat Winter, ada perasaan ingin namun juga enggan.

"Milky aja Bun, aku belum mandi". Karina coba menolaknya tanpa memperlihatkan keengganannya.

Dia takut akan meluap jika bertatap langsung dengan wajah Winter.

"Milky udah pergi sama Sully, katanya mau carfree day. Kamu aja sana ada Tante Jess juga". Karina menghentak kakinya sedikit kesal.

"Ayah perhatiin kalian udah jarang bareng, meski kamu udah punya pacar tapi Winternya jangan dilupain, dia pahlawan Ayah". Yoong ikut menyahut meski tatapannya tetap fokus pada acara yang ditontonnya.

"Gak bisalah Yah, yang ada aku dikira selingkuh. Udah sih, ntar juga Winter bakal punya pacar". Yoong yang ingin kembali membuka suara tertahan saat Tiffany memberikannya gelengan kepala.

"Yaudah cepet anterin aja Muffinnya, sekalin kasih salam buat Tante Jess, kamu belum ketemu kan".

"Iya". Karina berujar langkahnya setengah hati membawa sepiring muffin yang sebelumnya sudah diambilnya dimeja makan.






Pacar (Sahabat) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang